HAPPY READING
Tangannya refleks memegang kayu panjang itu agar dirinya tak terjatuh ke sungai berbatu di bawahnya.
Krak!
Terdengar suara kencang. Iranda jatuh terperosok ke bawah. Chloe yang melihatnya segera berlari membantu.
"Kau baik-baik saja?" Gricella mendekat.
Chloe dan Gricella membantunya berdiri. Iranda menatap kayu panjang itu lagi.
"Lihat!" Alaia sudah berdiri di atas bebatuan. Tangannya memegang kayu itu.
Dan perlahan-lahan, warna coklatnya berubah menjadi hitam pekat, kayunya luruh ke bawah, menyisakan sebuah pedang dengan warna perak berkilau, matanya tampak tajam dan mengerikan. Gagangnya yang hitam pekat tampak elegan dan memiliki aura kuat.
"Mungkinkah ...," suara Iranda tercekat sebelum berhasil menyelesaikannya.
"Sepertinya itu pedang darah." Chloe bergumam melanjutkannya, matanya menatap tak berkedip.
Lihatlah, potongan kayu itu berubah menjadi sebuah pedang yang menancap dalam di bawah bebatuan gua. Di tengah batang silangnya terdapat lubang besar yang sepertinya pernah terisi sesuatu.
Iranda segera mengeluarkan empat kepingan batu dari balik saku jubahnya.
Matanya melotot, mulutnya menganga lebar, tangannya gemetar memegang batu-batu berwarna merah delima yang bersinar lembut itu.
"Ki-kita, apakah kita berhasil menemukan Pedang Darah?"
Demi menuntaskan rasa penasarannya, Chloe mendaki bukit batu landai itu, dia berjongkok, membaca sesuatu yang tertulis di batu besar di bawahnya.
"Lunar Eclipse, Four Lights Formation, Blood Sword, Immortal Crystal Stone, Four Pure Souls."
"Apa maksudnya?" Alaia bergumam.
Chloe kembali berdiri, tangannya memegang gagang pedang, berusaha mencabutnya.
Tapi jangan-jangan bergeser, pedang itu sama sekali bergeming, tidak mau pindah dari tempatnya. Mata bilahnya seakan terkubur dalam terhimpit bebatuan ini.
Alaia melakukan hal yang sama, membantu Chloe mencabut pedang itu. Bahkan dengan tenaga dua orang, pedang itu masih tak bergerak sama sekali.
Gricella dan Iranda menghampiri keduanya, kembali berusaha mencabut pedang itu. Menambah tenaga pun tidak berguna, batu itu seakan tersegel sesuatu, tidak mau keluar.
Iranda tiba-tiba memiliki ide. Dengan tangannya masih gemetar, kembali mengeluarkan batu-batu itu dan mencoba memasukkannya ke dalam lubang yang tersedia.
Tapi tetap tak terjadi apa pun. Batu-batu kristal abadi tidak mau bersatu dan tinggal di lubang itu. Berjatuhan ke bawah, Iranda cepat-cepat memungutinya lagi.
Chloe mengusap wajahnya yang tegang, terduduk di bebatuan itu, maniknya berembun, dia ingin menangis sekencang-kencangnya, dia ingin melampiaskan kekesalannya dengan berteriak kencang.
Namun dia hanya bisa menahannya saat melihat adik-adiknya yang tampak lebih kecewa darinya.
Chloe menyeka ujung mata, tangannya menggenggam tangan Alaia dan Gricella dan duduk di sebelahnya, dia mencoba tersenyum lebar.
"Aku pernah membaca buku tentang formasi empat cahaya dan empat jiwa murni yang dimaksud batu itu." Dia menceletuk.
Mungkin perkataannya bisa kembali membangkitkan semangat mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AventureNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...