HAPPY READING
Denting pedang itu membangunkan semua orang. Zian berdiri di depan Chloe dengan wajah serius. Di belakang Chloe, Iranda, Alaia dan Gricella sudah mengangkat pedangnya masing-masing.
Gricella mengibaskan rambut pirangnya, menggenggam busur dengan erat, meraih anak panah dari tas di punggungnya. Iranda memasang wajah serius berdiri di samping Leo dan Alaia.
"Lindungi diri sendiri!" Leo berseru, dia menembakkan bola api ke arah satu orang yang bergerak menyerang lebih awal.
Arah serangan itu menuju Iranda. Chloe bergerak lebih dulu menarik Iranda keluar dari target sasaran. Leo memekik terkejut, tidak tahu bahwa orang itu mengincar Iranda.
Dua orang di belakangnya melancarkan serangan lanjutan, menyasar Alaia dan Gricella, keduanya melompat terpencar, Zian menarik tangan mereka dari kekacauan.
Bum!
Sebuah bola api meledak, menyambar sebuah pohon, rumput-rumput terbakar menghitam, Chloe menjerit, dia melompat ke kanan menarik tangan Iranda.
Zian menembakkan panah es ke salah satu lawan. Panah runcing itu menembus tubuhnya, dia tumbang, darah hitam menetes, salju berguguran-itu bukan berasal dari langit, melainkan berasal dari serangan yang ditembakkan Zian.
"Argh!" Gricella menggeram, dia jatuh berdebam di atas rumput, bergegas berdiri, kembali memungut pedangnya.
Dua orang itu mengangkat tangan ke udara, siluet hitam ditembakkan ke langit, cahaya matahari lenyap, menyisakan selimut kegelapan yang menakutkan, hawa dingin mencekam, Alaia menelan ludah, dia mencari keberadaan Leo yang terpisah darinya sejak beberapa menit lalu.
Leo mengangkat tangan, cahaya terang muncul, mengalahkan asap-asap hitam yang menghilangkan pandangan. Alaia mengerjapkan mata, dia berlari ke arah Leo yang melambaikan tangan bercahaya ke arahnya.
Chloe masih memegang erat tangan Iranda. Zian sibuk bertarung dengan salah satu orang berjubah hitam itu, Gricella bergabung, bahu-membahu menyerang satu yang tersisa.
Leo dan Alaia berpegangan tangan, berlari ke arah Zian untuk membantunya.
Chloe tersungkur di padang rumput, Gricella tak mempunyai waktu untuk membantunya. Chloe segera berdiri, Iranda menarik tangannya mendekati Gricella dan membantunya mempertahankan serangan.
Chloe menebaskan pedangnya. Iranda melindungi Chloe dari belakang saat gadis itu menyerang di depan. Mereka kompak, saling melindungi, saling mempercayai satu sama lain.
"Lihat!" Gricella berseru, dia menatap ke atas. Asap-asap hitam itu turun menghujam seperti hujan deras. Leo menyilangkan tangan di atas kepala, membuat tameng besar, melindungi adik-adiknya dari teror energi hitam.
Beriringan dengan hujan energi hitam itu, muncul luma orang berjubah hitam lainnya. Mereka mengirim sinyal berupa hujan energi hitam itu untuk meminta bantuan rekannya.
Kaki-kaki Leo terbenam lima centi di dalam tanah, dia meringis, mempertahankan tamengnya agar tidak hancur, kakinya terus melesak dalam, Zian menyentuh pundak Leo, mengirim energi tambahan padanya, membantu menguatkan tameng mereka.
Mereka semua terkepung di dalam. Gricella bangkit berdiri, dia merapat bersama yang lain, mendongan menatap hujan asap hitam di balik kilauan emas tameng besar yang dibuat Leo.
"Bagaimana ini?" Chloe mengatupkan rahang, dia menatap cemas ke arah tameng besar yang melindungi mereka. Seandainya tameng itu hancur, mereka semua akan dirasuki energi hitam.
"Menyerahlah, Wahai Tuan Putri sekalian!" Suara dingin menggema di udara.
Alaia menelan ludah, menggenggam tangan Leo lebih erat, kini tidak ada energi hangat yang mengalir lagi. Leo menghabiskan banyak tenaga untuk membuat tameng besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AventuraNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...