Selamat membaca~~~
***
Udara dingin menusuk-nusuk kulit, Alaia menengadahkan tangannya di luar, gadis itu berdiri sendirian di lorong utama kerajaan.
"Firasatku tidak enak." gumamnya dengan helaan napas pelan.
Butiran salju turun jatuh ke telapak tangannya, salju kelima setelah lima tahun terlewati, gadis kecil berumur sepuluh tahun dulu telah tumbuh menjadi gadis yang cantik sekarang. Manik hazel nya nampak bersinar, kulit putih pucatnya memerah, rambut merah miliknya ia ikat menjadi satu.
"Akh, sial, perasaan ku tidak enak." decaknya kesal, ia berbalik dan berlari di lorong yang nampak sepi, hingga sebuah suara gebrakan yang sangat kuat menyapu indera pendengarannya.
Brak!
Alaia berhenti berlari, ia menempelkan telunjuknya di bibir, mengisyaratkan untuk kedua pengawal yang berjaga di depan sebuah pintu aula rapat untuk tetap diam.
"Siapa yang ada di dalam?" tanya gadis itu pelan nyaris berbisik.
"Itu..."
Keningnya mengerut ketika melihat raut ragu di wajah kedua pengawal itu. "Apa?" tanya nya lagi.
"Tuan Put-..."
Ceklek!
"Ikut Kakak Alaia,"
Belum sempat Alaia menjawab, tangannya di tarik terlebih dahulu oleh Leo, gadis itu sempat melihat sekilas, sang Raja, Ayahnya terduduk lemas di hadapan orang-orang berpakaian dengan sulam emas.
"KEJAR MEREKA, ITU PASTI SALAH SATU PUTRI EVERLAND!"
Alaia tetap mengikuti langkah kaki Leo, bisa ia lihat raut marah dengan tangan kiri yang terkepal kuat.
"Kakak, Ayah..." lirihnya di tengah larian keduanya.
"Simpan semua pertanyaan yang ada di otak mu Alaia, kita harus mencapai kamar kalian dan memberitahu yang lain." ucap Leo, laki-laki itu menoleh kebelakang lalu melemparkan serangan api miliknya.
"Ayo,"
Brak!
Pintu berdaun raksasa itu terbuka lebar, menampakan lima orang di dalamnya yang siap hendak pergi keluar. Keempatnya sudah siap dengan buntalan kain yang berisi pakaian masing-masing.
"Ada ap-..."
"Ikuti Kakak, kita tidak punya banyak waktu lagi," ujar Leo memotong ucapan Chloe.
Raut wajah Iranda dan Gricella nampak pias keduanya ingin bertanya ada apa namun tertelan kembali ketika melihat raut yang lebih dingin dari biasanya di mata sang Putra Mahkota.
Tangan kiri Leo menarik tangan Iranda, sementara Zian menggandeng tangan Gricella.
"Aku bisa sendiri," cetus Chloe cepat.
"Ayo ikuti Kakak,"
Mereka berlari, menelusuri lorong-lorong istana yang panjang.
"Dapat!"
Kaki mereka terhenti ketika tiga orang berpakaian mewah itu muncul di belokan yang hendak mereka lewati. Leo dengan cepat menyerang mereka dengan elemen apinya.
"Ini mudah Pangeran, jika saja kalian semua tidak berbohong mengenai empat putri dari kerajaan Everland ini." kata salah sati dari mereka sembari menghindari serangan Leo.
Leo tak menjawab, di bantu Zian mereka saling menyerang.
Sedangkan keempat putri itu saling lirik, satu pertanyaan di benak mereka, dimana para pengawal yang biasa berkeliaran di setiap lorong istana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AdventureNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...