HAPPY READING
Mendengar perkataan Iranda, mereka saling pandang, berpikir bagaimana mereka mengobati luka-luka mereka yang teramat parah.
Tidak mungkin, kan mereka tinggal di Gua sampai luka-luka mereka sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan sedikitpun. Itu mustahil, terlebih mereka tidak memiliki tenaga atau kekuatan untuk saling membantu mengobati satu sama lain.
Alaia terdiam cukup lama, sebelum akhirnya ia teringat seruling bambu yang diberikan oleh Raja Bangsa Elf padanya saat mereka ingin pergi dari sana untuk melanjutkan perjalanan.
Gadis itu tersenyum senang menemukan ide brilian, lalu tangannya merogoh jubah yang dikenakan olehnya dan mengambil seruling pemberian Izekiel yang tersimpan di dalamnya.
Chloe, Iranda dan Gricella kompak mengernyit kan dahinya masing-masing.
"Kau ingin meminta bantuan Izekiel?" tanya Chloe dengan nada tersirat tidak suka.
Sedangkan Iranda semakin terdiam, dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia senang bisa bertemu Izekiel kembali.
Tapi, di sisi lain ia benci melihat interaksi kedekatan Izekiel bersama Alaia saat di kerajaan Eldoria. Ia sangat yakin jika Izekiel berhasil datang ke dalam Gua yang saat ini mereka tempati, dirinya akan kembali merasakan perasaan sialan melihat Izekiel memperhatikan Alaia dengan sepenuh hati.
"Iranda, apa kau baik-baik saja?" kata Gricella menyadari perubahan gadis itu yang murung saat Chloe menyebut nama Izekiel.
"Aku baik-baik saja, Ella!" balas Iranda cuek. Gadis itu meluruskan punggung yang tampak ngilu, beruntung darah sudah berhenti tetapi rasanya sangat menyakitkan.
Gricella terpaksa mengangguk. Ia melirik Chloe yang sudah menatap Iranda dengan tatapan penuh peringatan. Sedangkan Iranda hanya menanggapinya dengan tak acuh.
"Aku akan meniup seruling ini untuk meminta bantuan kepada Izekiel. Kita tidak mungkin pasrah dengan luka-luka ini tanpa pengobatan, setidaknya nanti kedatangan Izekiel bisa membantu pengobatan pada luka-luka kita," ujar Alaia menjelaskan maksudnya.
Chloe mengangguk. Ia tidak bisa menolak, karena mereka sangat membutuhkan bantuan dari orang lain.
Izekiel adalah orang yang tepat untuk dimintakan bantuan, mereka sudah mempercayai Izekiel bahwa pria itu bukanlah orang jahat yang akan mencelakakan mereka. Chloe hanya berharap Iranda tidak kembali lepas kendali saat kedatangan Izekiel nanti.
Alaia mulai meniupkan seruling yang tampak indah di tangannya ini. Suara seruling itu terdengar merdu memenuhi Gua yang mereka tempati ini, dalam hati Gricella tidak yakin Izekiel akan mendengarnya. Tapi, bukankah ini dunia ajaib? Segala hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.
Cukup lama Alaia meniup seruling itu, sampai dirasa cukup gadis bermata hazel itu berhenti. Helaan napas keluar dari bibir Alaia, ia berharap Izekiel menepati janjinya yang akan datang jika dirinya meminta bantuan lewat seruling ini.
"Kau yakin Izekiel akan datang untuk membantu kita?" tanya Chloe yang dibalas anggukan yakin dari Alaia.
Alaia sangat yakin Izekiel akan datang. Keyakinan Alaia terbayar saat sosok pria tampan bertelinga runcing itu tiba-tiba muncul dari sisi barat Gua, Alaia tersenyum senang melihat kehadiran Izekiel.
Izekiel melihat keempat gadis belia yang tampak tak berdaya, segera melangkahkan kaki lebarnya untuk mendekati mereka.
Pertama kali yang ia hampiri Alaia, membuat Iranda kembali merasakan api kecemburuan. Chloe yang tidak ingin ribut, memilih untuk mendekat pada Iranda dan menggenggam tangan gadis itu memberikan kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Princess (End)
AdventureNggak vote komen, masuk neraka jalur vvip kalian🙏 Baca 10 bab pertama dulu deh, seterusnya di jamin seru💋 ... CERITA INI TENTANG TRANSMIGRASI ... Evelyn, Alaia, Iranda dan Gricella adalah gadis yatim piatu yang sudah bersama di panti asuhan sejak...