Enjoy your reading
***
"Naa? Ngapain?"
Nara mendongak dan langsung menemukan Abi yang sedang menunduk menatapnya. Dirinya masih berada di dalam kelas sambil bermain ponsel. Al dan dua temannya entah berada di mana yang jelas di dalam kelas hanya tinggal dirinya dan Abi.
Pemuda itu memposisikan diri duduk di meja depan Nara dengan kursi yang di putar kebelakang. Memperhatikan gadis yang kini kembali menunduk sambil bermain ponsel.
"Gak pulang?" Tanya Abi.
"Belum, nunggu taxi," jawab Nara sekilas. Abi tersenyum sambil melihat ke arah Nara. Gadis itu banyak berubah seperti rambutnya yang kini panjang, warna kulit yang lebih putih, badan yang tinggi, juga Ijal yang kini berganti Abi, orang asing bagi Aranya dulu.
"Lo keliatan bad mood, beli eskrim yok kalo engga es taro pake boba," ajak Abi yang mampu mengalihkan Nara dari ponselnya. Gadis itu menatap Abi lamat, tak lama alisnya tertaut seolah mempertanyakan sesuatu.
"Lo suka kan?" Tanya Abi lagi.
"Bentar, lo tau gue suka eskrim?"
Abi terdiam sebentar sebelum tersenyum menanggapi. "Kayanya semua orang suka deh, naa." Pemuda itu mencoba menetralkan degup jantungnya yang mendadak lebih cepat.
Nara mengganggukan kepalanya, wajar, itu masih wajar tapi, "kalo es taro? Lo tau kalo gue suka es taro? Pake boba lagi?"
"Ahahahaha... Santai naa, gue kemaren liat Rey beli es taro, dan gue feeling aja kalo itu buat lo," nada bicara Abi masih santai. Walaupun jantungnya berdetak lebih kencang, tapi dirinya masih berusaha bersikap normal.
Nara diam sebentar kemudian mengangguk. Alasan Abi cukup masuk akal menurutnya. Gadis itu tersenyum dan kemudian berdiri dari duduknya. Abi yang melihat itu ikut beranjak dan berdiri di depan Nara.
"Pulang bareng gue aja."
"Yaudah ayok." Nara berjalan keluar kelas terlebih dahulu diikuti Abi di belakangnya. Pemuda itu mengukir senyum lebar ketika dapat memandang Aranya kembali, walaupun dalam diam.
Abi tetap merasa Nara adalah gadis kecilnya dulu. Rambut panjangnya berayun terkena angin sore membuat senyumannya semakin mengembang. Sepertinya Abi harus mengusahakan Aranya kembali.
Nara berjalan terlebih dahulu. Gadis itu menunggu di dekat gerbang sekolahnya melihat sekeliling yang sudah sepi hanya ada beberapa motor milik pengurus OSIS sekolahnya.
Abi menghampiri Nara yang kini malah diam menatapnya. "Naa?"
"Ini gak papa?"
"Gak papa, udah ayok naik." Nara menurut. Abi membawa motornya dengan kecepatan sedang. Angin sore kali ini terasa lebih kencang dari biasanya, dirinya takut Nara kedinginan atau malah sampai sakit karena terlalu terkena angin.
"Naa? Langsung pulang ya?"
"Haa?!"
"Langsung pulang naa, langsung pulang." Abi sedikit berteriak ketika suaranya teredam oleh angin yang semakin kencang. Banyaknya kendaraan di jalan juga membuat suaranya kian hilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
OUR LOVE STORY
Fiksi RemajaTetangga menikah? Seorang pemuda yang di beri wasiat oleh kakeknya untuk menikahi gadis sebelah rumahnya. Nara Grizelle, gadis manis yang mau tak mau menerima perjodohan ini dan Alfan Damian yang juga tak bisa menolak wasiat kakeknya. ~~~~~~~~~~~~~ ...