3

167 20 0
                                    


"Gue seneng banget akhirnya lo balik lagi Aya! Mana sekelas lagi." Gaviella memekik senang. Dari koridor bahkan sampai ke tempat duduk mereka di kelas, gadis itu tak henti henti nya mengoceh.

Raya hanya tersenyum, Gaviella memang gadis pembawa keceriaan. Seolah energi nya tidak pernah habis.

"Berisik, suara lo bikin telinga gue panas." Seorang pemuda yang duduk tepat di bangku belakang nya berucap tanpa mengalihkan pandangan dari gadget yang di posisikan horizontal.

Gaviella menoleh ke belakang kemudian mencebik. "Suka suka gue! Lo pikir, ini kelas punya lo? Lagian sial banget gue sekelas lagi sama lo." Balas Gaviella sinis.

"Lo juga ngapain duduk di belakang gue?"

Pemuda ber-name tag Nakula, menatap Gaviella sesaat. "Suka suka gue. Lo pikir kelas ini punya lo?" Ucap nya meniru cara bicara Gaviella tadi.

Gaviella menggeram. "Nakula monyet!"

"Jadi ini Nakula?" Ucap Raya tiba-tiba.

Pemuda itu menatap Raya dengan keryitan. "Kok lo tau?"

"Tau soalnya Ella----" ucapan Raya terpotong karena Gaviella tiba tiba membekap nya.

"Apa? Lo sering ngomongin gue?" Nakula memicing pada Gaviella.

"Idih! Gak usah kepedean!"

Nakula mendengus kemudian menyeringai. "Gak percaya."

"Terserah lo kalo gak percaya! Ngapain juga gue ngomongin lo? Kaya orang penting aja ewh!" Sarkas Gaviella. Raya hanya terkekeh, padahal mah setiap curhat, sahabatnya itu pasti nggak ketinggalan bahas Nakula.

Karena ini semester baru bagi mereka. SMA Andromeda biasanya memiliki sistem acak murid kelas, jadi kelas mereka yang sekarang ini merupakan murid murid dari kelas acak yang berbeda dari waktu kelas 10.

Dari pintu masuk seorang pemuda berbadan tegap, yang tadi menolong Raya di gerbang, memasuki kelas tersebut.

"Wihh gilaa! Sekelas sama ketos!" Ucap Gaviella antusias.

Raya memperhatikan pemuda itu. "Ouh jadi dia Ketua Osis?"

Gaviella mengangguk. "Iya Ray, baru di angkat sebelum libur semester kemarin. Namanya Galaksi, dia ini siswa paling populer di sekolah ini. Image nya bagus, prestasi nya juga oke, sering nyumbang piala, terus kesayangan guru guru, point tambahan nya dia ganteng dan baik banget." Jelas Gaviella. Raya mengangguk sembari ber-oh ria menatap Galaksi yang sedang berbicara dengan ramah pada teman nya yang duduk di sisi lain.

"Kenapa? Lo naksir, Ray? Ciee nanti gue kenalin deh." Gaviella menatap Raya dengan tatapan menggoda.

Raya membulatkan matanya. "Apasih? Jangan ngaco El! Baru juga liat tadi." Raya berdecak sembari menyenggol Gaviella.

"Gue sebagai sahabat lo dari kecil setuju banget sih kalo lo sama Galaksi, soalnya kalian sama sama positif vibes banget."

Raya menghela napas. "El... jangan mulai deh."

Baru selesai di bicarakan, pemuda itu terlihat mendekat ke arah Gaviella dan Raya.

Ternyata, Galaksi memilih bangku duduk di meja paling depan, pojok dekat jendela yang langsung menyorot ke arah lapangan bola, tepat di depan meja Raya dan juga Gaviella.

Tak lama setelah itu, seseorang kembali memasuki kelas, kembali menarik atensi murid lain yang sudah berada di dalam kelas. Ia berjalan dengan kaki sedikit terseok seok.

Gaviella berbisik pada Raya, "Aduh mampus Ay..." Reaksi nya sangat berbanding terbalik dengan saat Galaksi masuk tadi.

Angkasa, mengedarkan pandang, mencari bangku kosong. Sampai seseorang memanggil nya.

ANGKASA Untuk RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang