~●●●●●●●~
Ini kali pertama dalam hidup Raya, menaiki tranportasi umum. Angkasa mengajak Raya menaiki angkot. Mereka duduk bersebelahan.
"Jangan bilang lo baru pertamakali naik angkot?" Ujar Angkasa berbisik pada Raya.
Raya lumayan shock culture. Ia tidak pernah merasakan sensasi duduk di kendaraan berdesakan dengan orang-orang.
Raya mendekat ke Angkasa, gadis itu mengangguk. "Emang baru pertamakali." Ucapnya berbisik juga.
Angkasa menatap Raya terkejut. Tapi dalam sekejap ia mengingat bagaimana kehidupan Raya, dirinya memaklumi hal itu.
"Hati-hati sama dompet dan hp lo, suka ada copet." Bisik Angkasa memperingati membuat Raya seketika langsung berjaga-jaga.
Sampai ditujuan yang Angkasa maksud, pemuda itu menghentikan angkotnya kemudian menarik Raya turun. Raya mengeluarkan dompet dari saku untuk mengambil black card, tetapi Angkasa menahan gadis itu.
"Gue aja yang bayar, naik angkot bayarnya harus pake cash." Angkasa memberikan uang cash pada supir angkot.
Raya hanya beroh ria, pasalnya dia tidak tahu mengenai hal itu.
Angkasa membawa Raya ke sebuah bazar kuliner. Disisi kanan dan kiri begitu banyak bermacam lapak penjual makanan dan minuman, suasana nya terasa asing bagi Raya, ia tidak pernah merasakan bagaimana hunting kuliner di tempat umum yang ramai di pinggir jalan.
"Kenapa kesini?" Tanya Raya pada Angkasa.
"Laper, belum makan." Angkasa terus berjalan melihat kanan dan kiri. Disini lumayan banyak orang bahkan saat berjalan harus melangkah pelan karena ramai. Sampai Angkasa menyadari jika Raya tidak ada disampingnya.
Angkasa berbalik berputar arah mencari keberadaan gadis itu di antara kerumunan orang.
Pemuda itu menghela napas saat melihat orang yang dia cari-cari sedang berdiri menatap dengan kilat berbinar sebuah lapak penjual makanan.
Angkasa segera menghampiri Raya.
"Ngapain?" Tanya Angkasa pada Raya, gadis itu diam berdiri menatap ke arah penjual yang sedang bekerja membuat makanan jualannya untuk pelanggan lain.
"Itu apa Sa?" Tunjuk Raya dengan wajah lugu.
"Rambut nenek? Itu gulali pake tepung."
"Wow...." Lihatlah wajah lugu itu seakan menemukan setumpuk harta berlian.
"Mau?" Angkasa menawarkan pada Raya. Gadis itu langsung mengangguk antusias.
Angkasa memberikan Raya jajanan gulali tepung varian rasa itu dengan cuma-cuma. Anggap saja ini sebagai balasan karena Raya sudah memiliki niat untuk menghibur Angkasa.
Setelah berhasil mendapatkan rambut nenek, mereka lanjut berjalan, saat ini Angkasa memastikan jika Raya tidak akan hilang lagi dari pandangannya.
Angkasa berjalan sembari menggenggam tangan gadis itu. Awalnya Raya terkejut dengan kontak fisik yang Angkasa berikan. Tetapi rasa terkejutnya itu dikalahkan oleh rasa ketertarikan Raya terhadap setiap stand yang menjual makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA Untuk RAYA
Teen FictionSi bungsu dari keluarga kaya raya, di jaga seperti berlian yang berkilau, sangat berharga. Hidup Raya sangat sempurna. Tanpa celah. Di anugerahi paras ayu bak sang dewi, penuh bakat, pintar, berprestasi, dan hidup di tengah keluarga cemara yang begi...