Malam itu tanpa ingin menciptakan masalah lebih lanjut, Jevano terpaksa menarik pulang sang adik, meski hati ingin sekali menonjok minimal sekali wajah Angkasa.Setelah sampai rumah, karena waktu sudah terlalu larut, mereka mendiamkan Raya, termasuk Ayahnya dan Jevano, kecuali bunda yang masih menaruh perhatian pada si bungsu, langsung menyuruh Raya membersihkan diri kemudian istirahat.
Malam nya mungkin Raya bisa tidur. Tetapi pagi ini, seperti bencana untuk dirinya.
Ayah dan juga Jevano sama sama memasang ekspresi dingin, tak ada ramah ramahnya sama sekali, padahal setiap pagi ayahnya selalu menyambut Raya dengan senyuman atau sapaan hangat, kali ini Raya benar benar terdiam mati kutu ketika melihat ekspresi sang ayah.
"Raya cepat selesaikan makan nya, ayah mau bicara." Ucap Frans dengan tegas.
"Iya yah." Raya segera menyelesaikan sarapannya. Perasaan gadis itu sudah sangat tidak enak apalagi sang ayah sudah memanggil dia dengan nama, bukan dengan panggilan adek.
Setelah Raya selesai, baru sang kepala keluarga bersuara dengan nada intimidasi serta raut serius.
"Ceritain, kenapa kamu bisa ke kunci di ruangan itu?" Tanya ayahnya.
Raya menceritakan kejadian itu dari saat ia di bekap di toilet kemudian tiba-tiba berada di gudang alat musik yang lama.
"Mereka udah keterlaluan kalo gitu. Niat mereka udah sampe gak pake perhitungan." Ucap Jevano geram, bisa bisanya si bungsu yang ia jaga seperti berlian bahkan lebih berharga dari itu di perlakukan sedemikian rupa.
Seorang melukai Raya dengan sengaja hanya satu goresan saja, Jevano sanggup menghajar habis habisan.
"Mereka harus di kasih pelajaran." Jevano memicing tajam.
Raya menghela napas. "Jangan dulu, aku gak papa, kalian liat kan aku masih baik-baik aja."
"Iya baik-baik aja karena kita berhasil nemuin kamu dek." Sanggah Jevano.
"Ayah... Please jangan dulu bertindak ya, kasih Raya kesempatan buat nyelesain ini sendiri." Raya menatap ayahnya memohon.
"Dek, mereka itu udah gak pake perhitungan. Lo mau ngelakuin apa buat selesaiin?" Jevano merasa jengah dengan sikap keras kepala adiknya.
Raya menggeleng. "Please kasih mereka kesempatan."
"Bayangin aja kalo sampe kakek tau tentang kejadian ini dek. Orang orang itu gak ada harapan lagi, bahkan akan di usut sampe ekonomi keluarga mereka redup, bisa-bisa mereka semua terancam di blacklist dari sekolah manapun." Ucap Jevano.
"Jangan sampe kakek tau... Please."
Frans menghela napas. "Oke, ayah kasih kesempatan, tapi kalo mereka sekali lagi jahatin kamu, ayah gak segan buat drop out mereka." Ucap Frans dengan wajah dingin.
"Drop out?"
"Iya, perbuatan mereka bukan cuma perundungan biasa, tetapi sudah merembet ke kasus kriminal, merundung, membawa benda yang melanggar norma dan ketentuan murid, melakukan kekerasan sampai beberapa korban lumpuh, bahkan membawa minuman terlarang ke sekolah."
Raya terkejut, ternyata seburuk itu yang ia tak tahu dari Violeta. Lantas apa Ashel termasuk ke dalamnya??
"Setelah ayah selidiki bukan cuma kamu korban mereka tapi masih ada beberapa murid, pihak sekolah terutama kepala sekolah melakukan cara kotor menerima suapan uang dari orang tua pelaku sebagai alat untuk tutup mulut serta agar pihak sekolah memberikan perlakuan khusus. Selain memberantas murid yang memiliki potensi mencoreng nama baik yayasan, ayah juga harus membersihkan tangan tangan kotor dari yayasan itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/371370660-288-k947154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA Untuk RAYA
Teen FictionSi bungsu dari keluarga kaya raya, di jaga seperti berlian yang berkilau, sangat berharga. Hidup Raya sangat sempurna. Tanpa celah. Di anugerahi paras ayu bak sang dewi, penuh bakat, pintar, berprestasi, dan hidup di tengah keluarga cemara yang begi...