24

205 24 4
                                    


Sudah lama entah kapan terakhir kali Raya menempati jok tumpangan di motor berwarna merah milik Daniel.

Pemuda itu adalah kakak kelasnya yang seangkatan dengan Jevano. Daniel dan Jevano dulu dekat, maka dari itu Raya bisa mengenal pemuda ini, hampir setiap saat ia bertemu dengan Daniel, membuat mereka menjadi dekat dan entah keberanian dari mana, Daniel justru menyimpan perasaan lebih pada Raya.

Namun sayang, perasaan Daniel tidak berbalas karena Raya hanya menganggap Daniel sebatas kakak, sama seperti Yudha sepupunya.

Karena penolakan penolakan itu, Daniel semakin gencar, ia pantang menyerah, bahkan ia sudi melawan Jevano, ia tak takut pada keluarga Raya yang sudah mencoba membuat pembatas untuknya, semakin dilarang semakin terpicu obsesi di dalam diri Daniel.

Sampai suatu ketika, Daniel mencoba menculik paksa Raya dalam satu malam, pemuda itu menghalalkan segala cara untuk memiliki Raya seutuhnya bagaimanapun caranya.

Karena kejadian itu, Raya sangat di batasi oleh keluarganya, dan gadis itu harus terpaksa pindah ke luar negeri bersama neneknya disana.

Raya sudah sangat takut jika ia akan dibawa ke tempat lain yang bukan rumahnya.

Tetapi malam ini, Daniel memulangkan nya sampai rumah dengan keadaan baik-baik saja tanpa lecet sedikitpun.

Daniel menghantarkan Raya sampai depan gerbang rumah. Saat Raya turun, pemuda itu ikut turun melepas helm nya.

"Makasih kak..." Ucap Raya namun menatap ke arah lain.

Daniel tersenyum mengulurkan tangan hendak menyentuh wajah Raya tetapi urung saat suara gerbang terbuka, seseorang keluar dari balik gerbang.

"Dari mana?" Lagi lagi Jevano.

Kini tatapan nya lebih tajam dari sebelumnya saat Angkasa menghantarkan Raya.

Jevano menatap tajam ke arah Daniel, tangan nya sudah terkepal, rahang Jevano terkatup kuat, menunjukan seberapa kuat ia menahan gejolak emosi.

"Bang, Aku masuk dulu ya..." Ucap Raya menunduk. Ia tak menjawab pertanyaan Jevano.

Jevano menahan tangan Raya, pemuda itu mengecek kondisi Raya kalau kalau adiknya terluka.

"Masuk dek." Ujar Jevano.

Setelah si bungsu masuk ke dalam rumah, saat itu juga tanpa banyak bicara, Jevano melayangkan pukulan nya pada Daniel.

"Bangsat!!! Berani lo muncul di depan adek gue lagi?!!"

BUGHHH

Jevano mencekram kerah Daniel kemudian memukul rahang pemuda itu berkali-kali.

BUGGHH
BUGGHHH
BUGGHHH

Setelah beberapa pukulan tanpa celah hingga Daniel terduduk meluruh di aspal jalan, Jevano menghentikan pukulannya dengan napas terengah engah.

"Pergi lo." Ucap Jevano dingin.

Daniel bangkit dengan kondisi wajah yang babak belur.

"Jangan pernah lo muncul lagi di depan Raya!! Lo gak puas di penjara, anjing?!!"

Daniel menyeringai sembari ia mendekat ke arah motornya.

"Liat aja apa yang bakal gue lakuin Jev... Kalo sampe lo larang larang lagi, gue bakal ngelakuin lebih dari yang dulu." Daniel menyeringai tanpa rasa takut sama sekali.

Jevano kembali mencekram kerah Daniel. "Gue nggak akan tinggal diam! Gue peringatin lo sekali lagi, sampe lo macem-macem ke adek gue... Lo mati Daniel!"

ANGKASA Untuk RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang