22

137 19 11
                                    


Sore itu pada pukul empat, Raya menghampiri Ashel di tempat perjanjian mereka. Sebuah cafe di dekat perpustakaan umum, tempat Raya Ashel dan juga Gaviella sering menghabiskan waktu hangout dulu.

"Maaf ya Shel, nunggu lama?" Raya mengambil duduk di hadapan Ashel.

Ashel menggeleng. "Nggak kok, gue juga baru nyampe."

"Oh ya, tadi gue ngasih surat izin lo sama Ella ke wali kelas kalian."

Raya sedikit tertegun padahal ia tidak meminta Ashel untuk membuatkan surat izin. Raya hanya bilang jika gadis itu tidak bisa kembali ke sekolah hari ini. Tetapi seperti apa yang biasanya di harapkan dari Ashel, gadis itu terlampau peka dengan situasi.

"Padahal aku gak kepikiran buat minta bikinin surat izin."

"Gue paham, kalo sampe om Frans tau lo bolos, lo akan kena masalah."

Raya mengangguk. "Makasih ya Chel."

"Ray gue sengaja ngajak lo kesini karena gue mau minta maaf." Ashel menatap Raya dengan tatapan menyesal.

Raya terdiam menunggu penjelasan Ashel yang berikutnya.

"Gue nggak ada pilihan lain selain ikutin perintah Vio."

"Kamu dipaksa sama dia?"

Ashel menunduk dengan segenap rasa menyesal.

"Gue pengecut Ray, Ashel yang sekarang bukan Ashel yang dulu."

Raya meraih tangan Ashel yang berada di atas meja. "Shel, kalo kamu ada masalah cerita, kenapa gak pernah ngabarin aku sama Ella lagi?"

"Gue malu ngehubungin kalian." Ucap Ashel pelan.

Raya mengernyit, sebenarnya apa masalah sahabatnya itu.

"Kenapa Shel?"

"Karena-"

Belum sempat melanjutkan jawabannya, dering ponsel Ashel menyita perhatian, gadis itu menjeda pembicaraan nya dengan Raya.

"Iya gimana?" Ucap Ashel pada orang yang menelpon nya.

"..... "

"Tante Linda ngapain?"

"...."

"Terus gimana kondisi Mama?"

"...."

"Oke, Ashel kesana ya dok." Setelah mengatakan itu Ashel langsung mematikan panggilan, raut wajah nya berubah menjadi cemas.

"Ay, sorry banget, gue harus pergi sekarang."

"Kemana?"

"Ke rumah sakit... Jiwa." Jawab Ashel sedikit ragu tetapi ia terlihat terburu-buru.

Raya tidak bertanya lebih lanjut alasan Ashel menyebut tempat itu. Namun Raya ingin tahu apa yang terjadi pada sahabatnya.

"Aku ikut ya Shel?" Pinta Raya.

Ashel berpikir ragu, tetapi pada akhirnya ia mengangguk.

Dua gadis itu pergi menggunakan mobil Ashel, menuju tempat yang sempat di sebutkan tadi.

Sesampainya disana, Raya hanya diam tidak berkata apa-apa, gadis itu hanya mengikuti langkah Ashel yang nampak tergesa-gesa.

Ashel berjalan cepat di lorong rumah sakit menuju ke sebuah ruangan. Di depan ruangan itu terdapat beberapa orang perawat.

"Gimana kondisi Mama?" Tanya Ashel langsung pada perawat disana.

"Dokter Adrian sedang mencoba membujuk ibu Salma di dalam, kondisi nya sempat kacau sejak ibu tiri kamu datang Shel. Semua perawat yang masuk di lempari barang. Kami kewalahan."

ANGKASA Untuk RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang