Setelah menenangkan diri di markas sehabis bertarung melawan Geng Cerberus. Angkasa tetap bertanggung jawab pada tujuannya menghantarkan Raya pulang, sebelum hari semakin gelap.
"Makasih Sa." Ucap Raya pada Angkasa.
Angkasa mengangguk dengan senyumannya, tangan nya terulur mengusap puncak kepala Raya sekilas.
"Nanti sampe rumah, kalo mau tidur olesin lagi obat nya."
"Iya, makasih udah perhatian."
Raya menghela napas. Ia sebetulnya masih sangat khawatir membiarkan Angkasa pulang.
"Dari mana baru pulang?" Niat Angkasa untuk langsung pulang tertahan oleh kedatangan Jevano.
Jevano keluar gerbang, ia segaja menunggu si bungsu, rupanya Jevano mendapat bocoran dari beberapa temannya.
"Masuk ke rumah, abang mau ngomong sama dia." Ucap Jevano dingin.
Raya mengernyit. "Mau ngapain?"
"Nggak, aku nggak mau masuk kalo abang gak masuk." Raya enggan meninggalkan Angkasa bersama Jevano, bisa bisa abangnya itu seenaknya, bisa bisa Angkasa dapet bonyok baru.
Jevano menatap si bungsu dengan kernyitan. "Masuk gak."
"Gapapa Ray, masuk aja..." Ucap Angkasa di iringi senyuman agar Raya tak begitu khawatir.
Raya mendengus. "Yaudah, awas kalo macem macem." Tunjuk Raya pada Jevano.
"Sana buruan."
Setelah Raya menghilang di balik gerbang rumah yang besar. Jevano melangkah mendekat ke arah Angkasa.
"Kapan ada waktu?" Tanya Jevano dengan raut datar.
"Buat apa?"
"Karate atau Boxing?"
"Bebas."
"MMA, besok gue tunggu di Arena, jam 6 sore." Ucap Jevano to the point setelah itu berlalu pergi memasuki rumah.
Angkasa terdiam. Sepertinya minggu ini akan menjadi minggu yang berat bagi Angkasa.
Tak mau berlama-lama karena tidak ada yang harus Angkasa lakukan lagi disana, pemuda itu segera menancap gas pergi dari sana.
Sementara itu, di dalam rumah, Raya yang sedang duduk di sofa ruang tengah memicing pada Jevano.
"Nggak macem-macem kan bang?"
Jevano berdecak. "Apasih curigaan banget?"
"Ya lagian ngapain mau ngomong berduaan? Mana aku gak boleh denger."
"Urusan abang sama dia." Jevano duduk di sofa lain.
"Urusan dia ya urusan aku."
"Dih, apaan? Alay banget, ter-doktrin nih pikiran kamu, emang gak beres. "
"Yang gak beres tuh abang, ngapain sih pake segala sensi banget?"
"Harus."
"Emang nya aku ada gitu sensi sama kak Kanaya? Perasaan enggak ya."
"Kanaya jelas orang baik-baik."
"Angkasa juga orang baik."
"Gak yakin, anak geng motor, suka tawuran, ngajakin anak orang bolos lagi, itu namanya dia bawa pengaruh buruk."
Raya menghela napas. "Gak semua anak geng motor itu buruk, dan yang ngajak Angkasa bolos itu aku, bukan dia yang ngajak."
"Kamu tuh gak tau gimana kejamnya dunia luar."
![](https://img.wattpad.com/cover/371370660-288-k947154.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA Untuk RAYA
Novela JuvenilSi bungsu dari keluarga kaya raya, di jaga seperti berlian yang berkilau, sangat berharga. Hidup Raya sangat sempurna. Tanpa celah. Di anugerahi paras ayu bak sang dewi, penuh bakat, pintar, berprestasi, dan hidup di tengah keluarga cemara yang begi...