Beberapa hari telah berlalu. Hari ini adalah hari pertama Chelena melakukan olahraga bersama teman-teman barunya. Ia sangat antusias sejak pagi tadi, tak sabar menanti momen ini.
“Wow, coba liat aku. Aku cantik?” Tanyanya pada Ke tiga teman barunya ketika baru keluar dari salah satu bilik toilet sambil memutar-mutar tubuhnya. Chelena terlihat sangat lucu dengan tingkah kekanak-kanakannya hingga membuat yang lain ikut gemas dibuatnya.
“Iya deh si paling cantik. Lu itu pake apa aja juga cantik, Len.” Jawab Zoe sambil meledek gemas karena tingkah Chelena.
Dara dan Zara hanya membalasnya dengan senyuman saja. Ia memang mengakui ke cantikan paripurna dari Chelena. Chelena memang sangat menawan bahkan bagi para wanita. Chelena terus saja memandangi dirinya sendiri di cermin toilet sekolah.
“Udah yuk kita langsung ke lapangan.” Ajak Dara dan langsung dituruti oleh ketiganya.
Sesampainya di lapangan mereka pun menempati barisan untuk melakukan pemanasan. Setetah selesai melakukan pemanasan mereka akhirnya memulai pelajaran sebenarnya. Seperti biasanya, Kali ini pelajaran yang akan mereka pelajari sudah masuk ke bab tentang Bola besar. Rasanya bagi semua pelajar pasti merasa bosan kan dengan pelajaran olahraga yang sebenarnya itu itu saja? tapi anehnya hampir semua pelajar pasti mendapat nilai buruk di pelajaran olahraga, aneh memang.
“Ayo semuanya! Sudah bisa servis dan smash ‘kan tadi? Langsung bikin jadi 2 kelompok ya anak-anak. Masing-masing kelompok isinya 6 orang ya! Dan untuk yang tidak mendapat kelompok bisa istirahat dulu di pinggir lapangan.” ujar sang guru menginterupsi. “Emm.. Chelena.”
“Saya pak” jawab Chelena.
“Kamu gak usah ikut main, ya. Orangtua kamu sudah telepon saya, katanya kamu gak boleh olahraga yang berat. Gak papa kan Chelena?”
“Ahh... Iya gak papa kok pak” jawab Chelena sedikit kecewa.
'Lagi lagi begini.' Gumam Chelena di dalam hatinya.
“Pak, saya juga gak usah ikut ya” ucap Dara tiba-tiba.
“Loh kenapa Dara?” tanya sang guru terkejut, khawatir terjadi sesuatu pada Dara.
“Saya mau temenin Chelena pak” ucapnya dengan di akhiri dengan cengiran di akhir kalimatnya
“Oh ya sudah, yang lain ikutan ya, gantian.”
“Lah saya juga mau temenin Chelena pak.” Ucap Zoe dan Zara secara bersamaan setelah mereka saling adu pandang.
“Enggak, Dara aja yang temenin Chelena. Kalian berdua jangan coba-coba cari alasan untuk bolos di pelajaran saya, ya!” Tegas sang guru olahraga itu—Pak Indra namanya.
Zoe dan Zara merasa di khianati dengan lesu mereka berkata, “Yaahhh... Bapak”
Pak Indra melipat kedua tangannya di dada, “Apa males males kaya gitu? Mau skot jump kalian?” Ucap pak Indra dengan tegas.
“Eh enggak pak, kita cuman bercanda kok, iya gak Zoe?” Zara langsung beradu pandang kembali ke arah Zoe. Ia langsung memberi isyarat ke Zoe dengan melirikan matanya singkat ke arah pak Indra.
“Ah,.. i-iya iya” ucap Zoe terbatas bantah setelah menyadari kode yang di berikan oleh Zara.
Chelena dan Dara yang melihat kejadian itu hanya tertawa singkat. Beberapa saat setelahnya, Dara mengajak Chelena ke pinggir lapangan untuk duduk-duduk santai di bangku beton yang tersedia disana.
“Kenapa? Kok kusut gitu mukanya?” Tanya Dara yang sedari tadi memperhatikan tingkah Chelena yang terkesan aneh.
“Eh.. enggak kok, hehe....”Chelena hanya membalasnya dengan menunjukan deretan gigi indahnya. Dara hanya berdecak sebal, bisa-bisanya teman barunya ini menutup-nutupi sesuatu dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET STORY
General FictionArcher kehilangan adik kembarnya yang bernama Ariesha sepuluh tahun yang lalu. Karena sebuah insiden dimasa lalu ia harus membiarkan sang adik di adopsi oleh keluarga kaya raya asal inggris dengan syarat dia tidak boleh bertemu dengan sang adik untu...