“Gimana, udah di bersihin?” Tanya Dokter Diva setelah masuk keruang UKS.
Archer tersentak mendengar ucapan dokter Diva yang tiba-tiba berada dibelakangnya, “Sudah saya bersihkan, kalau gitu saya permisi” jawabnya dan langsung pergi dari ruangan UKS begitu saja.
“Ehh...,” Dokter Indri bingung dengan tingkah Archer. “Anak zaman sekarang, ada ada aja. Bukannya di lanjutin malah pergi. Apa dia malu karena ada saya, ya?” Ucapnya pada dirinya sendiri diiringi dengan tawa renyah di akhir kalimatnya.
Beberapa menit berlalu akhirnya Chelena terbangun dari pingsannya. Ia bangun sambil mengigau memanggil Momynya. “Momy.... Momy...”
“neng geulis sudah bangun,” ucap dokter Diva sambil tersenyum.
“Ahh...” Chelena yang terkejut langsung bangun dari tempat tidurnya. Chelena pikir ia tengah berada di rumah saat ini namun, ketika ia melihat ke sekelilingnya Chelena sadar kalau itu ruang UKS. Sebelum Chelena benar-benar bangun, dokter Diva langsung menahannya.
“Jangan bangun dulu sayang... Masih pusing kan?”
“I-iya” jawab Chelena gugup.
“Santai aja, saya dokter di sini.” Ucap dr. Diva dengan lembut.
“Ah.. iya, dok terima kasih.” ucap Chelena ramah.
“Eh? Jangan bilang terima kasih ke saya, seharusnya kamu bilang terimakasih ke temen kamu yang udah bawa kamu ke sini plus udah ngobatin kamu, saya mah baru datang ke sini, jadi mana tahu.” Ucap Diva dengan logat Sundanya sambil tersenyum.
“Hah? Siapa dok?” tanya Chelena bingung. Belum juga dokter Diva menjawab pertanyaan dari Chelena, tiba-tiba saja terdengar seseorang yang berteriak menyerukan nama Chelena dengan begitu lantangnya hingga membuat sang empu yang dipanggil namanya terkejut.
“Chelena!” Teriak Zoe yang langsung masuk bersama dengan Dara dan Zara.
Dokter Indri membungkukkan tubuhnya kemudian ia pergi keluar. “Kalau gitu saya permisi ya, dan tolong jangan berisik” ucapnya sambil menaruh jari telunjuknya di bibirnya—isyarat agar tidak berisik.
“Hehehe” Zoe hanya menunjukan barisan gigi depannya yang rapi.
“Lu gak papa kan” tanya Dara sambil memeriksa kondisi Chelena.
“Iya gak papa kok”
“Hah.... Keren banget lu.. sumpah.” Puji Zara tiba-tiba dengan hebohnya.
“keren?” beo Chelena dengan wajah polosnya.
“Iya, lu tuh tadi di bawa kesini sama Archer. Lu tau kan dia tuh orangnya kaya gimana?” Lanjut Zoe.
“Iya, dingin banget kaya kulkas 8 pintu.” Sambung Zara.
“Masa?” Chelena tak percaya dengan apa yang di bicarakan oleh temennya.
“Iya, serius!” ucap mereka kompak.
“Oh iya, tadi gw udah nyuruh Andrei buat minta maaf ke lu. Lu gak marah kan? Masih sakit ya? Gw juga minta maaf ya, coba aja kalau gw gak ngajakin Lu buat nonton mereka pasti lu gak akan kaya gini.” ucap Dara pada akhirnya, ia benar-benar merasa tidak enak, karena mau bagaimanapun juga ia turut andil dalam kecelakaan yang menimpa Chelena.
“Eh... Gak usah... Kenapa harus kaya gitu, ‘kan cuman kecelakaan yang tidak di sengaja.” Ucap Chelena panik sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“Kecelakaan gimana, sisi? Misalkan kalau dia mau main seharusnya main yang bener dong, masa nyelakain orang sih. Gw juga jadi gak enak 'kan sama lu.” Lanjut Dara dengan nada kesal sambil membalikan badannya ke arah yang berlawanan dari Chelena sambil melipat tangannya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET STORY
General FictionArcher kehilangan adik kembarnya yang bernama Ariesha sepuluh tahun yang lalu. Karena sebuah insiden dimasa lalu ia harus membiarkan sang adik di adopsi oleh keluarga kaya raya asal inggris dengan syarat dia tidak boleh bertemu dengan sang adik untu...