Chapter 16

7 1 0
                                    

"Memangnya apa yang kau bayangkan? apa kau mengharapkan bantuan lebih?" ucap wanita bertopi bundar itu.
"Aku tidak mengharapkan bantuan lebih, tapi aku hanya ingin memastikan apa kalian akan benar-benar membantuku dalam perang ini?" ucap Mr. Kannedy.
"Iya, pasti." ucap wanita itu.

"Maaf Nyonya Zeilyn, barusan ada seseorang yang melemparkan sebuah kertas berisi batu ke arah sini.. dan sepertinya ini harus baca oleh anda." Set! ucap pelayan itu sembari memberikan kertas itu..
ternyata wanita bertopi bundar itu bernama Zeilyn, dan dia adalah orang yang di sebut-sebut sebagai Ratu dari para Mata-mata.

Srek! DEGG!! setelah Zeilyn membukanya dia terkejut, ketika melihat isinya, dan ternyata, kertas itu adalah kertas untuk mengajukan perang terhadap para Mata-mata..

"Ini.. benar.." ucap Zeilyn..
"Kenapa Ratu?" ucap Hwang Jyun.

"Isinya.. mereka benar-benar...." ucap Zeilyn yang mulai terengah-engah seperti orang ketakutan.
"Jangan-jangan.." ucap Berliana yang mulai berkeringat.

Set! Mr. Kannedy kembali duduk.
"Aku akan mengatakan.. Aliansi antar Mata-mata.. ku mulai." ucap Mr. Kannedy bersamaan dengan para Pemimpin Mata-mata yang menggebrak meja.

"Ayo." ucap Ratu Zeilyn, dan di ikuti oleh yang lain..
"Jadi, kita akan segera berperang?" tanya Rei..
"Iya.. dan kalian benar-benar tak boleh bercanda mulai sekarang." ucap Mr. Kannedy.
"Aku senang kau sadar setelah kami mau pergi diam-diam." ucap Zulfi ke Rei.
"Iya."

lalu semua pemimpin Mata-mata itu menaruh kartu Joker di meja makan itu, dan sang pelayan Cafe yang melihatnya mengerti maksudnya, dan langsung menutup Cafe..

"Ikuti saya." ucap sang pelayan Cafe itu.
Tap! semua Mata-mata di tunjukkan jalan ke sebuah kulkas.
Drak!! lalu sang Pelayan Cafe itu menarik salah satu botol Whisky dan membuat kulkas itu terangkat oleh sesuatu.
Graaaakk!! Drem!! lalu terlihat jalan menuju sebuah lorong bawah tanah, dengan obor yang tiba-tiba menyala setelah terdengar suara sesuatu yang terbuka di ujung lorong.

"Silahkan." ucap Sang Pelayan Cafe.
Tap! lalu mereka memasuki tempat itu.

di Cafe Meri Edrusse.
mereka semua sedang duduk membicarakan sesuatu di Meja Mewah yang di pakai Lim sebelumnya.
"Begitu toh." ucap Shiki setelah mendengar penjelasan Rosienna.
"Iya begitu." ucap Rosienna.
"Omong-omong, Farhan." Set! ucap Hakuri sembari berdiri.

"Apa kau mau bersiap-siap?" ucap Hakuri dengan nada serius dan tatapan tajam.
"Apa maksudmu? aku selalu siap loh! aku selalu membawa baju Pemandu Sorak, baju Maid, dan ba-" Set! "Sutt!! berisik." ucap Hakuri yang memotong omongan Farhan sembari menaruh jari telunjuknya ke bibir Farhan.

"PEDAAASS!!!" teriak Farhan, dengan mulut berapi-api.
"oh tadi aku abis makan cabe di kebun belakang, ternyata masih nempel ya?" ucap Hakuri yang mengendus jari telunjuknya.
"MINUM WOY!!" ucap Shiki yang langsung mengambil air putih dari dapur.
Gulp! Farhan meminum nya dalam satu tegukan.
("GILAK!")  ucap Shiki dalam hati sembari terperangah.
"Jadi.. apa maksud mu bersiap-siap?" ucap Farhan dengan terengah-engah.

Hakuri menarik nafas..
"Kita akan bersiap-siap untuk memulai hari baru sebagai.. MAAIIIDD!!!" ucap Hakuri dengan semangat.
"Cuma itu toh." ucap Farhan.
Srek! "Hu.. Hu.. Hu.. iya dong." ucap Hakuri sembari menutupi wajah bagian bawahnya dengan kipas lipat bermotif bunga sakura.

"Dia dapet dari mana?" ucap Farhan sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Lu nyariin apa sih Han?" tanya Lim.
"Pasti kalian akan terkejut jika tau, kami akan bergabung dengan kalian mulai saat ini." ucap Hakuri.
"Woaah hebat." ucap Shiki.
"selamat." ucap Farhan dan Lim dengan nada lemas dan wajah datar.
Grt! "Kalian kenapa si?" ucap Hakuri sembari mengepalkan tangan, karena sedikit geram.

BONK!! kepala Farhan dan Lim di buat benjol.
"Aduh.." ucap mereka dengan bintang yang mulai keluar dari kepala mereka.

D is Dead (Maid day for a secret mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang