Chapter 1 Part 3

28 4 0
                                    

Kembali lagi kepada Rosiena yang sedang berada di Lobby luas ini merada terkagum dengan suasana yang ramai beserta banggung tinggi dan besar di tengah Lobby itu.

"aduh... Shiki sama Farhan gapapa kan? jangan khawatir , Na. mereka sudah terlatih. fokus, Na!"  Ucap batin nya.

"Hello? apakah kamu Rosiena yang di undang oleh Mr. Dorshon kemari?" tanya seorang wanita di antara sisi panggung itu.
"Uhh... iya. saya Rosiena." jawabnya.

"Ahh!! kebetulan sekali. nama ku Catherine. aku juga sama sepertimu." ucap nya sembari menggenggam tangan Rosiena.
"Sama? apa nya yang sama?" tanya Rosiena dengan bingung.
"Loh... kan kita juga sama. jadi pelayan Mr. Dorshon."Jawabnya.
"Oh.. iya iya."

"Sial... jadi aku harus sama perempuan ini? tapi jalan kita berbeda." Ucap batin nya.
Beberapa saat setelah menikmati keadaan dan mulai terbiasa, Rosiena pergi untuk memesan minuman di bar itu. Rosiena sangat menikmati minuman yang ua pesan sembari memandangi isi galeri di handphone nya. mood nya berubah ketika Mr. Dorshon menyentuh pinggang Rosiena.

"Anj**ng--..."
"Hmm? ada apa?" Tanya Mr. Dorshon yang masih menyentuh pinggang nya.

"uhh... Mr. Dorshon, bisakah kau melepaskan tangan mu dari pinggang ku?" Rosiena menatap tajam kenapa Mr. Dorshon.

saat Mr. Dorshon berusaha mendekatkan wajah nya kepada Rosiena, terdengar suara kepanikan orang-orang yang sedang berkumpul di satu titik. ya.. di lorong itu. Oh tidak! apakah Farhan dan Shiii tertangkap?!
semua orang panik kecuali, Rosiena.

"Apa-apa an ini?! cari orang itu!" teriak Mr. Dorshon yang memerintah para bodyguardnya, namun tidak ada yang menjawab. fakta nya, semua panjaga dan bodyguard telah di habisi oleh Farhan dan Shiki.

"Oh~ Mr. Dorshon... maksudku, Mr. Anton Dorshon. Pemilik bar terbesar di kota. dengan 122 pelayan wanita dan perempuan. pelecehan seksual pada lelaki dan perempuan hingga 16 korban yang kau bunuh karna mereka tidak ingin di paksa oleh mu? sungguh kau jelmaan iblis." ucap Rosiena mengarahkan pistol ke kepala Mr. Dorshon.

"B-bagaimana... kau tau?!" ucap Mr. Dorshom dengan gemetar.
"iya, sayang. aku tau semua tentang mu ddngan mudah. kau tidak perlu tau siapa aku." Rosiena berjalan mendekat menuju nya.

"sudah ku duga itu adalah kau. anak keluarga Winters!"
"opss... kau tidak berhak memanggil keluarga ku disini." Rosiena tertawa kecil melihat ekspresi Mr. Dorshon.
tanpa larangan, Mr. Dorshon memberikan pukulan pada Rosiena. namun Rosiena menangkisnya dengan cepat.

"Ya ampun. pria gendut sepertimu, tidak berhak memukuli wanita sepertiku, Anton. kau akan tau akibatnya sekarang." Rosiena dengan cepat membanting pria gendut itu ke lantai. membuatnya duduk di antar Sofa dan mencekik leher dengan kedua kakinya. ia mengambil pisau kecil di highhells nya dan memberikan luka dalam di pipi Mr. Dorshon.

"Jangan bergerak, dasar babi hutan! kau membuat kaki ku sakit!" ucap Rosiena mengarahkan pisau ke lehernya. Rosiena mencoba menghubungkan teleponnya pada Farhan dan Shiki.

"Nana, aku sudah mengunci seluruh pintu bar." Ucap Kuzalynn dalam Airphone itu.
"kerja bagus, Lim"

"Weh Shiki, Farhan! kalian dimana? aku di lobby nih. semua kerabat kerja dan Mr. Dorshon udah aku tangkap." terdengar Rosiena berteriak di airphone itu.
"Aih!! buruan! kaki aku pegel nih gara-gara nyekek Mr. Dorshon" Rosiena kembali berbicara dengan suara terengah-engah.

"Ehh! iya, iya. kita on the way ke sana." Shiki berlari menuju Lobby beserta Farhan.

tak lama setelah kaki nya mulai lelah, Farhan dan Shiki menuju kearah Rosiena berada.
"Nana! kamu gapapa?" ucap Farhan melihat Rosiena yang melepaskan cekikan kepada Mr. Dorshon.

"Ya menurut lu?! engga liat aku terengah-engah gini? tega bet lu engga peka ama gue!"
"aku udah nelepon polisi sama Ambulance kesini. tunggu aja sampe mereka datang." Shiki membantu Rosiena untuk mengikat Mr. Dorshon agar tidak kabur begitupun dengan yang lain.

"Berani nya kalian mengacaukan bisnisku!" Mr. Dorshon berteriak ke arah Rosiena.
"Uh... kamu punya dendam ama dia?" Farhan mengerutkan alis nya dan menujuk ke arah Rosiena.
"Jangan di bahas." Rosiena hanya memberikan ekspresi datar.

Hari sudah semakin malam, kini polisi dan ambulan mengelilingi seluruh bar.
"kerja bagus, semua." ucap Mr. Kannedy pada seluruh muridnya.

"Terima kasih, Mr. Kannedy." ucap Farhan, Shiki dan Rosiena.
"Aku tau ini sedikit berat untuk mu, Rosiena." Mr. Kannedy memberikan senyum hangat pada Rosiena.

"Setidaknya aku bisa membalas seluruh dendam keluargaku."

                             $•🔪•$

D is Dead (Maid day for a secret mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang