Chapter 29

12 1 0
                                    

di ruangan Shiki dan Marie.
"Shiki.." ucap Marie.
"Iya?"
"Apa kau tau siapa itu Zeilyn? dan apa hubungannya dengan Kannedy?" ucap Marie.
"Aku kurang tau, aku belum pernah melihatnya, sepertinya Zulfi mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui." ucap Shiki sembari mencoba apel..

"Begitu ya.." ucap Marie sembari memegangi dadanya..
("Apakah Kannedy menyukainya?") ucap Batin Marie.
"Apakah dia sedang bermesraan dengannya?" tanya Marie dengan nada kecil.
"Hmm? apa?" ucap Shiki yang tak mendengarnya.
"Gak, bukan apa-apa." ucap Marie dengan ekspresi yang tak terlihat.
("Harusnya kau sadar akan perasaan ku, Kannedy.") ucap Batin Marie..

lalu mereka berdua kedatangan perawat..
"Permisi.." ucapnya.
"Iya? ada apa Perawat?" tanya Shiki..
"Kalian sudah boleh pulang kok! luka dalam nona Shiki sudah di obati, dan juga keadaan kalian berdua sudah mulai membaik setelah pengecekan kemarin." ucap sang Perawat.
"Waah!!" Shiki bahagia.
("Kenapa.. takdir selalu tidak pernah adil.") ucap Batin Marie yang sedang membayangkan dirinya melihat kolam dengan air yang jernih, namun setelah dia menyentuhnya, airnya mulai menjadi hitam..

Nit! "Ah iya Rei! kami sudah boleh pulang malam ini, jadi bisakah siapkan kami kendaraan untuk pulang?" ucap Shiki yang sedang menelfon Rei.
{"Baiklah, nanti akan ku siapkan."} ucap Rei dalam Telfon.
"Terimakasih!" Cnit! lalu Shiki mematikan Telfon..
SRET!! Marie berjalan menuju barang-barangnya, dan mulai merapihkannya..
"Santai saja Marie, nanti kita akan di jemput oleh Rei dengan mobil." ucap Shiki..
"Aku.. akan pulang duluan." ucap Marie.
"Eh? kenapa?"
"Aku hanya ingin sendiri untuk sebentar." ucap Marie sembari menoleh dan tersenyum ke arah Shiki.
"Tunggu dulu, kau kenapa?" tanya Shiki sembari berusaha berjalan ke Marie..
"Aku ingin sendiri dulu." jawab Marie..
"Marie.."

SRET!! Marie dengan cepat mengganti baju, dan langsung berjalan keluar dari ruangan, dan berpapasan dengan Hakuri..
"Kau mau kemana?" tanya Hakuri.
"Ingin berjalan-jalan sebentar!" ucap Marie sembari tersenyum.. namun Hakuri menyadari, bahwa mata Marie berkaca-kaca..
"Marie.. dia.. kenapa?" tanya Hakuri sembari melihat Marie yang berjalan semakin menjauh..

di tempat Mr. Kannedy.
Nit! detektor jantung berbunyi, dan Mr. Kannedy sedang memegang tangan Zeilyn yang sedang kritis..
"Aku.. minta maaf, aku tak bisa menjadi kandidat untuk menyalonkan diri sebagai Raja Mata-mata.." ucap Mr. Kannedy.

lalu keadaan di luar mulai gerimis..
"Aku harap.. keadaan tidak menjadi semakin buruk." ucap Mr. Kannedy sembari melihat ke jendela..

lalu tengah malam.. di dekat kota Structural..
("Sudahlah..") ucap batin Marie sembari berjalan...
GROOOOO!! petir mulai menyambar, dan hujan mulai turun..
CSSSSSSS!!! hujan deras mulai turun.

NIITTT!! dan di tempat Mr. Kanendy, Zeilyn.. sudah menghembuskan nafas terakhirnya..
"Terimakasih Ratu Zeilyn." ucap Kannedy, dan bersama dengan yang lain, mereka pergi ke pusat pemerintahan daerah..

BREEMM!! dan tanpa mereka sadari, Mr. Kannedy yang sedang menaiki mobil, berpapasan dengan Marie yang sedang berjalan tanpa arah..

"Harusnya malam ini juga, kita harus mengevakuasi warga." ucap Hwang Jyun yang semobil dengan Mr. Kannedy.
"Harusnya.."

CRAAASSS!! mobil mereka melewati hujan dan juga Marie..

lalu setelah mereka sampai di sana.. Mr. Kannedy mengecek Handphonenya, dan dia ternyata di kabari oleh Shiki, bahwa Marie kabur dari rumah sakit..

DEG!! Mr. Kannedy panik, soalnya pesan itu terkirim 3 jam yang lalu..
("Aku harap Marie berada di tempat yang aman..") ucap Batin Mr. Kannedy.
"Ayo Kannedy, kita harus melakukannya agar tak banyak memakan korban jiwa." ucap Hwang Jyun.
"Baiklah." TAP!! mereka berjalan menuju gedung..

D is Dead (Maid day for a secret mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang