Chapter 18

12 1 0
                                    

sore hari, di Cafe Meri Edrusse..
"Akhirnya beres!" ucap Farhan yang melepas Kalung Pengubah Suara.
"Iyah.."  ucap Lim.

"Terimakasih atas kerja samanya.." ucap Hakuri.
"Lu aslinya orang Jepang ya?" tanya Farhan dengan wajah bingung.

"Apalah." ucap Hakuri dengan wajah datar.
"Jahat banget! kit heart!" ucap Farhan sembari memegang dadanya.

"Oh iya, Mr. Kannedy kemana ya?" ucap Catherine.
"Gatau." ucap yang lain bersamaan.

"Hmm apa mu-" Tning! tiba-tiba omongan Catherine di potong dengan suara lonceng di pintu masuk.
Deg! semua orang kaget, dan langsung menoleh ke pintu, begitu juga dengan Catherine.

"Semuanya bersiap lah." ucap Mr. Kannedy dengan nada tegas, dan ekspresi wajah yang tertutup bayangannya.
"Ada apa Mr. Kannedy?" tanya Lim.
"Apa.. kalian semua bersedia.. untuk ikut perang?" ucap Mr. Kannedy dengan sedikit ragu, dan dengan suasana yang tiba-tiba sunyi.

"Kapan?" ucap Farhan dengan nada datar, dan ekspresi yang terhalang oleh bayangan rambutnya.
"5 Hari lagi.. kita akan berperang secara besar-besaran." ucap Mr. Kannedy.

"Aku tidak memaksa kalian untuk ikut, tapi aku hanya ingin kalian menjadi lebih ku-" Sret! Rosienna memeluk Mr. Kannedy.
"Aku tau kau sedang merasa depresi kan?" ucapnya dengan nada lembut, dan membuat Mr. Kannedy sedikit terkejut, namun dia tetap tidak menunjukkan ekspresi lainnya.

Grep! Mr. Kannedy mengeratkan pelukan Rosienna.
"Terimakasih karna sudah mengerti posisiku." ucap Mr. Kannedy, dan di sambut dengan pelukan Lim, Farhan, dan Shiki.

"Kau gak ikutan." tanya Zulfi ke Rei
"Gw bukan keluarga di sini." ucap Rei sembari melihat mereka semua yang sangat dekat.
"Gw cuma pelayan, dan gw gak berhak." ucap Rei.

"padahal mereka juga pelayan loh." ucap Zulfi.
Set! lalu tiba-tiba Shiki melepas pelukannya dan berjalan ke arah Rei.
"Ayo!" ucapnya yang merentangkan kedua tangannya.
"ngapain." ucap Rei dengan wajah dan nada datar.
"Kamu butuh kan?" ucap Shiki.
"apa dah."

Sret! lalu Shiki memeluk Rei, dan yang lain yang melihatnya malah bingung.
("Jadi dia kan yang kau pilih? Shiki..") ucap Farhan yang masih memeluk Mr. Kannedy..

"Waw, tumben banget!" ucap Hakuri mengganggu.
"Berisik ah." ucap Shiki.
("Gapapa, lagian dia juga begini ke semua orang.") ucap Rei dalam hati sembari mengelus kepala Shiki..

"udah dong, kelamaan." ucap Rei yang mendorong Shiki.
"mau lagi?"
"enggak."

"Semoga perasaan mu membaik ya!" ucap Shiki yang tiba-tiba tersenyum.
BRUK! semua orang terkapar kecuali Rei, Zulfi, Hakuri, dan Shiki sendiri..
"Kalian kenapa?" ucap Rei yang agak kaget.
"Gak tau." ucap Shiki.

("Sampai bisa membuat Shiki tersenyum?") ucap mereka semua dalam hati, dan membuat mereka makin tidak bisa bangkit.

"Xixixii." tawa Shiki.
lalu hari itu di tutup dengan senyuman yang di tunjukkan Rei.
("Aku harus bisa, melindungi apa yang sekarang ku miliki.") ucap Rei dalam hati.

("Dan bukan mengenang segala hal yang sudah mati.")

D is Dead (Maid day for a secret mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang