Bab 1 Pertemuan di seminar

3K 70 10
                                    

Pada hari Sabtu pagi yang cerah, Salma berjalan memasuki aula besar sebuah hotel berbintang. Ia merasa sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya ia menghadiri seminar bisnis skala besar seperti ini. Seminar ini dihadiri oleh banyak pengusaha sukses, termasuk Paul, seorang CEO muda yang karirnya sedang naik daun.

Salma mencari tempat duduk yang agak ke belakang, berharap bisa mendengarkan dan belajar dengan tenang. Di depannya, pembicara mulai berbicara tentang tren bisnis terbaru dan inovasi teknologi. Salma mencatat dengan saksama, tak ingin melewatkan satu pun informasi berharga.

Saat sesi tanya jawab, Salma memberanikan diri mengangkat tangan dan bertanya tentang strategi pemasaran digital yang efektif. Suaranya tenang dan penuh percaya diri, membuat Paul, yang duduk di barisan depan, menoleh ke arahnya. Ia terpesona oleh cara Salma berbicara dan ketertarikannya pada dunia bisnis.

Setelah seminar berakhir, Paul merasa perlu untuk mengenal lebih dekat sosok yang baru saja menarik perhatiannya. Ia mendekati Salma yang sedang membereskan catatannya.

Paul: (tersenyum) "Hai, aku Paul. Aku tadi dengar pertanyaanmu tentang strategi pemasaran digital. Sangat bagus, kamu punya pemahaman yang dalam tentang topik itu."

Salma: (tersenyum ramah) "Oh, hai. Terima kasih. Aku Salma, seorang mahasiswa. Aku hanya berusaha belajar sebanyak mungkin tentang bisnis."

Paul: "Kamu terlihat sangat bersemangat belajar. Apa kamu tertarik untuk berkarir di dunia bisnis setelah lulus nanti?"

Salma: "Iya, aku sangat tertarik. Aku ingin punya perusahaan sendiri suatu hari nanti. Apa kamu seorang pengusaha?"

Paul: (tertawa kecil) "Bisa dibilang begitu. Aku CEO di sebuah perusahaan teknologi. Namanya mungkin belum terkenal, tapi kami sedang berkembang."

Salma: "Wow, itu keren sekali. Aku senang bisa bertemu langsung dengan seorang CEO muda. Pasti banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari pengalamanmu."

Paul: "Aku juga senang bisa berbicara dengan mahasiswa berbakat seperti kamu. Kalau kamu punya waktu, mungkin kita bisa ngobrol lebih lanjut sambil ngopi? Aku yakin kita bisa saling berbagi banyak hal."

Salma: (tersenyum malu) "Tentu, kenapa tidak? Aku juga ingin tahu lebih banyak tentang pengalamanmu di dunia bisnis."

Percakapan itu menjadi awal dari hubungan yang tak terduga antara Salma dan Paul. Meskipun baru bertemu, mereka merasakan adanya koneksi yang kuat. Di tengah ambisi dan impian mereka, benih cinta mulai tumbuh, siap menghadapi segala rintangan yang akan datang.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang