Bab 24 prioritas

328 15 4
                                    

Setelah kejadian yang mengguncang hubungan mereka, Paul dan Salma bertekad untuk terus maju dan memperkuat ikatan mereka. Mereka tahu bahwa tantangan pasti akan datang, tetapi dengan cinta dan kepercayaan, mereka yakin bisa menghadapi semuanya bersama.
Meski sibuk, Paul selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan atau menelepon Salma, memastikan bahwa dia baik-baik saja. Begitu pula Salma, yang selalu memperhatikan kebutuhan Paul, mulai dari menyiapkan sarapan hingga memastikan Paul cukup istirahat.

Salma: Menerima telepon dari Paul "Halo, Mas. Ada apa?"

Paul: "Sayang, aku cuma mau denger suara kamu. Lagi sibuk banget ya?"

Salma: "Iya, Mas. Tugas akhir lagi banyak. Tapi aku selalu sempetin waktu buat kamu kok."

Paul: "Aku juga, Sayang. Nggak ada yang lebih penting dari kamu buat aku."

Salma: "Mas, kamu lagi di kantor? Jangan lupa makan siang ya."

Paul: "Iya, Sayang. Aku lagi nyiapin meeting, tapi pasti makan dulu kok. Kamu juga jangan lupa makan ya."

Salma: "Iya, Mas. Aku udah makan siang tadi. Nanti malam aku masakin makan malam buat kita ya."

Paul: "Wah, aku nggak sabar. Masakan kamu selalu enak, Sayang."

Salma: "Makasih, Mas. Kamu yang bikin aku semangat masak."

Paul: "Sayang, aku bangga sama kamu. Kamu hebat bisa urus kuliah dan masih perhatiin aku."

Salma: "Kamu juga hebat, Mas. Bisa urus perusahaan dan masih punya waktu buat aku."

Paul: "Kita ini tim yang hebat, Sayang. Aku yakin kita bisa hadapi semua bareng-bareng."

Salma: "Iya, Mas. Kita saling dukung terus ya."

Paul: "Pasti, Sayang. Kamu adalah segalanya buat aku."

Salma: "Aku juga sayang banget sama kamu, Mas. Sampai nanti di rumah ya."

Paul: "Sayang, kalau nanti pulang jangan lupa kasih kabar ya. Aku mau jemput kamu."

Salma: "Nggak usah, Mas. Aku bisa pulang sendiri kok. Kamu kan masih banyak kerjaan."

Paul: "Bukan masalah kerjaan, Sayang. Aku cuma pengen jemput kamu. Biar kita bisa pulang bareng."

Salma: Tersenyum "Yaudah, Mas. Nanti aku kabarin kalau udah selesai. Makasih ya, Mas. Kamu selalu perhatian."

Paul: "Itu karena aku sayang banget sama kamu, Sayang. Kamu adalah prioritas aku."

Salma: "Aku juga sayang kamu, Mas. Kamu yang terbaik buat aku."

Paul: "Oke, Sayang. Aku tunggu kabar dari kamu. Jangan terlalu capek ya."

Salma: "Iya, Mas. Kamu juga. Jangan lupa istirahat."

Paul: "Iya, Sayang. Sampai nanti ya."

Salma: "Sampai nanti, Mas. Hati-hati di kantor."

Paul: "Kamu juga hati-hati di kampus. Aku cinta kamu."

Salma: "Aku juga cinta kamu, Mas. Bye."

Setelah menutup telepon, Salma merasa lebih tenang. Paul juga merasa lebih bersemangat menjalani sisa hari di kantornya. Mereka berdua tahu bahwa meski kesibukan terus datang, cinta dan perhatian mereka satu sama lain adalah yang paling penting. Keduanya siap menghadapi apapun yang datang, dengan keyakinan bahwa mereka selalu memiliki satu sama lain.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang