Bab 10 Pagi Yang Baru

459 26 1
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KASIH BINTANG YANG TEMAN"😘😘 DAN JANGAN LUPA KOMEN,SUPAYA PENULIS TAMBAH SEMANGAT
_________________________________________
Pagi itu, Paul merasa sangat bersemangat. Ini adalah hari pertama dia akan menjemput Salma ke kampus sebagai kekasihnya, dan dia ingin membuatnya spesial. Paul bangun lebih awal dari biasanya, mempersiapkan segalanya dengan hati-hati. Dia bahkan membeli bunga favorit Salma, bunga lili, untuk memberikan kejutan kecil.

Paul tiba di rumah Salma dengan mobilnya yang sudah bersih mengilap. Dia mengenakan setelan kasual yang tetap membuatnya terlihat tampan, dengan senyum yang tidak pernah hilang dari wajahnya. Dia merasa sangat bahagia dengan status barunya sebagai kekasih Salma.

Ketika Salma keluar rumah, dia terlihat cantik seperti biasanya. Paul keluar dari mobil dan menghampirinya dengan bunga di tangan.

Paul: "Selamat pagi, sayang. Ini buat kamu."

Salma: (tersipu) "Pagi, Paul. Wah, makasih banyak. Bunga ini cantik banget."

Paul: "Sama cantiknya dengan kamu."

Salma tersenyum dan menerima bunga dari Paul. Mereka berjalan menuju mobil dan Paul membukakan pintu untuk Salma, sesuatu yang selalu dia lakukan untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya.

Salma: "Hari ini kamu terlihat lebih bahagia dari biasanya, Paul."

Paul: "Tentu saja, sayang. Hari ini spesial karena ini pertama kali aku jemput kamu sebagai pacarku."

Salma: "Aku juga senang, Paul. Tapi kamu tahu kan, aku masih butuh waktu untuk terbiasa dengan ini semua."

Paul: "Aku paham, sayang. Pelan-pelan aja. Yang penting kita bahagia."

Selama perjalanan ke kampus, mereka berbicara tentang banyak hal, mulai dari rencana kuliah Salma hingga pekerjaan Paul. Paul selalu mencoba membuat Salma merasa nyaman dan didengar.

Ketika mereka tiba di kampus, banyak mahasiswa yang melihat mereka dengan penuh rasa ingin tahu dan sedikit iri. Paul turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Salma, kemudian mengantar Salma hingga ke depan gedung fakultasnya.

Paul: "Semoga hari kamu menyenangkan, sayang. Nanti aku jemput lagi ya."

Salma: "Makasih, Paul. Kamu juga hati-hati di jalan."

Paul memberikan ciuman ringan di kening Salma sebelum berpamitan. Salma merasa jantungnya berdebar setiap kali Paul menunjukkan perhatian seperti itu. Meskipun masih belum terbiasa dengan panggilan "sayang," dia merasa semakin nyaman dengan kehadiran Paul dalam hidupnya.

 Meskipun masih belum terbiasa dengan panggilan "sayang," dia merasa semakin nyaman dengan kehadiran Paul dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama hari itu, Salma tidak bisa berhenti tersenyum dan merasa bahagia. Teman-temannya di kampus mulai memperhatikan perubahan dalam dirinya dan bertanya-tanya tentang hubungannya dengan Paul.

Dimas: "Salma, kamu kelihatan bahagia banget hari ini. Ada apa nih?"

Salma: (tersenyum) "Aku... aku lagi deket sama seseorang. Kamu tau kan, Paul?

Dimas: "Oh, Paul yang CEO itu? Wah, kalian cocok banget!"

Salma: "Makasih. Aku juga berharap semuanya berjalan lancar."

Hari itu berlalu dengan cepat, dan ketika sore tiba, Paul sudah siap menjemput Salma lagi. Mereka melanjutkan kebiasaan baru mereka, berbagi cerita dan tawa sepanjang perjalanan pulang. Paul merasa sangat bersyukur bisa memiliki Salma dalam hidupnya, dan Salma mulai merasa bahwa dia bisa membuka hatinya lagi sepenuhnya.

Dengan setiap momen yang mereka habiskan bersama, cinta mereka tumbuh semakin kuat. Mereka tahu bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, tetapi mereka siap untuk menjalaninya bersama-sama.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang