Bab 13 Keluarga Paul

418 19 0
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KASIH BINTANG YANG TEMAN"😘😘 DAN JANGAN LUPA KOMEN,SUPAYA PENULIS TAMBAH SEMANGAT

Paul merasa sudah waktunya untuk mengenalkan Salma kepada kedua orang tuanya. Dia yakin bahwa ini adalah langkah penting dalam hubungan mereka. Namun, Salma merasa gugup dan sedikit takut. Paul selalu meyakinkannya bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Paul: "Sayang, jangan khawatir. Orangtuaku pasti akan menyukaimu. Mereka sangat terbuka dan ramah."

Salma: "Aku tahu, Paul. Tapi aku tetap merasa canggung. Aku cuma mahasiswa biasa, sementara kamu seorang CEO dan keluargamu... luar biasa."

Paul: "Salma, status atau derajat itu tidak penting. Yang penting adalah bagaimana kita saling mencintai. Aku yakin mereka akan menyambutmu dengan baik."

Dengan dorongan dan kata-kata meyakinkan dari Paul, Salma akhirnya setuju. Mereka berdua menuju rumah orang tua Paul yang megah dan elegan. Setibanya di sana, Salma merasa sedikit canggung melihat kemewahan rumah tersebut. Paul memegang tangannya erat, memberikan rasa tenang.

Pintu rumah dibuka oleh seorang pelayan, dan mereka dipersilakan masuk. Di ruang tamu yang luas dan mewah, kedua orang tua Paul sudah menunggu.

Paul: "Ayah, Ibu, ini Salma, kekasihku."

Mr. Richard: "Salma, senang bertemu denganmu. Panggil saja saya Ayah."

Mrs. Victoria: "Senang sekali akhirnya bisa bertemu denganmu, Salma. Panggil saja saya Ibu."

Salma: (tersipu) "Terima kasih, Ayah, Ibu. Senang bertemu dengan kalian juga."

Mereka semua duduk di ruang tamu, dan percakapan pun dimulai. Salma masih merasa canggung, tapi Paul terus menggenggam tangannya untuk memberikan dukungan.

Mrs. Victoria: "Paul banyak bercerita tentangmu, Salma. Kami sangat senang dia akhirnya menemukan seseorang yang membuatnya bahagia."

Mr. Richard: "Benar sekali. Kami selalu mendukung Paul dalam segala hal, dan kami senang dia memilih seseorang yang luar biasa seperti kamu."

Salma: "Terima kasih banyak, Ayah, Ibu. Saya juga sangat beruntung bisa bertemu dan bersama Paul."

Mrs. Victoria: "Salma, ceritakan sedikit tentang dirimu. Apa yang kamu pelajari di universitas?"

Salma: "Saya mengambil jurusan bisnis, Bu... maksud saya, Ibu. Saya ingin menjadi pengusaha suatu hari nanti."

Mr. Richard: "Wah, itu hebat sekali. Dunia bisnis memang penuh tantangan, tapi saya yakin kamu bisa menghadapinya."

Mrs. Victoria: "Kami sangat bangga dengan pilihanmu. Jika kamu butuh bantuan atau nasihat, jangan ragu untuk bertanya. Kami akan selalu mendukungmu."

Salma: "Terima kasih banyak, Ibu, Ayah. Itu sangat berarti bagi saya."

Percakapan berlanjut dengan penuh kehangatan dan tawa. Salma merasa semakin nyaman, dan kecanggungan yang dia rasakan perlahan menghilang. Dia mulai menyadari bahwa meskipun keluarga Paul sangat kaya dan berpengaruh, mereka tetap rendah hati dan menerima dirinya dengan tangan terbuka.

Paul: "Lihat, sayang, tidak ada yang perlu ditakuti. Orangtuaku menyukaimu."

Salma: "Iya, kamu benar, Paul. Terima kasih sudah membawaku ke sini dan meyakinkanku."

Mr. Richard: "Paul, kamu benar-benar beruntung memiliki Salma. Kami harap kalian berdua selalu bahagia bersama."

Mrs. Victoria: "Kami juga berharap kalian bisa saling mendukung dan menguatkan satu sama lain dalam setiap langkah yang kalian ambil."

Salma: "Terima kasih banyak, Ibu, Ayah. Saya juga berharap yang sama."

Setelah percakapan yang panjang dan menyenangkan, Paul dan Salma berpamitan. Salma merasa lega dan bahagia karena diterima dengan baik oleh keluarga Paul. Ketika mereka berjalan keluar rumah, Paul menggenggam tangan Salma dengan penuh kasih sayang.

Paul: "Lihat, sayang, segalanya berjalan dengan baik. Aku sangat bangga padamu."

Salma: "Terima kasih, Paul. Aku merasa sangat bersyukur memiliki kamu dalam hidupku."

Mereka berdua meninggalkan rumah dengan perasaan yang lebih kuat dan percaya diri, siap menghadapi masa depan bersama dengan cinta dan dukungan dari keluarga.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang