Bab 6 Kembalinya Paul

523 30 0
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KASIH BINTANG YANG TEMAN"😘😘  DAN JANGAN LUPA KOMEN,SUPAYA PENULIS TAMBAH SEMANGAT
_________________________________________

Setelah seminggu tidak bertemu karena perjalanan bisnis ke luar negeri, Paul merasa sangat merindukan Salma. Setibanya kembali di Indonesia, hal pertama yang dia pikirkan adalah bertemu dengan Salma. Paul tahu Salma akan berada di kampus hari itu, jadi dia memutuskan untuk memberikan kejutan.

Paul tiba di kampus dengan mobil mewahnya, menarik perhatian banyak mahasiswa. Penampilannya yang elegan dan karismatik membuat banyak mata tertuju padanya. Beberapa wanita di kampus bahkan berlari mendekati mobilnya, berharap bisa sekedar menyapa atau mendapatkan perhatian darinya. Namun, Paul hanya fokus pada satu orang: Salma.

Paul turun dari mobil dengan penuh percaya diri, memakai setelan kasual yang tetap membuatnya terlihat sangat tampan. Ia berjalan menuju gedung fakultas tempat Salma biasanya berada, mengabaikan tatapan dan bisikan dari para mahasiswa yang terkesima melihatnya.

Di dalam gedung, Salma sedang sibuk dengan teman-temannya, membahas proyek akhir semester. Ketika ia mendongak, matanya bertemu dengan sosok yang sangat dikenalnya.

Paul: (tersenyum lebar) "Hai, Sal. Apa kabar?"

Salma: (terkejut dan senang) "Paul! Gue baik. Kapan lo balik? Kok nggak ngasih kabar?"

Paul: "Gue baru aja balik tadi pagi. Langsung kepikiran buat ketemu lo. Gue kangen banget."

Teman-teman Salma yang lain mulai berbisik-bisik, terpesona oleh kehadiran Paul. Salma sendiri merasa sedikit canggung, tapi juga senang melihat Paul.

Salma: "Oh, iya? Gue juga kangen. Gimana perjalanan lo?"

Paul: "Perjalanannya lancar. Banyak hal yang gue pelajari, tapi gue nggak sabar untuk balik dan ketemu lo lagi."

Paul memutuskan untuk mengajak Salma keluar dari gedung, agar mereka bisa berbicara lebih tenang. Mereka berjalan menuju taman kampus yang sedikit lebih sepi.

Paul: "Gimana minggu lo tanpa gue? Ada yang seru?"

Salma: (tertawa) "Nggak ada yang seru. Gue sibuk sama tugas-tugas kampus. Tapi gue senang lo balik."

Paul: "Gue juga. Oh, iya, gue bawa oleh-oleh buat lo."

Paul mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya dan memberikannya kepada Salma. Salma membuka kotak itu dan menemukan sebuah gelang cantik.

Salma: "Paul, ini cantik banget. Makasih banyak. Lo nggak perlu repot-repot bawa oleh-oleh."

Paul: "Gue pengen kasih sesuatu yang spesial buat lo. Gue berharap lo suka."

Salma: (tersenyum) "Gue suka banget. Makasih, Paul."

Paul merasa lega melihat Salma senang dengan hadiah darinya. Mereka terus berbincang di taman, menikmati kebersamaan yang sudah lama mereka rindukan. Meskipun banyak wanita di kampus yang tertarik pada Paul, Paul hanya fokus pada satu orang yang benar-benar ia sayangi, yaitu Salma.

Paul: "Sal, ada satu hal yang pengen gue bilang dari dulu, tapi gue selalu ragu."

Salma: "Apa itu, Paul? Lo bisa ngomong apa aja sama gue."

Paul: (menarik napas dalam-dalam) "Gue... Gue sayang sama lo, Sal. Bukan cuma sebagai teman, tapi lebih dari itu. Gue udah lama ngerasain ini dan gue nggak bisa lagi nahan perasaan gue."

Salma terdiam sejenak, terkejut dengan pengakuan Paul. Ia melihat kesungguhan di mata Paul dan merasakan betapa tulusnya perasaan itu.

Salma: (dengan suara pelan) "Paul, gue... gue nggak tahu harus bilang apa. Gue juga merasa ada yang spesial di antara kita, tapi gue masih takut untuk membuka hati lagi."

Paul: "Gue paham, Sal. Gue nggak mau maksa lo. Gue cuma pengen lo tahu perasaan gue. Gue akan sabar nunggu sampai lo siap."

Salma tersenyum dan mengangguk. Dia merasakan kehangatan dan ketulusan dari Paul, membuatnya sedikit demi sedikit membuka hati lagi.

Salma: "Makasih, Paul. Gue butuh waktu, tapi gue senang lo jujur sama gue."

Dengan itu, mereka melanjutkan obrolan mereka, dengan perasaan yang lebih dalam dan harapan akan masa depan yang lebih cerah bersama. Paul tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tapi dia siap untuk berjuang demi mendapatkan hati Salma sepenuhnya.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang