Bab 19 Sakit Dan Manja

778 17 0
                                    


Hari itu, Zicko bangun dengan badan terasa lemas dan kepala berat. Namun, sebagai CEO perusahaan teknologi, dia tetap memaksakan diri untuk bangkit dan menjalani hari. Salsa, yang sudah bangun lebih dulu, langsung menyadari ada yang tidak beres dengan suaminya.

Salsa: "iko, kamu kenapa? kelihatan gak enak badan."

Zicko:"Gak apa-apa, Sayang. Aku cuma kecapekan aja. Nanti juga sembuh."

Salsa:"Kamu yakin? Kayaknya kamu demam deh. Mendingan kamu istirahat aja di rumah."

Zicko:"Aku baik-baik aja, Sayang. Beneran. Aku harus ke kantor, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."

Salsa tahu zicko tidak mau mengaku kalau dia sakit, tapi dia juga tidak ingin suaminya semakin parah. Dengan penuh perhatian, Salsa membuatkan teh hangat dan menyuruh zicko duduk di sofa.

Salsa:"iko, kamu istirahat aja ya hari ini. Aku yang urus semuanya."

Zicko tersenyum lemah, merasa tersentuh dengan perhatian Salsa. Dia akhirnya mengalah dan memutuskan untuk tidak pergi ke kantor.

Zicko: "Oke deh, tapi cuma hari ini aja ya."

Seharian itu, Salma merawat zicko dengan penuh kasih sayang. Zicko yang biasanya kuat dan mandiri, berubah jadi sangat manja. Dia terus minta dipeluk dan tidak mau jauh-jauh dari Salma.

Zicko: "Sayang, sini deh. Peluk aku lagi. Aku ngerasa lebih baik kalau kamu dekat."

Salsa tertawa kecil, merasa lucu melihat suaminya yang jadi sangat manja.

Salsa: "Iya, Mas iko. Aku di sini kok. Kamu tenang aja."

Mendengar Salma memanggilnya "Mas Iko ," wajah Paul langsung merah padam. Sulit dibedakan mana yang karena sakit dan mana yang karena malu.

Paul:"Kamu kok tiba-tiba manggil aku Mas Paul, sih?"

Salma: "Biar lebih manis aja. Kamu suka gak?"

Paul hanya mengangguk pelan, mukanya semakin merah. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya dipanggil begitu oleh Salma.

Sepanjang hari, Paul terus memeluk Salma, seolah-olah tidak ingin berpisah barang sedetik pun. Salma merawatnya dengan penuh kasih, memastikan Paul merasa nyaman dan cepat sembuh.

Saat malam tiba, kondisi Paul mulai membaik. Namun, dia tetap tidak mau jauh-jauh dari Salma.

Salsa: "Gimana rasanya sekarang, Mas ? Udah mendingan belum?"

Zicko: "Udah lumayan, kok. Tapi aku tetap mau kamu di sini. Kamu bikin aku ngerasa lebih baik."

Salsa:"Iya, aku di sini. Selalu ada buat kamu."

Salsa tiba-tiba ingat kalau dia belum membuatkan sup untuk zicko. Dia pun pergi ke dapur untuk menyiapkannya.

Zicko: "Kamu mau ke mana, Sayang?"

Salsa: "Aku mau bikin sup buat kamu. Gak lama kok."

Zicko:"Jangan lama-lama ya. Aku kangen kalau kamu gak di sini."

Salsa tersenyum dan segera ke dapur. Tapi, karena zicko sedang sakit dan sangat manja, waktu yang terasa singkat bagi Salsa terasa lama bagi zicko. Setelah beberapa menit, Paul mulai gelisah di sofa. Kepalanya terasa berat dan tubuhnya lemah. Dia benar-benar merasa tidak enak ditinggal sendirian.

Akhirnya, zicko tidak bisa menahan diri dan mulai menangis pelan karena merasa Salma terlalu lama di dapur.

Zicko:"Sayang, kenapa lama banget sih...?"

Salsa mendengar suara tangis zicko dan segera berlari ke ruang tamu.

Salsa:"Mas, kamu kenapa nangis?"

Zicko:"Kamu lama banget di dapur. Aku gak mau sendirian."

Salsa duduk di sebelah zicko dan memeluknya erat.

Salsa:"Maaf ya, Mas Aku cuma mau bikinin sup biar kamu cepet sembuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa:"Maaf ya, Mas Aku cuma mau bikinin sup biar kamu cepet sembuh. Aku gak lama kok."

Zicko mengangguk, tapi tetap memeluk Salma erat-erat. Wajahnya yang sudah merah karena demam kini semakin merah karena malu dan perasaan yang campur aduk.

Zicko: "Aku cuma gak mau kamu jauh-jauh. Aku ngerasa lebih baik kalau kamu dekat."

Salsa: "Aku ngerti. Aku di sini sekarang. Kamu istirahat aja, ya. Aku bakal ada di samping kamu."

Zicko terbaring di kasur dengan tubuh yang masih terasa lemah akibat sakitnya. Dia merasa nyaman saat Salma berada di sampingnya, tetapi keinginannya untuk merasakan kenyamanan lebih dari sekadar pelukan semakin kuat.

Zicko: "Sayang, ( iko yang tiba" memasukkan tangannya di dalam baju Salsa )

Salma: (terkejut) "Eh, Mas kamu... itu..."

Paul: "Aku cuma mau cari kenyamanan, Sayang. Kamu gak keberatan kan?"

Salma merasa geli tapi juga tersenyum melihat kepolosan Paul yang biasanya sangat tegar. Dia akhirnya hanya pasrah dan mengizinkan Paul untuk memeluknya lebih erat dan masuk tangan di dalam bajunya.

Salsa: "Mas. Aku di sini untukmu."

Zicko tidak hanya memeluk erat Salma, tetapi juga merasa nyaman dengan kehangatan yang dia rasakan saat bersamanya. Meskipun awalnya merasa geli, Salsa akhirnya menikmati momen tersebut karena dia merasa zicko butuh sentuhan dan perhatiannya di saat-saat seperti ini.

Zicko: "Terima kasih, sayang. Aku merasa lebih baik sekarang."

Salsa: "Senang kalau kamu merasa nyaman, Mas ."

Malam itu berlalu dengan zicko yang tidak bisa melepaskan Salsa. Meskipun perasaan geli kadang-kadang muncul, Salsa dengan sabar dan penuh kasih merawat zicko. Dia membawa obat, menyiapkan makanan ringan, dan terus memastikan zicko merasa nyaman.

Salsa: "Mas, mungkin sebaiknya kamu minum obat dulu sebelum tidur."

Zicko: "Baiklah, Sayang. Tapi tetap di sini ya."

Mereka berdua akhirnya tertidur dengan Salsa tetap berada di samping Paul yang terus memeluknya erat. Meskipun hari itu penuh dengan kepolosan dan kenyamanan, cinta yang mereka miliki satu sama lain membuat semuanya terasa lebih indah dan berarti.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang