Bab 30 Penyemangat

171 8 0
                                    

Pagi itu terasa begitu berbeda bagi Paul dan Salma. Setelah pagi yang penuh kehangatan dan janji, mereka siap menghadapi hari dengan semangat baru. Paul harus kembali ke kantornya sebagai CEO, sementara Salma punya jadwal padat di kampus menjelang kelulusannya.

Setelah sarapan bersama, Salma mempersiapkan diri untuk ke kampus. Dia memastikan semua berkas dan tugas yang perlu dibawa sudah siap. Sementara itu, Paul masih duduk di meja makan, memandangi istrinya yang sibuk.

Paul: Melihat Salma mondar-mandir "Sayang, kamu udah siap buat hari ini? Kayaknya banyak banget yang harus kamu lakuin."

Salma: Tersenyum sambil merapikan tasnya "Iya, Mas. Hari ini banyak banget urusan kampus. Tapi aku nggak apa-apa kok, seneng malah bisa sibuk gini."

Paul: Mengangguk "Aku suka lihat kamu semangat gini. Kamu pasti bisa ngelewatin semuanya, Sayang."

Salma: Mendekati Paul dan mencium pipinya "Makasih, Mas. Kamu juga ya, jangan lupa istirahat di kantor. Jangan terlalu capek."

Paul: "Iya, Sayang. Aku janji bakal jaga kesehatan. Nanti malam kita makan di luar yuk, buat ngerayain hari sibuk kita?"

Salma: Tertawa kecil "Boleh, Mas! Aku setuju banget. Kayaknya seru kalau kita makan malam di tempat favorit kita."

Setelah selesai bersiap-siap, Salma pamit pada Paul dan berangkat ke kampus. Paul, yang masih duduk di meja makan, tersenyum melihat istrinya pergi. Dia merasa bersyukur punya pasangan yang begitu pengertian dan selalu mendukungnya.

Paul: Berbicara pada diri sendiri "Salma, kamu benar-benar anugerah buat aku. Aku janji, aku akan selalu ada buat kamu."

Setelah Salma pergi ke kampus, Paul memulai hari kerjanya dengan pikiran penuh tentang Salma. Di kantornya, dia sibuk dengan berbagai rapat dan tugas, tetapi dia selalu meluangkan waktu untuk memikirkan istrinya.

Paul: Mengangkat telepon dan berbicara dengan timnya "Oke, kita selesaikan laporan ini sebelum jam makan siang. Dan jangan lupa, ada meeting dengan klien sore ini."

Tim: "Baik, Pak Paul. Semua akan siap tepat waktu."

Paul: Menutup telepon dan memandang foto Salma di mejanya "Kamu harus ngelawan rasa lelah ini, Paul. Demi Salma, semua jadi lebih berarti."

Paul melanjutkan pekerjaannya dengan lebih bersemangat. Meskipun jadwalnya padat, dia merasa lebih berenergi karena dukungan dan cinta dari Salma. Dia tahu betapa pentingnya hari ini bagi istrinya, jadi dia berusaha maksimal untuk menyelesaikan tugas-tugasnya lebih cepat.

Paul: Mengirim pesan singkat kepada Salma "Sayang, gimana hari kamu? Aku lagi sibuk di kantor, tapi pikiranku selalu ada sama kamu."

Salma: Membalas pesan "Hari ini padat banget, Mas. Banyak presentasi dan rapat. Tapi aku ngerasa lebih semangat karena kamu."

Paul: "Aku senang denger itu. Jangan lupa makan siang ya. Aku tunggu kita makan malam bareng."

Salma: "Pasti, Mas. Aku bakal jaga diri. Sampai nanti malam, ya."

Saat siang hari tiba, Paul dan timnya berhasil menyelesaikan laporan tepat waktu. Dia merasa lega dan lebih siap menghadapi meeting sore itu. Sementara itu, Salma juga berhasil menyelesaikan sebagian besar tugas kampusnya dan merasa puas dengan pencapaiannya.

Obrolan

Paul: Menatap jam dan berbicara dengan dirinya sendiri "Satu jam lagi, aku bisa ketemu Salma. Bentar lagi, kita bisa makan malam bareng."

Malam itu, setelah hari yang panjang, Salma dan Paul bertemu di restoran favorit mereka. Mereka duduk bersama, menikmati makanan dan berbagi cerita tentang hari mereka. Keduanya merasa lebih dekat dan saling mendukung, siap menghadapi tantangan berikutnya bersama.

Salma: Mengambil tangan Paul "Mas, hari ini aku ngerasa lebih baik setelah ngobrol sama kamu. Makasih udah selalu ada buat aku."

Paul: Menyentuh tangan Salma dengan lembut "Sama-sama, Sayang. Aku juga ngerasa lebih baik karena kamu. Kita memang tim yang hebat."

Salma: "Iya, Mas. Kita bisa menghadapi apa pun selama kita saling mendukung."

Paul: "Setuju. Untuk hari ini, mari kita nikmati malam ini dan bersyukur atas semua yang kita punya."

Malam itu, Paul dan Salma menikmati waktu bersama dengan penuh rasa syukur. Mereka tahu bahwa meskipun ada banyak tantangan, cinta dan dukungan mereka akan selalu membuat segalanya terasa lebih mudah.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang