Bab 12 KONFLIK??

470 24 4
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KASIH BINTANG YANG TEMAN"😘😘 DAN JANGAN LUPA KOMEN,SUPAYA PENULIS TAMBAH SEMANGAT

Ketika kebahagiaan Paul dan Salma semakin berkembang, kehadiran Rony kembali menjadi ancaman yang muncul tak terduga. Rony mengetahui hubungan antara Paul dan Salma, dan rasa cemburu serta amarahnya tidak bisa lagi dia tahan.

Suatu hari, ketika Paul sedang sendirian di kampus untuk menjemput sang kekasih, Rony datang menemuinya. Tanpa berkata apa-apa, Rony langsung menyerang Paul dengan penuh amarah. Paul, yang tidak siap, tidak bisa menghindari serangan Rony. Pukulan demi pukulan mengenai tubuh Paul, membuatnya terjatuh dan terluka parah.

 Pukulan demi pukulan mengenai tubuh Paul, membuatnya terjatuh dan terluka parah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa orang yang lewat segera melerai dan memisahkan Rony dari Paul. Paul, yang babak belur, segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kabar ini cepat menyebar, dan Salma, yang mendengarnya, langsung menuju rumah sakit dengan hati yang hancur.

Ketika dia tiba di rumah sakit, Salma melihat Paul terbaring lemah di tempat tidur, tubuhnya dipenuhi dengan luka dan memar. Salma tidak bisa menahan air matanya, dia menangis histeris melihat keadaan Paul. Dia merasa bersalah dan tidak bisa membayangkan hidup tanpa Paul.

Salma: (sambil menangis) "Paul, maafkan aku. Ini semua salahku. Aku tidak ingin ini terjadi."

Perawat: "Maaf, tapi kami harus membatasi waktu kunjungan."

Salma: (sambil memegang tangan Paul) "Paul, bangunlah. Aku butuh kamu. Aku sayang kamu."

Paul, yang masih lemah, mencoba tersenyum ke arah Salma meskipun tubuhnya sangat terasa sakit.

Paul: "Jangan menangis, sayang. Ini bukan salahmu. Aku akan baik-baik saja.Hay, jangan menangis. Aku akan baik-baik saja. Yang penting, kita bersama sekarang."

Salma: (sambil mengusap air matanya) "Maafkan aku, Paul. Aku tidak tahu bahwa Rony akan melakukan sesuatu seperti ini."

Paul: "Kamu tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salahmu. Yang penting sekarang, kita harus fokus pada kesembuhanku."

Salma memeluk Paul dengan erat, merasa lega bahwa Paul masih bersamanya meskipun dalam keadaan terluka. Mereka saling berjanji untuk selalu ada satu sama lain, bahkan dalam situasi sulit seperti ini.

 Mereka saling berjanji untuk selalu ada satu sama lain, bahkan dalam situasi sulit seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salma: "Aku akan selalu bersamamu, Paul. Kami akan melewati ini bersama-sama."

Paul: "Aku tahu itu, sayang. Kamu adalah kekuatan terbesarku."

Mereka saling tersenyum, merasakan kekuatan cinta mereka yang semakin kuat setelah melewati ujian ini. Meskipun cobaan datang, mereka yakin bahwa cinta mereka akan selalu menjadi penopang dan motivasi untuk terus maju.

Beberapa hari kemudian, Paul diperbolehkan pulang ke rumah dengan kondisi yang sudah membaik. Salma tetap setia mendampinginya, membantunya dalam proses pemulihan.

Salma: "Aku senang kamu sudah pulih, Paul. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak kuat."

Paul: "Aku juga bersyukur kamu selalu ada untukku, sayang. Kamu adalah segalanya bagiku."

Mereka duduk di sofa, saling berpegangan tangan, menikmati kebersamaan mereka. Meskipun cobaan datang, mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa mengatasi segala hal.

Paul: "Salma, aku ingin kita tetap kuat bersama. Kita telah melewati banyak hal bersama, dan aku yakin ada masa depan yang cerah menanti kita."

Salma: "Aku juga ingin itu, Paul. Kita akan menjadi lebih kuat setiap harinya."

Rony: "Hei, Paul. Bagaimana rasanya, huh? Apakah kamu sudah mencoba bekas milikku?"

Paul merasa darahnya mendidih mendengar kata-kata Rony. Dia merasa sangat marah dan ingin menghajar Rony atas semua yang telah dilakukannya. Namun, Salma segera menghentikan reaksi Paul.

Salma: "Paul, jangan. Dia hanya mencoba memprovokasi kita. Biarkan dia pergi."

Paul: (dengan suara gemetar) "Baiklah, Sayang. Aku akan mengendalikan diriku."

Rony tersenyum sinis, menikmati reaksi Paul yang marah. Dia tahu bahwa dia telah berhasil membuat Paul kehilangan kendali diri.

Rony: "Kalian berdua memang pasangan yang menyedihkan. Kalian pantas mendapatkannya."

Rony kemudian pergi, meninggalkan Paul dan Salma dalam keheningan yang tegang. Paul merasa sangat marah dan terluka oleh kata-kata Rony, tetapi dia juga merasa bersyukur karena Salma ada di sampingnya untuk menenangkannya.

Salma: "Paul, aku tahu ini sulit bagimu. Tapi kita harus tetap tenang dan tidak membiarkan kata-kata Rony mengganggu kita."

Paul: "Aku tahu, Sayang. Terima kasih karena selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."

Mereka berdua saling berpelukan, saling memberikan dukungan satu sama lain. Meskipun cobaan datang, mereka yakin bahwa cinta mereka akan tetap kuat dan bisa mengatasi segala rintangan.

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang