SEBELUM BACA JANGAN LUPA KASIH BINTANG YANG TEMAN"😘😘 DAN JANGAN LUPA KOMEN,SUPAYA PENULIS TAMBAH SEMANGAT
_________________________________________Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Paul dan Salma semakin dekat. Paul sering berkunjung ke rumah Salma dengan berbagai alasan. Terkadang untuk mengantar makanan, membantu Salma dengan tugas kuliahnya, atau sekadar berbincang dengan keluarganya. Tujuan sebenarnya Paul adalah untuk mengambil hati keluarga Salma sebelum meluluhkan hati Salma sendiri. Dia tahu bahwa Salma sangat sulit membuka hati lagi setelah pengalaman buruk dengan Rony.
Setiap kali Paul datang, keluarga Salma selalu menyambutnya dengan hangat. Ibu Salma sangat menyukai kepribadian Paul yang sopan dan perhatian, sementara ayah Salma mengagumi kerja keras dan dedikasi Paul terhadap pekerjaannya. Kakak Salma, Raka, juga mulai melihat Paul sebagai sosok yang bisa dipercaya untuk menjaga adiknya.
Paul: "Bu, ini ada sedikit makanan dari restoran favorit saya. Semoga suka."
Ibu Salma: "Wah, terima kasih banyak, Paul. Kamu selalu perhatian ya."
Paul: "Nggak apa-apa, Bu. Saya senang bisa berbagi."
Sementara itu, Salma merasa senang dengan kehadiran Paul, tapi dia tidak menyadari bahwa Paul memiliki perasaan lebih dari sekadar teman. Dia menganggap Paul sebagai teman dekat yang selalu ada untuknya. Paul, di sisi lain, merasa cemas karena belum bisa mengungkapkan perasaannya kepada Salma. Dia khawatir jika dia terlalu terburu-buru, Salma akan menjauh darinya.
Suatu sore, setelah selesai membantu Salma dengan tugas kuliahnya, mereka duduk di teras rumah, menikmati teh hangat.
Salma: "Paul, gue bener-bener bersyukur punya teman kayak lo. Lo selalu ada buat gue."
Paul: "Gue juga bersyukur bisa jadi bagian dari hidup lo, Sal. Lo orang yang luar biasa."
Salma: (tersenyum) "Makasih, Paul. Gue cuma nggak tahu gimana bisa bales kebaikan lo."
Paul: "Nggak perlu balas apa-apa, Salma. Gue senang bisa bantu lo."
Paul ingin sekali mengatakan perasaannya, tetapi setiap kali dia mencoba mencari momen yang tepat, dia selalu ragu. Dia takut kehilangan kedekatan yang sudah mereka bangun. Di sisi lain, Salma benar-benar tidak peka terhadap sinyal yang diberikan Paul. Dia terlalu sibuk dengan kuliah dan berbagai aktivitas lainnya untuk menyadari bahwa Paul mungkin punya perasaan lebih.
Suatu hari, ketika Paul berkunjung, dia membawa beberapa kue yang dibuat oleh ibunya. Mereka duduk bersama di ruang tamu, menikmati kue dan berbincang dengan keluarga Salma.
Ayah Salma: "Paul, kamu ini memang luar biasa. Selain sibuk dengan pekerjaan, masih sempat-sempatnya peduli sama Salma dan keluarga kita."
Paul: "Saya senang bisa dekat dengan keluarga Salma, Pak. Kalian semua baik sekali sama saya."
Raka: "Paul, lo harus sering-sering datang ke sini. Kita suka ngobrol sama lo."
Paul: "Tentu, Raka. Gue juga senang bisa ngobrol sama kalian."
Setelah beberapa waktu, Paul merasa semakin yakin dengan perasaannya. Dia sadar bahwa dia harus segera mengungkapkan isi hatinya sebelum semuanya terlambat. Namun, dia juga ingin memastikan bahwa keluarganya benar-benar mendukung hubungan mereka.
Paul: "Bu, Pak, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan. Saya merasa bahwa Salma adalah orang yang sangat istimewa bagi saya. Saya ingin minta restu kalian untuk bisa lebih dekat dengan Salma."
Ibu Salma: (tersenyum) "Paul, kamu anak yang baik. Kami melihat kamu sangat perhatian sama Salma. Kalau Salma juga merasa nyaman dan bahagia dengan kamu, kami tentu mendukung."
Ayah Salma: "Betul, Paul. Yang terpenting adalah kebahagiaan Salma. Kalau kamu bisa membuat dia bahagia, kami akan mendukung kamu."
Paul merasa lega mendengar restu dari orang tua Salma. Sekarang, langkah berikutnya adalah mengungkapkan perasaannya kepada Salma. Dia harus menemukan momen yang tepat untuk melakukannya, dan dia berharap Salma akan menerima perasaannya dengan hati terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DI ANTARA AMBISI
RomanceSalma adalah seorang mahasiswa cerdas yang berfokus pada studinya. Hidupnya berubah ketika dia bertemu dengan paul, seorang CEO muda dan sukses, dalam sebuah seminar. Dari pandangan pertama, Paul terpesona oleh kecantikan dan kecerdasan Salma. Meski...