Bab 21Manja

448 19 7
                                    

Esokan hari nya Salma melihat pesan harus ke kampus untuk mengurus surat ujian yang harus dia tanda tangani mau tak mau harus meninggalkan Paul sebentar untuk mengurus semua yang dikampus

Salma: Melihat Paul  yang masih tidur "Aduh, Paul  masih tidur aja... Aku harus ke kampus sekarang, harus tanda tangan surat ujian."

Salma: Mendekati ibu mertuanya "Bu, mas paul masih tidur. Aku harus ke kampus sebentar, bisa jaga Paul dulu?"

Ibu Mertua: "Iya, nak. Kamu tenang aja, biar ibu yang jaga Paul "

Salma: "Makasih banyak, Bu. Aku cepet balik kok."

Salsa: Berangkat ke kampus

Paul: Bangun dan sadar Salma nggak ada "Sayang? Sayang mana? Mulai menangis "Sal... Sayang..."

Ibu : "Paul, tenang. Salma ke kampus sebentar aja, nanti juga pulang."

Paul: Masih menangis "Aku mau Salsaaa..."

Ibu : "Sabar ya,paul. Salma nggak lama kok. Yuk, duduk dulu sama ibu."

Paul: Masih terisak "Iya, Bu..."

Ibu: "Nah, gitu dong. Salsa pasti cepat balik kok."

Paul yang menelpon Salma tetap tidak mengangkat karna Salma tidak sempat melihat hp nya karna ingin buru " balik ke suami nya,paul yang terus menangis karna Salma tidak angkat telpon bahkan ibu paul bingung cara menangkan anaknya

Paul: Mengambil handphone dan menelepon Salma "Ayo Sayang, angkat teleponnya... Kenapa nggak diangkat sih?" Terus menangis

Salma yang kampus, buru-buru mengurus surat ujian, tidak sempat melihat handphone

Ibu : "Paul , coba tenang dulu ya. Salma lagi sibuk di kampus, mungkin nggak bisa angkat telepon sekarang."

Paul : Menangis lebih kencang "Tapi aku mau Salma! Aku mau Salsa sekarang!"

Ibu: Bingung, mencoba menenangkan "paul, Salma pasti cepat balik. Yuk, kita tunggu di sini sambil nonton TV, biar nggak terasa lama."

Paul: "Nggak mau, aku mau istriku sekarang! Kenapa dia nggak angkat teleponnya? Masih terisak " tapi aku tetep mau Salma pulang cepat..."

Ibu : "Ibu paham, Salma pasti balik secepatnya. Kita coba nunggu sambil makan ya?"

Paul: Mengangguk pelan "Iya, Bu..."

Ibu : Berusaha menjaga Paul tetap tenang sambil menunggu Salsa pulang

Paul: Menerima pesan dan melihat foto Salma sedang ngobrol dengan laki-laki "Apa-apaan ini? Salma ngobrol sama laki-laki lain?!"

Paul: Menangis semakin keras "Sayang! Kenapa kamu?!"

Ibu: "Paul, ada apa? Kenapa nangisnya makin keras?"

Paul: "Lihat ini, Bu! Istri ,Iko ibu ngobrol sama laki-laki lain! Aku nggak tahan!"

Ibu: Melihat foto di handphone Paul", mungkin ada penjelasannya. Tenang dulu ya, Salma pasti jelasin semuanya."

Salma: Masuk ruangan buru-buru "Mas, aku udah balik! Ada apa kok nangis lagi?"

Paul: "Sayang! Siapa laki-laki di foto ini? Kenapa kamu ngobrol sama dia?!"

Salma: Lihat foto di handphone Paul "Oh, itu dosen, Mas. Aku ngobrol sama dia buat urusan surat ujian. Kamu nggak usah khawatir, nggak ada apa-apa kok."

Paul: "Tapi kenapa kamu nggak angkat telepon aku? Aku takut..."

Salma: "Maaf, mas. Aku lagi buru-buru urus suratnya, nggak sempat lihat handphone. Aku cuma sebentar kok ngobrol sama dosen. Nggak ada apa-apa yang perlu dikhawatirin."

Ibu: "paul, dengerin Salma ya. Dia udah jelasin semuanya. Nggak ada yang perlu kamu takutkan."

Paul : Masih terisak "Tapi kenapa aku ngerasa cemas terus? Sejak sakit ini, aku jadi takut kamu pergi..."

Salma: Mengusap kepala Paul "Aku ngerti, mas. Kamu nggak usah takut, aku selalu ada buat kamu. Sekarang, coba tenang ya. Aku di sini kok."

Paul: "Iya, Sayang... Maaf aku jadi kayak gini..."

Salma: "Nggak apa-apa, Mas. Yang penting kamu tenang. Kita hadapi ini bareng-bareng, ya?"

Dokter: Masuk ke ruangan "Selamat pagi. Gimana kabarnya hari ini, Paul?"

Paul: "Pagi, Dok. Aku udah mendingan sekarang."

Dokter: "Bagus sekali. Setelah kami periksa, kondisi kamu sudah cukup stabil. Hari ini kamu sudah bisa pulang."

Salma: "Bener, Dok? Suami saya  bisa pulang hari ini?"

Dokter: "Iya, sudah bisa. Tapi tetap harus jaga kondisi dan kontrol rutin ya."

Paul: "Syukurlah... Akhirnya bisa pulang juga."

Ibu: "Alhamdulillah, paul bisa pulang. Kita siap-siap ya, Salma."

Salma: "Iya, Bu. Aku akan urus semua keperluan administrasinya. Mas, siap-siap ya."

Paul: "Iya, Sayang. Makasih udah sabar jagain aku."

Salma: "Nggak usah makasih, Mas. Itu udah kewajiban aku sebagai istri."

Paul : "Aku beruntung punya kamu, Sayang"

Salma: "Aku juga beruntung punya kamu, Mas. Sekarang kita fokus biar kamu cepat pulih total ya."

Dokter: "Oke, saya tinggal dulu. Kalau ada yang perlu ditanyakan, jangan ragu hubungi saya."

Salma dan paul: "Terima kasih, Dok."

Ibu : "Yuk, kita pulang. Paul, kamu pasti lebih cepat sembuh kalau di rumah."

Paul: "Iya, Ibu. Aku juga udah kangen rumah."

Salma: "Oke, semuanya siap? Kita pulang sekarang."

Paul: "Siap, Sayang . Ayo kita pulang."

Paul dan Salma segara untuk kerumah untuk istirahat karna mereka sudah sangat merindukan kediamannya itu

CINTA DI ANTARA AMBISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang