LEMBAR VIII

21 3 0
                                    


Ku rayu kau, Jantung Puisi ku.

Kepulan asap berhembus dari bibir tipis itu
Cukup membuatku cemburu
Hey, berani-beraninya gulungan kertas itu mengecap hak milikku!

Sial, rinduku semakin menggebu
Siratan rasa yang terpendam
telah menjelma menjadi dendam

Sebagai bentuk pembalasan
Ku lilitkan sepasang lengan ku melingkar
pada lehernya yang kekar

Suara halus ku berbisik mendayu
meracuni nafsu
Dimalam yang syahdu
Ku dengar ia tertawa merdu

Dia tarik ragaku ke atas riba
Menyesap aroma tubuh ku yang menggoda

Menghadiahi bibir ku dengan kecupan mesra
Hembusan nafas berhasrat cinta
Dekap hangat nya singgah di dada

Siasat jemari berkelana menjamah diri
Jejak bibir merah merona membekas
pada setiap lekuk tubuhku yang dia lalui

Aku terpenjara dalam Kungkungan perkasa
Ia menjadikan ku permadani
menuju Bahtera cinta

Aku dengan setia mengikuti
kemana gulungan ombak membawa kami
Hanyut ke lembah Alam Maya
lalu karam dihantam badai surya

AKSARA SANDYKALA {JILID 2} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang