Hiraeth
Ku pandang wajah purnama
di sebalik Awan gelita
Malam merebak suasana sunyi
saat sepi menggerogoti hatiAlunan lagu kesayangan kita
membawaku jauh dalam renungan
Ke tempat dimana pertama kali kita dipertemukanKau dan kemeja hijau tua
terlihat begitu mempesona
Canda tawa memanjakan Sukma
Semakin malam semakin hangat saja
Meskipun kopi kita sudah tak tersisaSemakin ku mengenalmu
semakin aku dibuat jatuh cinta
Tak hanya kesempurnaan raga
Dialah Atma nan Candala
Sang Pujangga pemilik Mantera DewanaKau adalah keindahan
yang sukar untuk ku lukiskanLagu kita terhenti
bertukar menjadi melodi menyayat hatiBersamaan dengan itu
bayangmu seketika pudar
Senyuman dibibir ku pun menjadi samar
Lirik lagu itu membuatku tersadar
Api asmara kita sudah tak lagi berkobarKisah kira telah usai
Romansa kita hancur berkecai
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA SANDYKALA {JILID 2} ✓
Thơ caMeratap melalui Tinta Menjerit dengan Aksara Memuja dalam Prosa Tak jarang menangis Air mata Diksi Bermandikan Majas majas menyayat hati Diselimuti Sansekerta Demi memburamkan makna sebenarnya Sajak ku mungkin sukar dimengerti Namun jika kau se...