Selamat datang Gess..🤍
Jangan lupa Vote dan Comment nyaa yaa.. Share dan Rekomendasikan cerita ini juga boleh bangett kok.
.
.
.
.
.
Happy Reading All 🤍"Mama," sudah ke sekian kalinya Viona merengek manja. Ia sudah mengenakan gaun putih yang dipilihkan Andini untuknya. Andini tetap tak menghiraukan rengekan Viona. Sepertinya kedua orangtuanya sudah angkat tangan dengan segala sikap Viona yang membuatnya pusing.
"Ya ampun, Vi, lo cantik banget," puji Olla yang baru saja sampai. Viona memutar bola matanya dengan malas. Olla sangat berantusias mendengar Viona yang akan segera menikah dengan Sean, bahkan sahabatnya itu sama sekali tak memiliki niat untuk membantunya menggagalkan pernikahannya dengan Sean.
"Mama, kan Vi masih sekolah, terus gimana sekolah Vi?" tanya Viona. Matanya berkaca-kaca, ia tak memiliki nyali untuk mengeluarkan air mata, itu mengakibatkan riasan wajahnya akan luntur dan Andini akan mengomel untuk yang ke sekian kalinya.
"Bisa tetap dilanjutkan, sayang, yang penting jangan ketahuan sama pihak sekolah. Makanya Mama, Papa dan Tante Tessa mengadakan acara ini dengan tertutup, nantinya kamu bisa melaksanakan acara pernikahan yang lebih besar saat kamu sudah menyelesaikan pendidikanmu," jawab Andini. Tak ada senyum di wajah Viona, ia masih tak habis pikir dengan jalan pikir kedua orangtuanya. Bagaimana bisa ia menikah dengan Sean, sahabat kecil yang sampai detik ini masih setia menjadi teman ributnya.
Suara Sean yang melakukan ijab qabul terdengar sampai ke kamar Viona duduk, tangannya menggenggam erat tangan Andini dan Olla. Ia masih tak menyangka jika detik ini ia telah berubah status menjadi seorang istri.
"Congrats, Vi," ucap Olla haru. Pintu kamar Viona diketuk, ia yakin yang datang adalah Sean.
Benar saja, degup jantung Viona semakin cepat ketika melihat Sean datang bersama Tessa di sampingnya. Andini meminta Viona untuk mencium tangan Sean.
"Sean sudah resmi menjadi suami kamu, Vi, semua tanggung jawab kamu sudah ada pada Sean," ucap Andini. Viona melirik sebentar ke arah Andini kemudian menuruti perintahnya untuk mencium tangan Sean. Sean hanya tersenyum kecil menatapnya.
"Kamu jadi putri Bunda sayang, berarti mulai hari ini kamu bisa panggil Bunda, bukan Tante lagi," ucap Tessa mencium kening Viona.
"Iyaa Tan--eh, Bunda," balas Viona singkat.
Acara pernikahan Viona sudah selesai sejak beberapa jam yang lalu, tak ada resepsi dan acara besar-besaran karena memang pernikahan ini dilakukan tertutup. Hanya ada acara makan-makan yang dihadiri oleh kerabat dekat Sean dan Viona.
Sean tak berhenti menatap Viona yang masih mencoba membersihkan riasannya. Saat ini keduanya sudah ada di dalam kamar Viona.
"Lo kenapa sih mau nikah sama gue?" tanya Viona kesal, ia melihat Sean dari pantulan cermin, cowok dingin itu masih berkutat dengan layar ponselnya.
"Maunya Bunda," jawab Sean.
"Kenapa lo nurut?" tanya Viona lagi.
"Lagian lo juga kenapa nurut sama Mama lo buat mau nikah sama gue?" Sean melempar balik pertanyaan Viona. Viona diam, ia tak bisa menjawab pertanyaan Sean. Kalau dipikir benar juga perkataan Sean, kenapa ia bisa nurut dengan Andini untuk menerima perjodohan ini. Kalau dipikir, ia juga bisa menolaknya.
"Gue masih mau sekolah, gue masih mau ngejar cita-cita gue jadi psikolog, gue enggak mau punya anak dulu," ucap Viona tiba-tiba. Sean mengangkat sebelah alisnya.
"Yang mau bikin lo punya anak siapa?" tanya Sean menjebak. Viona merapatkan kedua bibirnya, ia menepuk keningnya.
"Bodoh," umpatnya kesal.
"Gue juga masih punya cita-cita, gue juga masih pengen belajar. Gue janji, gue nggak akan minta punya lo, ya meskipun sebenernya itu hak gue," gurau Sean di akhir kalimatnya.
"Kalau mau juga enggak apa, tapi gue masih belum siap. Gue masih terlalu kecil," balas Viona. Sean mengangguk mengerti.
"Gue tunggu sampai siap," balas Sean mengakhiri.
Pintu kamar Viona diketik, ia bangkit untuk membukanya. Rupanya Andini yang sudah berdiri tegap di depan pintu, senyumnya merekah.
"Kita makan malam dulu, yuk, panggil suami kamu!" pinta Andini. Viona memutar kepalanya, ia menatap Sean yang masih asyik berbaring dengan gawai kesayangannya.
"Suami?" beo Viona.
Andini mengangguk antusias. "Iya, Sean, kan dia suami kamu," balas Andini. Viona mendengus kesal.
"Iya deh, Ma, lima menit lagi Vi sama Sean turun," jawab Viona. Andini mengangguk kemudian meninggalkan putri bungsunya.
"Mama, Papa dan Bunda Tessa tunggu di bawah ya, sayang," ucap Andini sebelum berlalu. Viona mengambil pakaiannya kemudian berlalu ke kamar mandi untuk berganti.
Keluar dari kamar mandi, ia sudah mendapati Sean yang telah selesai berganti pakaian.
"Ganti di mana lo?" tanya Viona.
"Di sini. Habisnya lo pakai kamar mandi lama banget," gerutu Sean kesal. Viona hanya mangut-mangut. Ia meraih ponselnya.
"Ayo turun, yang lain udah pada nunggu di bawah buat makan malam," ajak Viona. Sean mengangguk pelan sembari mengikuti langkah Viona yang berjalan di depannya.
Viona dan Sean menuruni anak tangga dengan pelan. Semua mata tertuju pada keduanya. Tak mengambil pusing, Sean dan Viona langsung duduk dan mengambil beberapa makanan yang ada di hadapannya.
"Kalian kan sudah menikah, jangan ribut terus. Kurangi berantemnya," pesan Tessa terkekeh. Viona tersenyum tipis.
"Iya, Bunda."
"Nah, kalau gini kan Mama dan Papa tenang kalau mau meninggalkan kamu. Ada Sean yang menjaga kamu," ucap Leo. Viona mengangguk tanpa melihat sang Papa.
"Sean, Papa titip Viona ya, kamu kan suaminya sekarang. Kamu pasti bisa bawa Viona ke arah yang lebih baik, kamu juga pasti bisa melindungi Viona," pesan Leo. Sean mengangguk santun seraya tersenyum.
"Iya, Pa, Sean janji bakal jaga Viona," balas Sean. Makan malam kali ini terasa berbeda. Meski sebelumnya mereka sering merasakan makan bersama, tapi suasana malam ini sangat berbeda, lebih hangat dan romantis. Viona mencuri pandang pada Sean, sampai detik ini pun ia masih tak percaya jika keduanya adalah sepasang suami istri.
"Untung lo ganteng, Se."
****
Cung siapa yang tim suka dijodohkan?
Wkwk, kalau kalian jadi Viona mau nggak dapet cowok kayak Sean? Cowok beku hihi..
Tapi kata Viona, Sean ganteng lo 😁
Vote, Comment dan Share yaa..
Makasii😉
KAMU SEDANG MEMBACA
From Neighbour To Life Friend
Подростковая литература#FOLLOW SEBELUM MEMBACA# Viona masih tak percaya dengan jalan pikir Mama dan Papanya. Ia masih tak menyangka jika dirinya dijodohkan dengan Sean, teman masa kecil sekaligus tetangganya. Sean memang sering mencari masalah dengan Viona, tak ada ha...