01-Kenangan Pohon Mangga

26 13 28
                                    

Bantu vote dan comment nyaa siniii
Terima kasih teman-teman.
.
.
.
.
Happy reading All

    Sepulang sekolah, Viona meminta Pak Deni untuk membawanya ke sebuah tempat. Ia merindukan masa kecilnya.

   "Vi, jangan lari-lari, aku capek ngejar kamu," ucap seorang anak lelaki bertubuh gempal, sedang gadis yang dipanggilnya masih terus melanjutkan aksinya sembari tertawa bahagia. Ia tak mendengar kawannya yang sedari tadi terus memanggil.

   "Vi, kamu denger aku nggak sih?" omelnya gemas.

   "Ayo, kejar aku, masa segitu aja kamu udah nyerah, ayo kejar aku!" pintanya lagi. Anak laki-laki kecil itu menghentikan langkahnya, berusaha mengatur napasnya yang sedari tadi naik turun karena mengejar lawan mainnya.

   "Cemen kamu, Se, masa cuma segitu aja kamu udah berhenti?" protes Viona merajuk kesal. Kedua tangannya ia lipat didepan dada, bibirnya mengerucut menandakan ia kesal.

   "Ya kamu kira-kira dong kalau suruh ngejar, kamu tau kan kalau aku gendut, harusnya kamu nggak lari-lari. Aku nggak kuat kalau harus ngejar kamu,"  balas Sean tak mau kalah.

   "Iya, maaf, aku belikan kamu es krim, kamu mau?" tanya Viona berusaha menebus kesalahannya. Sean mengangguk senang.

   "Tapi kalau kamu makan es krim, nanti kamu tambah gendut," protes Viona. Sean menghentikan langkahnya.

   "Enggak masalah. Aku suka es krim," balas Sean bersemangat. Viona berlari meninggalkan Sean yang terdiam.

   "VII!!" teriaknya kesal.

   Sean mengucap banyak terima kasih pada Viona kecil yang membelikannya dua es krim sekaligus. Viona menatap Sean dengan heran.

   "Kamu makan es krim dua?" tanya Viona. Sean mengangguk.

   "Memangnya kenapa?"

   "Nanti kamu tambah gendut, Se," protesnya lagi. Sean tetap menikmati kedua es krim yang ada di tangannya. Acuh pada omelan Viona.

    "Nggak papa, Vi." Sean beranjak meninggalkan Viona.

   "Sean, tunggu aku!"

   Viona tersenyum mengingatnya. Ternyata waktu sangat cepat berlalu, sekarang lelaki bertubuh gempal itu telah menjelma menjadi seseorang yang sangat tampan dengan pesona mata dan hidungnya yang sangat menawan. Entah apa yang dilakukan Sean hingga ia bisa berubah dari kondisi masa kecilnya.

   "Kangen gue kan lo?" suara berat itu memecah lamunan Viona. Ia menoleh pada sumber suara, di belakanganya sudah ada Sean yang bersandar di pohon mangga dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

   "Geer banget sih jadi orang, gue cuma mau main ke sini, bukan karena kangen lo," balas Viona jutek. Sean terkekeh pelan.

   "Ngaku aja, Vi!" pinta Sean tertawa kecil.

   "Enggak. Udah gue mau pulang, nanti Mama nyari gue lagi," balas Viona memutus pembicaraan. Ia melangkah meninggalkan Sean yang masih menatapnya.

From Neighbour To Life FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang