15-Diculik?

2 0 0
                                    

Hello, kembali lagi sama akuu❤
Jangan lupa bintangnya ada di pojok bawah kiri yaa..
Makasii
.
.
.
.
Happy reading All

    Sejak jam pelajaran tadi, seorang wanita berambut hitam pekat menatap benci Viona. Ia sedang menyusun rencana selanjutnya untuk mencelakai Viona, setelah kemarin kabar dan video ia sebarkan berhasil membuat hubungan Sean dan Viona merenggang.

   "Lo yakin?" seseorang tampak menyakinkan aksi sahabatnya, wanita itu mengangguk antusias, sepertinya ia memiliki rasa yang sangat besar untuk Sean, sampai ia berani melakukan hal bodoh. Itu semua ia lakukan demi mendapatkan hati lelaki yang sangat ia sayang, Ocean Samudra Haryadi.

   Wanita itu membisikkan sesuatu di dekat kedua sahabat yang akan membantunya melancarkan aksi. Sepertinya ini pembicaraan sangat serius, terbukti dari keduanya yang mendengar penjelasan itu dengan wajah yang sangat serius, hingga senyuman smirk itu berhasil terbit dari ketiganya.

   Dengan cepat ia merapikan rambut dan menyemprotkan parfum ke arah tubuhnya ketika melihat pemilik tubuh tegap, pandangan tajam dan hidung mancung itu akan segera melewatinya dan kedua temannya. Ia memasang wajah centilnya dan berlari menghampiri cowok tampan itu.

   "Sean!" panggilnya sedikit berteriak, yang memiliki nama segera membalikkan tubuhnya ketika mendengar namanya dipanggil. Sean menaikkan sebelah alisnya.

   "Gue boleh pulang bareng lo nggak hari ini?" tanya wanita ber name tag Kirana itu. Sean mengernyitkan dahinya. "Gue sibuk." Sean melenggang pergi.

   Kirana menghentakkan langkahnya dengan keras, muka merajuknya mengundang kedua temannya, Rika dan Kayla menghampiri Kirana yang terlihat sangat kesal.

   "Astaga. Sean benar-benar, ya, masa iya dia menolak ajakan seorang wanita cantik seperti Kirana ini," protes Rika. Kirana memutar bola matanya dengan malas kemudian pergi meninggalkan kedua temannya.

   "Kirana!"

   "Kirana! Tunggu gue!"

****

    Viona melirik kelas Sean yang sudah kosong. Sepertinya memang benar kalau Sean sudah meninggalkan dirinya. Viona menghembuskan napas gusar, ia melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah, menunggu Pak Deni yang berjanji akan menjemputnya.

   Viona mengedarkan pandangannya, berharap Sean masih ada di sekitarnya, menunggu sampai dirinya dijemput Pak Deni, atau tiba-tiba ia hadir menawarkan boncengannya. Viona menggeleng-gelengkan kepalanya, harapannya yang terlalu besar akan membuatnya semakin kecewa.

   Notif ponselnya berbunyi, Viona terperangah melihat isi chatnya.

   Pak Deni
   Nona, sepertinya saya akan terlambat menjemput Nona, terpaksa mobil harus masuk bengkel dan butuh sekitar 30 menit untuk perbaikan. Kiranya Nona ingin menunggu atau pulang dengan bus nggak masalah. Sekali lagi saya minta maaf.

   30 menit lagi? Di pinggir jalan? Seorang diri? Bagaimana jika nanti ia terserempet mobil? Atau bagaimana nanti jika ada yang menculiknya dan membawa dirinya ke sebuah gudang kosong kemudian tangan dan kakinya yang diikat? Jalanan juga sudah mulai sepi, karena waktu pulang sekolah sudah lewat sejak tadi. Jalanan yang ramai hanya karena anak sekolah itu tak dipilih warga sekitar sebagai jalan utama, alasannya karena jalan itu sangat kecil jika dijadikan jalan utama, itu akan semakin membuat macet para pengendara.

   Ia melirik ponselnya, pandangannya tertuju pada sebuah kontak bernama 'Tukang Cari Ribut'. Nama itu sudah menjadi penghuni kontak yang paling lama di kontak Viona, ia tak mengubahnya sejak dulu, karena dengan memberi nama kontak Sean dengan nama itu, membuat Viona enggan berhubungan dengannya. Pelan, jari-jarinya mulai menari di atas keyboard

Boleh tolong jemput aku?
Mobil Pak Deni harus masuk bengkel.
Jalanan sekolah sudah sangat sepi, aku takut.
Gimana nanti kalau ada yang culik?
Dia pasti nggak bisa kasih makan enak.

   Dan hasilnya? Viona sudah menduga hal ini sebelumnya, centang satu. Seluruh pesan yang Viona tulis tak terkirim satupun. Viona menggigit bibir bawahnya, hari sudah semakin sore dan belum ada tanda-tanda orang yang menjemputnya. Viona mengayunkan langkahnya menuju jalan utama, ia berharap bisa menemukan bus atau angkot yang bisa membawanya pulang.

   "Semoga nggak akan ada mobil jeep hitam yang di dalamnya banyak laki-laki badan besar yang akan menangkap dan membawa gue ke sebuah gudang dan mengikat tangan dan kaki gue di kursi tua. Mereka nggak bisa kasih gue makan enak, mereka cuma bisa ketawa liat gue kesakitan," monolog Viona. Ia menepis pikirannya dengan kasar.

   "Kenapa gue jadi mikir kalau gua bakal diculik? Inget, Vi, rencana Tuhan sesuai dengan prasangka hamba-Nya, jadi pikir yang baik-baik aja," sambungnya lagi. Ia kembali mengayunkan langkahnya. Di pikirannya saat ini, ia akan segera sampai di jalan utama, sebelum naik taxi, Viona berencana untuk mengisi perutnya lebih dulu di warung pinggir jalan nanti. Membayangkan Pecel Lele dan sambalnya yang menggoda ditambah dengan es teh dingin membuatnya semakin bersemangat melangkah.

   Viona bergidik ketakutan melihat jeep hitam yang berjalan di depannya. Mobil itu berhenti di depan Viona yang juga menghentikan langkahnya.

   "Mampus, lo sih Vi, salah lo juga punya pikiran yang enggak-enggak. Kan kejadian juga."

   Viona meneguk salivanya. Dalam hatinya terus meminta perlindungan sampai ia menginjakkan teras rumah nantinya. Ia menghela napas panjang ketika mobil jeep itu bergerak melaju.

   "Syukurlah. Gue kira dia mau culik gue, kalau di sana ada pizza, burger, mie ayam, bakso, brownies dan ayam geprek, gue sih mau aja. Tapi kalau disediain nasi sama garam doang, big no!"

   Viona meneruskan langkahnya, matanya berbinar ketika melihat warung pecel lele yang tak jauh dari tempat berdirinya. Sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang, itu tandanya Viona sudah menginjakkan jalan raya. Ia mempercepat langkahnya.

   Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ada seseorang yang menariknya dengan kuat. Menutup mulut Viona dengan sebuah sapu tangan hingga membuat Viona tak sadarkan diri.

   "Seaan, tolong," lirihnya sebelum hilang kesadaran.

****

Nah loh, beneran diculik?

Bakal disediain makanan apa yaa sampe berani culik Viona?

  Vote dan comment nya 🤍

  

  

From Neighbour To Life FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang