18-Dia Rumahku

3 0 0
                                    

Hallo,, welcome back with me 🤍
Bintang nya ada di pojok bagian kiri yaa
Terima kasih.
.
.
.
.

   Nyatanya, sejauh apapun dia berlari jika hatimu ada padanya, dia akan kembali padamu. Apapun itu keadaannya.

   Sejak tadi, Sean berusaha mencari ke mana Viona, ponselnya masih terus melacak keberadaan gadisnya. Matanya terpaku pada satu gudang dengan beberapa orang berbadan besar di depannya. Tak salah lagi, Viona pasti berada di dalam sana.

   "Di mana Viona?" tanya Sean dengan napas yang memburu. Dua lelaki itu tertawa menyeringai.

   "Siapa yang kau cari, anak muda? Di sini tidak ada gadis dengan nama yang kamu maksud," jawabnya sembari memainkan kumisnya yang tebal.

   Brakk!

   Ketiganya tersentak mendengar suara benda jatuh dari dalam. Sean semakin yakin Viona ada di dalam.

   "Di mana Viona?" tanya Sean lagi. Ia memberontak untuk masuk ke dalam meski lelaki berbadan tegap itu menghalangi langkahnya.

   "Eits, jangan lancang mengambil langkah, anak muda. Sudah saya katakan jika nama yang anda maksud tidak berada di dalam," jawab lelaki satunya. Sean tak percaya dengan ucapan keduanya. Ia tetap memberontak untuk masuk.

   Bugh!

   Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi Sean dan berhasil memancing amarahnya. Sean mengambil perlawanan untuk melumpuhkan kedua penjaga gudang itu. Beberapa kali Sean harus jatuh dan meringis kesakitan ketika pukulan lelaki itu lebih kuat darinya.

   "Sean tolong aku."

   Lirihan Viona dari dalam membuat Sean semakin bersemangat menyelamatkannya, hingga kedua pemuda bertubuh tegap itu tak sadarkan diri akibat perlawanan yang Sean berikan. Sean menerobos masuk dengan mendobrak pintu tua itu. Ia melihat Viona yang terus menyebut namanya dengan keadaan yang sangat lemah. Tangan dan kakinya yang diikat membuat Sean semakin tak tega dengan Kondisi Viona.

   "Gadisku sayang," ucap Sean. Ia berlari kecil kemudian membukakan ikatan yang berhasil melukai Viona nya.

   "Sean," ucap Viona dengan lirih. Ia tersenyum kemudian tak sadarkan diri di pangkuan Sean.

   "Vi bangun, Vi!" pintanya sembari menepuk-nepuk pipi Viona. Dengan gerakannya yang cepat, ia membawa Viona keluar dari gudang tua itu sebelum kedua penjaganya sadar.

   Pelan-pelan ia membawa Viona ke atas motor besarnya, Sean sandarkan tubuh Viona di punggungnya. Keputusan membawa Viona ke rumah sakit menurutnya adalah hal yang tepat.

   Hampir lima belas menit Viona berada dalam penanganan dokter, selama itu lula Sean tak berhenti berdoa supaya gadisnya tetap dalam kondisi yang sehat. Matanya berbinar ketika melihat dokter perempuan keluar dari ruang periksa.

   "Bagaimana, Dok?" tanya Sean cepat.

   "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia hanya kelelahan dan sedikit dehidrasi karena kekurangan cairan. Luka di tangan dan kakinya juga sudah kami tangani," ucap dokter wanita itu menjelaskan. Sean mengucap syukur pelan sebelum masuk menemui Viona.

From Neighbour To Life FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang