19-Aku Bukan Anakmu

3 0 0
                                    

Welcome back dengan akuu🤍
Bantu Vote dan komennya yaa..
Makasii.
.
.
.
.

   Orang tua akan terus mengorbankan seluruh raganya demi melihat putra dan putrinya berbahagia. Semua usaha akan dilakukannya demi anak tercintanya. Jika kasih sayang ibu sepanjang masa, maka cinta ayah akan terus abadi selamanya. Tak ada yang berbeda, semua orang tua memiliki cara yang berbeda untuk menyayangi anak-anaknya.

   Ayah sayang Sean dan Bunda, maka dari itu ayah bekerja supaya bisa beli apa yang Sean dan Bunda mau.

   Tiba-tiba Sean teringat dengan perkataan seseorang yang pernah ia panggil dengan sebutan 'Ayah' ketika ia kembali bertemu sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Bagi Sean, itu terdengar sangat memuakkan.

   "Untuk apa Anda kembali? Apa perempuan kemarin telah membuang Anda sehingga ingin kembali pada Bunda?" ketus Sean. Lelaki dengan topi dan jaket berwarna hitam itu menatap Sean dengan tatapan penuh harap.

   "Putraku sudah sebesar ini ternyata," ucap lelaki itu kagum. Tangannya berusaha menyentuh pipi Sean, tetapi sebelum itu Sean lebih dulu menepisnya.

   "Jangan pernah sentuh dan ganggu kehidupan saya dan Bunda," sinis Sean dingin.

   "Tolong biarkan saya bertemu dengan Bundamu, dia pasti merindukan saya," ucapnya lagi.

   "Mohon didengar, Tuan Hendri, sejak keputusan berpisah itu diucapkan, maka sejak itu juga kalian resmi bercerai. Bunda dengan kehidupan barunya, dan Anda, bukankah juga berbahagia dengan wanita jalang itu?" tanya Sean santai.

   "Jaga bicaramu, Sean! Panggil dia Tante Ranti," ucap Hendri mengingatkan. Sean berdecih.

   "Saya tidak pernah peduli dengan wanita itu, yang saya tahu dia hanya seorang wanita murahan yang sama murahannya dengan Anda," balas Sean. Emosinya benar-benar mendidih, bertemu dengan Tuan Hendri bukanlah keinginannya selama ini. Bahkan jika bisa, ia tak pernah ingin bertemu dengannya lagi.

   "Saya rasa waktu saya terbuang sia-sia bertemu dengan Anda, masih banyak urusan yang lebih penting daripada bertemu dengan Anda," ujar Sean. Dengan cepat ia beranjak pergi meninggalkan lelaki yang sangat ia benci itu. Beruntung ia masih bisa meredam emosinya. Emosinya berangsur menghilang melihat Viona yang menyambutnya dengan senyuman.

   "Kenapa lama banget?" protesnya kesal. Sean menyerahkan pesanannya.

   "Antri banyak," jawab Sean singkat. Ia tak ingin Viona tahu tentang kehidupan lamanya yang sudah ia kubur rapat-rapat. Viona hanya tau jika Tessa dan suaminya sudah lama berpisah, tetapi untuk masalahnya, Viona tak pernah mengerti.

   Viona mengedarkan pandangannya, ia tak melihat ada pengunjung lain kecuali Sean. "Padahal sepi, kamu antri sama siapa?" tanya Viona heran. Sean tak menjawab pertanyaan Viona, ia menginjak gas motornya dengan cepat.

   Sean membelokkan motornya ke rumah Tessa, dalam hati Viona bertanya-tanya, mengapa tak pulang ke rumah Viona? Mengapa ke rumah sang bunda? Viona masih mengikuti langkah Sean yang nampak tergesa.

   "Bunda." Sean menghambur ke pelukan sang bunda. Tessa menatap Viona seolah bertanya apa yang terjadi pada putra tunggalnya. Viona menggelengkan kepalanya pelan, ia tak tahu apa yang terjadi dengan Sean seharian ini. Di sekolah tadi, Sean masih baik-baik saja, seperti biasanya. Saat Viona meminta tolong untuk membelikannya minuman dingin, Sean juga masih menerimanya dengan baik, bahkan sangat baik. Tapi.. Raut wajahnya berubah ketika ia keluar dari minimarket itu. Ya, Viona baru menyadarinya saat ini. "Ada apa di dalam minimarket tadi?" gumamnya heran.

From Neighbour To Life FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang