"Hari ini ga usah bawa bekal ya, Nakk?"
"Kenapa Ibu? Angit seneng kok dibuatin bekel makan siang sama Ibu. Lagian Angit ga mau ke kantin di hari pertama Angit sekolah. Banyak orangnya, Angit ga mau diajak bicara."
"Lohh, kan ada temen-temen baru Ngit nanti di sekolah baru. Ibu udah tanya kok sama mereka, katanya mereka juga di SMA 3 yang ga jauh dari kompleks perumahan kita ini. Mereka bertiga juga sama di X MIPA 1. Nanti berarti sekelas kan yaa sama Angit?? Kalo udah temenan, besok-besok kan Angit bisa berangkat sekolah bareng mereka... pasti seru Nakk."
Ibu memang terlihat sangat bersemangat. Maklum, di tempat lama mereka, Langit tidak punya teman sama sekali. Bahkan Ibu dan Ayahnya sering dipanggil ke sekolah karena para guru yang concerned dengan kondisi Langit yang lebih senang menyendiri ketimbang bersosialisasi dengan orang. Tiap ada kerja kelompok saja Langit tidak pernah mau kumpul, dia lebih memilih mengerjakan tugas kelompoknya sendiri. Tak jarang Langit mendapatkan ujaran kebencian dari anak-anak di sekolahnya dulu. Berpikir kalau Langit itu terlalu sombong.
Makanya begitu Ryan, Andra dan Jul menampakkan diri, Ibu sesenang itu sudah berpikir Langit akan berteman baik dengan mereka. Kemarin adalah awal yang bagus meski Ibu tidak tau bagaimana cerita lengkapnya, tapi Ibu ada benarnya. Buktinya Langit dibuat tertawa oleh ketiga anak itu.
Hanya saja Langit tiba-tiba merasa cemas. Jujur saja, dia bukan tipe anak yang bisa langsung akrab dan cocok dengan orang baru dan orang yang terlalu ramah dan lebih banyak bicara dengannya membuatnya merasa 'sedikit tidak nyaman'. Energinya bisa langsung terkuras banyak jika itu terjadi. Maka dari itu Langit cemas dan sedikit was-was ketika Ibu bilang dia akan sekelas dengan ketiga anak yang 'agak laen' itu.
"Udah siap, Ngit? Ayo Ayah antar ke sekolah. Kamu duluan ya, Ayah mau ngambil laptop dulu di studio."
"Iya Yah..."
Baru keluar dari rumah hendak masuk duluan ke dalam mobil, tiba-tiba Langit mendengar suara berisik. Suara motor ditambah suara ketawa anak-anak yang kenceng. Saking kencengnya sampai bergema di jalanan perum yang masih sepi pagi itu.
Akhirnya Langit tau siapa si biang ribut pagi itu. Siapa lagi kalau bukan ketiga anak gila itu. Sudah dengan seragam putih abu-abu mereka. Ada dua motor. Langit masih belum hafal nama ketiga anak itu, tapi mereka pergi dengan dua motor. Satu motor dinaiki dua anak lelaki, yang bawa motor pakaiannya rapi. Satunya dibawa oleh anak laki-laki juga (yang paling berisik) tapi di boncengannya ada anak perempuan yang ga bisa dia lihat wajahnya karena posisi duduk anak itu membelakanginya. Hanya lihat helm berwarna merah maroon dan jaket warna abu-abu muda menutupi seragam bagian atasnya. Langit pikir mungkin saja itu pacarnya.
"Ngit? Ayah pikir kamu udah masuk mobil... Berangkat sekarang? Langit mau coba bawa mobil ga? Sampe gerbang depan. Nanti kalo udah di jalan gede gantian Ayah lagi yang bawa."
Langit memang masih dalam tahap belajar bawa mobil. Sebenarnya sudah dari lama ditawari Ayah dan Ibunya buat kursus bawa mobil tapi Langit menolak, katanya nanti aja kalo udah di bangku SMA. Ayahnya sibuk juga kalo ga di studio, kantor, pasti di lapangan jadi emang ga intens belajar bawa mobilnya. Langit udah bisa kok sebenernya, tapi masih agak takut kalau di jalan besar yang udah banyak kendaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Cloud in the Sky ⋆。°✩ NoHyuck GS ⋆。°✩
FanfictionSky needs his Cloud with him ˚₊⊹ᰔ This is story of their youth: To find true love, To depend on what so called family, To grow stronger with bestfriends. ⋆.˚✮🎧✮˚.⋆ᥫ᭡.⋆˚࿔𝜗𝜚˚⋆⋆.˚🦋༘⋆ Written by misssbee 🐝 • NOHYUCK (feat. JAEMREN & JICHEN) • GE...