[1.7] Pekan Kesenian (Part 1)

616 136 296
                                    

Sekitar jam setengah enam sore anak-anak sudah berkumpul di rumah si kembar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar jam setengah enam sore anak-anak sudah berkumpul di rumah si kembar. Sudah seperti markas besar ya, pokoknya apa-apa dilakukan mereka di rumah Aya dan Ryan. Sudah jadi kebiasaan Andra dan Jul dari masih kecil sih, makanya keterusan sampai sekarang.

"Widihh, fans-fans gue udah pada nongol aja."

"Tai ledig lo. Janjiannya jam berapa ya? Jam 5 kan? Ini udah lewat 30 menit, njing!" Sewot Jul melihat Ryan turun sambil memakai jaket hoodie biru ngejrengnya. Emang sengaja biar jadi pusat perhatian. Bawahannya celana pendek.

Andra dan Jul juga kurang lebih sama penampilannya dengan Ryan. Semua memakai jaket dengan bawahan celana pendek. Hanya agar tidak masuk angin selama di atas motor. Toh kalau nanti di TKP mereka kepanasan, pasti jaketnya dilepas jadi tinggal kaosan dengan celana pendek saja ketiga anak itu.

Beberapa saat kemudian, Aya juga turun. Hanya dengan kaos dan celana pendek, rambut dicepol asal-asalan. Sama aja ternyata ya? :')

"Ay, lo—"

Mulut Jul langsung dibekap Andra karena Andra sudah tau apa yang hendak keluar dari mulut pria itu. Sudah pasti mengomentari outfit asal-asalan Aya itu. Bukan masalah sederhana atau tidaknya, tapi ini sore menjelang malam, naik motor pula. Mereka tau bagaimana Aya itu. Gampang masuk angin. Kalaupun Jul berhasil mengomentari outfit Aya, pasti akan dibalikin: "Kalian aja gitu, trus kenapa gue ga boleh? Mending gini ato gue ga ikut samsek?"

"Lo bawa tolak angin kan? Jaga-jaga." Bisik Andra.

"Ada dong meen! Tolak angin, minyak kayu putih caplang, minyak cap kapak, minyak tawon, minyak telon, fresh care, koyo, OBH combi..."

"Mau jadi tukang urut lo? Lagian ngapain segala OBH combi dibawa, ege??" Tanya Ryan yang sudah duduk di depan Andra dan Jul.

"Siapa tau kalian masuk angin trus batuk? Gue bawa aja semua. Di jok motor gue."

Oh iya, kalo ke sekolah biasanya emang bawa motornya Andra. Tapi kalo jalan-jalan keluar bawa motornya Jul yang Vario putih. Soalnya Scoopy Andra ga bisa dibawa jalan jauh. Paling jauh ya ke sungai tempat mereka main itu. Kalau yang perjalanannya lebih dari 15 menit, Scoopy Andra menyerah. Sudah mulai tua soalnya.

"Ngaku lo, pasti nyolong dari apotek bonyok lo lagi kan??"

"Apa gunanya punya bonyok yang ada apotek kalo ga dicolong isinya?? Hahaha"

Tapi tenang tenang... Jul hanya mengambil yang aman-aman saja. Lagian dia nyolong pun orang tuanya tau. Karena tiap obat yang masuk dan keluar itu kan dihitung. Jadi kalau ada yang hilang mereka sudah tau siapa pelakunya. Jul tidak pernah menyalahgunakan obat kok. Dia tau semua dosis dan pemakaiannya. Kan kedua orang tuanya apoteker, dia banyak belajar juga dari mereka.

"Kalian kalo masih duduk mending gue masuk kamar gue lagi."

Ryan, Andra dan Jul langsung angkat pantat dari sofa mendengar suara Aya. Ini maksud Andra tadi membekap mulut Jul. Karena menarik Aya agar keluar dari kamarnya saja itu butuh effort yang lebih. Ryan sampai harus tantrum dulu, merengek di dalam kamar Aya, melompat-lompat di atas tempat tidur kembarannya. Sangat mengganggu ketenteraman jiwa Aya.

• Cloud in the Sky ⋆。°✩ NoHyuck GS ⋆。°✩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang