Bagian 10

211 27 7
                                    


Setelah 3 kali terulang kejadian pada pintu belakang yang tiba-tiba berbunyi, para penghuni lantai 1 pun memutuskan untuk tidur sekamar berdua, jadi sekarang Selin dengan Sasa, Amel dengan Nina, Aca dengan Janet. Meskipun sudah sekamar berdua bukan berarti kamar lama ditinggalkan, Selin kadang yang menginap di kamar Sasa dan besok malam ganti Sasa yang menginap di kamar Selin, begitu pula dengan Aca dan Janet. Mereka saling bergantian menginap kecuali Nina yang masih trauma dengan kamarnya sendiri sehingga dirinya full pindah ke kamar Amel.

Dikarenakan kamar Nina yang kosong, sesekali Amar dan penghuni pria yang lain akan bergantian menginap di sana, selain karena mencegah kamar yang kosong juga sekaligus untuk menjaga para gadis setiap malam. Beruntung beberapa hari terakhir gangguan sudah mulai reda. Masih ada, namun hanya sekedar suara, tidak seekstrem minggu lalu yang hampir menghilangkan nyawa Selin dan membuat trauma Yohan serta Nina.

"Nanti malem siapa yang di kamar Nina?" Pram bertanya.

"Gue sama Angga." Farrel langsung mengangkat tangan.

"Segala berdua, lo gak berani sendiri, Rel?" Tanya Aca.

"Gak mau ambil risiko, bisa berdua ngapain sendiri-sendiri." Jawab Farrel

"Nanti malem kalian mau makan pake apa?" Selin bertanya sekaligus mengganti topik pembicaraan..

"Bikin apa gitu kek yang seger." Usul Aca.

"Di kulkas ada lele. Bikin sayur bayem, lele goreng, sama sambel, oke gak?" Semua langsung mengangguk setuju.

"Lo kalo bikin sambel yang pedes sih, Lin. Kaya nanggung amat, dibilang pedes tapi gak pedes, dibilang gak pedes ya kerasa dikit pedesnya." Farrel mengajukan protes.

"Kepala suku yang bakalan protes kalo gue bikin terlalu pedes." Ujar Selin.

"Lo bikinin aja sendiri, di sini juga cobek ada 2." Ujar Pram.

"Iya iya, nanti punya Mas Amar gue bedain." Ujar Selin. Amar yang mendengar itu langsung mengacungkan jempolnya.

Jumat siang menjelang sore, tepatnya pada pukul 14.20, hampir semua penghuni kos sedang berada di rumah, setengahnya baru saja pulang dari bekerja seperti Amar, Yohan, dan Selin yang bahkan masih rapi menggunakan kemeja tapi sudah ikut berkumpul di meja makan.

"Sasa sama Angga udah lama keluarnya, Ca?" Tanya Yohan.

"Sasa dari jam sebelas, Angga baru aja setengah dua tadi." Jawab Aca yang kebetulan hari ini tidak kemana-mana.

"Tumben dah muridnya Mas Nuga mau nyamper ke sini." Ujar Farrel.

Tepat setelah Angga pamit untuk pergi ke kampus, tiba-tiba saja ada yang mengetuk gerbang kosan. Aca yang saat itu sedang menyapu teras langsung keluar untuk melihat siapa yang datang bertamu. Ternyata ada 2 anak perempuan yang Aca tebak masih berusia sekitar 9 atau 10 tahun. 2 anak tersebut memperkenalkan diri sebagai murid SD kelas 3 dan ingin bertemu Nuga untuk meminta les.

"Minta les matematika itu." Ujar Aca.

"Mas Nuga bukannya cuma staff TU?" Tanya Selin.

Amar mengangguk, "Tapi dia kan emang seharusnya jadi guru SD, bisa lah itu ngurusin anak kelas 3."

"Kok gak jadi guru ya dia?" Aca keheranan.

"Kalo katanya dia sih ribet, mau jadi guru kebanyakan proses, dianya males jadi sementara jadi staff TU aja yang penting dapet duit." Ujar Yohan.

"Bisa itu kalo Nuga mau buka bimbel di kosan, bisa nambah penghasilan juga. Lagian ruang tamu jarang dipake kecuali kalo ada tamu ke sini." Ujar Amar.

"Oh iya ngomong-ngomong tamu." Selin yang semula sedang menyantap ciki langsung menghentikan kegiatannya.

Kos Lembah ManahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang