Seperti rencana yang sudah disusun secara dadakan tadi malam, sekarang Amar, Yohan dan Selin benar-benar membolos, tidak pergi bekerja. Semalam memang satu per satu orang mulai merebahkan diri di atas kasur sekitar pukul 22.30, akan tetapi tidak ada yang bisa benar-benar langsung tertidur.
Contohnya saja Nuga, Farrel, dan Angga. Mereka memang diminta Amar untuk tidur lebih awal terutama Nuga yang esok hari masih bekerja. Memang betul mereka terlelap, tapi tak nyenyak, hampir 1 jam sekali pasti terbangun dan merasa waspada, sedangkan yang lain malah sama sekali tak tertidur, mereka memejamkan mata tapi pikirannya masih terus berjalan kesana kemari.
Mereka semua baru bisa tidur dengan tenang, aman, dan nyaman saat masjid di area komplek mulai memutar lantunan ayat suci Al-Quran, kemudian disusul dengan masjid-masjid lain di sekitar, kemungkinan pukul 3.00 dini hari mereka baru terlelap. Namun karena harus ibadah subuh, tentu mereka tak bisa lama-lama berada di dunia mimpi.
Orang pertama yang bangun sudah pasti Tasya dan dilanjut dengan Selin. Meskipun sama-sama lelah, akan tetapi Selin terlihat lebih dari sekedar lelah, keadaan fisiknya memperlihatkan seperti gadis itu sudah terjaga selama 3 hari berturut-turut. Wajahnya pucat, badannya lemas, bawah mata yang lebih gelap dari biasa, bahkan bibirnya pun nampak kering.
"Lo gak papa, Lin?" Tasya saat itu juga langsung mendekati Selin.
"Gak papa, Mba. Ini tuh efek kemarin megang Amel langsung, gak papa." Jawab Selin.
Setelah keduanya melaksanakan ibadah, barulah satu per satu penghuni kos dibangunkan dan kegiatan kembali normal seperti biasa. 9 dari 12 penghuni kos hari ini menetap di rumah, Nuga dan Nina masih pergi bekerja dan Sasa yang harus ke kampus karena sudah ada janji bimbingan dengan dosen pembimbingnya.
Amel yang sudah mulai pulih kini sudah berada di meja makan dengan diapit Janet dan Tasya, sedangkan yang lain juga sudah berkumpul dan duduk melingkari meja makan. Agenda pertama hari ini adalah kembali memantapkan rencana yang telah dibuat agar semuanya dapat berjalan dengan lancar.
"Hari ini kita ke rumah Pak Abi, kita minta rekaman cctv di hari terakhir sebelum lebaran sampai hari di mana kita balik ke sini." Ujar Amar.
"Tapi hari terakhir sebelum lebaran kan masih ada Pram." Ujar Aca.
"Coba inget-inget lagi, Pram. Hari terakhir sebelum lo akhirnya pulang maghrib-maghrib itu sempat ada apa di sini?" Pinta Janet.
"Dari pagi sampe sore gak ada apa-apa, biasa aja rumah ini." Jawab Pram.
"Terus yang Pak Udin ke sini sore-sore itu?" Tanya Yohan.
"Dia cuma ngecek aja, dikiranya emang kosan udah kosong jadi dia dateng. Kaya cek rumah biasa, naik ke lantai 2 mastiin semuanya udah dikunci rapet gak ada celah buat tikus atau kucing buat masuk rumah, terus ke belakang, dapur, ngecek selang gas udah dicopot apa belum, gitu-gitu." Pram memberikan penjelasan lebih detail.
"Kayanya lo sempat cerita kalo tiba-tiba mutusin mudik gara-gara abis ngobrol sama Pak Udin. Kejadian kalian ngobrol dan Pak Udin keliling kosan itu duluan mana?" Tanya Amar.
"Ngobrol dulu di teras depan. Gak lama gue milih buat mudik, gue ngomong lah ke Pak Udin kalo gue mau pulang, sama Pak Udin disuruh buruan packing keburu malem nanti gak bisa lewat kejebak orang yang takbiran. Selagi gue packing ya itu lah Pak Udin keliling kosan." Pram menambahkan penjelasannya.
"Pak Udin ke belakang cuma sebatas ngunci pintu belakang apa sampe keluar ke halaman belakang?" Tanya Amar.
"Seinget gue sih sampai ke halaman belakang, gak lama balik ke dalem buat ngunci pintu sama nyopot selang gas." Jawab Pram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos Lembah Manah
Short StoryAkan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi 12 penghuni indekos Lembah Manah