Bagian 12

222 31 5
                                    

Kos Lembah Manah pada siang hari ini terlihat cukup sunyi dari biasanya, hanya tersisa 2 orang penghuni di dalam yakni Sasa di lantai 1 dan Farrel di lantai 2. Keduanya berada di rumah karena sama-sama sedang tidak bimbingan, Sasa sudah pasti karena jadwal bimbingannya belum ditentukan sedangkan Farrel sudah ada jadwal tetapi belum menyelesaikan revisi.

Masing-masing terlihat sibuk dengan kegiatannya. Sasa memang sudah berencana untuk membersihkan kamar dan juga hendak mencuci, oleh karena itu dirinya sekarang sudah membawa keluar keranjang cucian yang berisi segunung pakaian serta sprei kotor, tak lupa ada kain lap yang tersampir di bahu yang memperlihatkan jika dirinya betul-betul sedang bersih-bersih.

"Siapa nih yang abis nyuci? Bisa-bisanya botol detergen gak ditutup lagi, untung gak tumpah." Sasa meraih botol detergen cair yang berada di keranjang samping mesin cuci untuk dituang isinya.

"Jemuran di atas masih ada tempat gak ya? Sprei sama selimut butuh space lebih biar nanti sore bisa langsung kering." Gumamnya sembari mulai mengatur mode mesin cuci kemudian di tutup.

"Coba gue cek dulu deh."

Setelah memastikan cuciannya aman, Sasa pun mencoba naik untuk melihat apakah tempat jemuran masih menyisakan ruang untuknya menjemur sprei beserta selimut.

"Pintu ke tempat jemuran dikunci gak, Mas Rel?" Suara Sasa bergema dibarengi dengan suara langkah kaki menaiki tangga.

"Gak dikunci kayanya, tadi Mas Nuga juga abis nyuci." Farrel menjawab dengan suara yang sedikit keras sebab jarak antara dirinya dan Sasa terbilang cukup jauh.

"Oke." Sasa langsung berbelok menuju ke arah pintu yang menghubungkan area dalam lantai atas dengan outdoor khusus untuk menjemur baju.

"Halah sama-sama nyuci sprei." Ujar Sasa saat melihat 5 tali jemuran yang membentang kini penuh dengan sprei dan sarung bantal.

"Ini siapa aja yang jemur sprei?" Sasa kembali bertanya.

"Gue, Mas Nuga, sama Mas Amar." Jawab Farrel.

Padahal Sasa bisa menghampiri Farrel untuk berbicara dengan suara normal, akan tetapi dua anak itu lebih suka mengeraskan suara dari pada harus berjalan mendekat.

"Udah gak ada tempat, Sa?" Tanya Farrel.

"Ada sih, tapi cuma buat gantungan, talinya udah penuh." Jawab Sasa.

"Jemur di belakang aja, tali sama tiangnya ada di deket pintu gudang."

Sasa terdiam mendengar ucapan Farrel, "Emang boleh ke belakang?" Gumamnya.

"Tapi jemuran tambahan kan emang di belakang, masa iya spreinya gue jemur nanti sore karo sprei yang ini udah kering? Keburu bau lagi dong." Ujarnya.

"Alah gak papa paling, kan niat gue bagus cuma mau ngejemur bukan mau aneh-aneh."

Sasa menutup kembali pintu ke arah jemuran dan kemudian turun.

"Gak jadi, Sa?" Farrel bertanya saat mendengar langkah Sasa semakin menjauh.

"Jadi, jemur kaos di atas sisanya di bawah." Jawab Sasa.

"Oke."

Sasa segera membuka pintu belakang dengan susah payah kemudian mencari letak di mana tali dan juga tiang yang biasa digunakan sebagai jemuran darurat. Jika berdasarkan perkataan Farrel, seharusnya tali dan tiang tersebut berada di dekat pintu gudang, akan tetapi sekarang Sasa hanya melihat tiang tanpa adanya tali.

"Mana nih talinya?" Sasa mencari ke sekitar namun memang tali yang dicari tidak berada di sana.

"Ada di dalem gudang kali ya."

Kos Lembah ManahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang