#4

22 5 0
                                    




Queen 🍻

Reika tidak menyangka bar yang dimaksud oleh teman-temannya adalah bar miliknya sendiri. Lebih tepatnya bar yang ia dapatkan sebagai hadiah pernikahan dari ayah mertuanya, Hideo. Jangan salah ini bukan untuk Reika dan Genji. Tapi dengan jelas di sertifikat tertulis nama Reika. Jadi ini hanya milik Reika.

"Ayo masuk, kenapa berdiri lagi" Rena menarik tangan Reika agar ikut masuk ke dalam bar bersama mereka.

Bar ini cukup besar dan terkesan mewah. Tapi masih ramah di dompet mahasiswa. Ya Reika sengaja memberikan konsep yang mewah para bar ini. Tapi ia ingin para mahasiswa menikmati waktu mereka tanpa harus banyak berpikir tentang uang yang harus mereka habiskan untuk minum-minum.

Memang seperti itulah cara orang kaya menghabiskan uang mereka. Tapi untuk usahanya yang lain, Reika tetap memasang harga langit dengan kualitas yang juga luarbiasa.

Saat Reika masuk bersama Rena dan Eiji beberapa pelayan siap untuk menyambutnya. Tapi ia memberi isyarat dengan tangannya agar mereka tidak perlu memberi hormat padanya.

"Kalian kenapa terlambat?" Tanya Seya sambil mempersilahkan mereka bertiga untuk duduk di sisinya.

"Reika jatuh dan kakinya terkilir jadi kami masih pergi mencarikan obat untuk kakinya" jelas Eiji. Sementara Reika hanya diam karena ia rasa tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi padanya kan? Itu hanya basa-basi.

"Kakimu baik-baik saja?" Tanya Naoya.

"Ya sudah lebih baik"

"Aku pikir Okuma-san adalah tipe orang yang tidak akan kesakitan hanya karena jatuh sedikit" Reika menghembuskan nafasnya dengan kasar. Yukie benar-benar sangat menyebalkan hari ke harinya. Apalagi lihat dia dengan santainya duduk menempel pada Genji.

Ini baru pertengahan semester dan dia sudah sangat terang-terangan ya.

"Aku tidak peduli dengan apa yang kau pikirkan" Reika mengangkat gelasnya untuk menerima tuangan bir dari Mori.

"Ayo kita main jujur berani" Minato mengangkat botol sake kosong untuk diputar di tengah meja. Tapi karena jumlah mereka yang cukup banyak dan yang lainnya terpisah di meja lain sepertinya akan kurang seru.

"Tapi yang lain ada di meja terpisah"

"Pelayan! Bisakah kami menyewa bar ini untuk malam ini?" Reika mengangkat tangannya dan memanggil pelayan. Sejauh matanya memandang hanya mereka saja yang ada di sini. Karena sekarang memang bukan jam ramai.

"Tentu saja nona, kami akan memasakkan tanda tutup didepan dan kalian bisa bersenang-senang" ujar seorang pelayan lalu ia berjalan ke pintu depan untuk menutup pintu bar.

"Reika, siapa yang akan membayar biaya sewa bar ini untuk satu malam. Pasti mahal" ujar Seya dengan panik. Apalagi pelayan sudah menutup pintu bar dan memberikan tanda tutup.

"Bukan masalah senpai, malam ini biar aku yang traktir. Anggap saja ungkapan maafku karena terlambat"

"Reika memang terbaik, cepat gabung mejanya"

Mereka lalu dengan cepat menggabungkan meja dan mengatur posisi duduk mereka.

"Baiklah semuanya sudah duduk? Mari kita putar botolnya" Minato berdiri lalu memutar botol bir di atas meja dan botol itu berhenti berputar dan menunjuk ke Yukie.

"Baik Soma-san truth or dare?" Tanya Minato sambil mengarahkan botol seperti mic ke arah Yukie.

"Truth"

"Baiklah siapa yang mau bertanya?" Seorang gadis mengangkat tangannya dengan semangat.

"Eumm, Soma-san terlihat sangat cantik dan juga ramah pada kami semua. Jadi, apakah kau punya pacar?" Entah kenapa gadis itu melontarkan pertanyaan yang terdengar aneh itu.

MY HUSBAND GENJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang