23🎀

231 95 42
                                    

Biasanya dalam keadaan apapun itu, kelana langsung menceritakan semuanya kepada Naomi namun, sekarang ia harus pendam sendiri dulu.

Tapi, jauh di lubuk hatinya itu ia kangen, ia rindu dengan sahabatnya tersebut.

Dan, mereka keduanya mempunyai sifat sama-sama gengsi untuk menghubunginya kembali.

Memikirkan itu, membuat kelana mengantuk, ia akhirnya putuskan untuk tidur saja terlebih dahulu agar besok kembali ke sekolah dengan semangat.

🎀🎀🎀

Pagi harinya kelana bangun dengan dengan alarmnya yang terus berbunyi sejak tadi.

Kelana pun segera mematikannya dan bangkit. lalu, segera bersiap-siap.

Rafka sedang bersiap-siap di meja makan, dengan menunggu Aldara menyiapkan sarapannya.

"Cepet mandi na, telat mulu kamu sekolah. dikira itu sekolah punya nenek moyangmu apa."

"Mamah gatau ya?" tanya rafka.

"Tau apa, pah?" kelana yang menjawab.

"Itu sekolah milik nenek moyang kita tau." jawab rafka, serius.

"HAH YANG BENER??" teriakan istri dan anaknya mampu membuat rafka menutup telinganya.

"Kalian ga percaya?"

Aldara dan kelana sontak menggeleng.

"Yasudah kalau ga percaya." jawab rafka.

"Ih papah ayo lanjutin dong, biar na bisa pamer sama temen-temen."

"Matamu pamer." jidat kelana di sentil pelan oleh Aldara.

"Awsh... sakit mamah."

"Papah cukup tau, kalian ga percaya sama papah."

"Pergi mandi kamu na, sana."

"Iya  iya mah, ini na mandi."

Setelah kelana pergi ke kamar mandi, Aldara memastikan omongan rafka tadi.

"Emang bener pah, sekolah itu punya nenek moyangnya papah?"

Rafka pura-pura ngambek karena omongannya tadi tidak di percaya oleh keduanya.

"ko cemberut pah?"

"Gamau, papah ngambek. sarapan punya papah mana, mah?"

"Oiya ini udah hampir mateng ko."

Aldara segera menyiapkannya.

Kelana pun, sudah siap dan tinggal sarapan. waktu sudah menunjukkan pukul 06:40 wib.

"Pah, emang bener ya?"

Seketika, wajah rafka pun menahan tawa. dan akhirnya, rafka tertawa.

"Bwahhaaaaaa kalian percaya sama papah?"

Aldara dan kelana saling melirik, aneh. sedangkan rafka masih tertawa.

"Bwahaaaahaaa kalian ini, udah ah papah mau berangkat dulu." ucapnya lagi, lalu tangannya ia sodorkan untuk Aldara dan kelana Salim.

"Mah ...."

"Sana kamu berangkat, jangan ladenin papah kamu yang usil itu."

"Iya iya mamahku yang paling cantik." ucap kelana selagi menghabiskan suapan terakhirnya.

"Assalamualaikum mamah."

"Wa'alaikummusalam, na, hati-hati okei cantik."

"Siap mamah, bye byee."

Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang