18🎀

268 120 6
                                        

Suasana pagi hari di rumah kelana sedikit heboh. yang satu habis subuh tidur lagi, yang satu nanya in di mana sepatu, dasi, apapun itu di tanyakan padahal benda tersebut tinggal di ambil.

Aldara sedikit repot pagi ini karena rafka katanya ingin membawa bekel ke kantornya.

"Papah ngide dari mana si bekel gini?" tanya Aldara yang sedang sibuk bergutat dengan kompornya.

"Dari anak ku lah."

"Kita!" lalu, Aldara teringat kelana masih tidur.

"Bocah ampun banget belum bangun juga dia." dumel Aldara.

"Bangun in mah, sekolah dia telat lagi nanti tuh."

Aldara tersenyum manis, yang di mana itu senyuman horor.

"Papahku sayang, kalau mamah bangunin tuh bocah yang ada ini gosong."

"Matiin dulu kompornya."

"Nanti lama mateng nya, papah keburu berangkat."

Rafka pun menghela nafasnya.

"Yaudah papah yang bangun in."

"Nah gitu kek dari tadi." ucap Aldara saat Rafka sudah berjalan ke arah kamar kelana.

Rafka pun berdiri dan pergi ke kamar kelana. begitu membuka pintu kamarnya, rafka terkejut karena masih asik dengan mimpi nya.

"Astaghfirullah'aladzim, bener-bener nih bocah."

"Hei bangun cantik."

"Cantik bangun hei."

"Na, cantik bangun sayang." lagi-lagi kelana tidak terusik.

Rafka memiliki ide jahilnya, ia mengambil air di dalam gelas. tepat, di atas nakas samping tempat tidur kelana. lalu, menyipratkan air sedikit demi sedikit ke arah muka kelana.

"BANJIR BANJIR TOLONGIN NA, NA KELELEP."

"TOLONG TOLONG BANJIR PAPAH MAMAH KENAPA KALIAN TEGA NINGGALIN NA."

"NOMI TOLONG NOM, PAPAH SAMA MAMAH NINGGALIN GUE."

"LOH NOMI LO JUGA NINGGALIN GUE? TOLONG TOLONG."

Akhirnya, kelana pun terbangun dengan nafas tersengal-sengal.

"Papah!!!!"

Rafka pun hanya tertawa lalu pergi meninggalkan anak gadisnya.

Kelana pun kesal dengan perlakuan papah nya tersebut.

Tak lama, rafka kembali datang dan memberikan air putih kepada kelana. karena, itu bagus untuk kesehatan.

"Nih minum dulu."

Kelana mengambil air dengan tatapan marah kepada Rafka.

Rafka yang tahu bahwa anaknya ini sedang marah, maka ia akan berusaha mengembalikan mood pagi nya.

Rafka duduk di atas kasur kelana dengan posisi mereka berhadapan.

Lalu, rafka tersenyum manis dan mengusap kepala kelana lembut, penuh perhatian.

"Good morning princess nya papah."

Kelana masih saja cemberut, ia tidak akan luluh begitu saja dengan rafka.

"ASTAGHFIRULLAH, INI KENAPA ANAK SAMA PAPAH MALAH BEGINI? BANGUN KAMU NA! PAPAH BERANGKAT KERJA, ITU BEKEL NYA UDAH SIAP." teriak Aldara.

Rafka dan kelana pun terkejut.

Kelana langsung berlari ke arah Aldara dan mengadu kepadanya.

"Mamah itu papah nya tadi siram na. na gamau na males berangkat sekolah, na mau ngambek." adu kelana dengan memeluk Aldara.

Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang