9🎀

361 177 9
                                    

Hari Minggu adalah hari di mana siswa dan siswi bangun siang. karena, hari tersebut hari istirahat atau hari libur.

"Pah liat, sekarang udah jam 10 tuh anak belum bangun juga."

"Anak kamu itu." jawab rafka.

Rafka dan Aldara sedang berada di ruang keluarga. rafka yang sedang membaca koran, juga kopi nya tidak tinggal berada di dekat sana. dan Aldara yang di sampingnya.

Aldara walaupun umurnya sudah 38 dan rafka 40 tetapi, mereka masih seperti pasangan muda. Aldara yang masih suka iseng, dan ke-cegil an nya belum selesai itu yang rafka heran-kan sampai sekarang.

"Pah, Kelana cerita sama mamah." tanya aldara, lalu menyandarkan kepalanya ke pundak rafka.

Rafka langsung menurunkan koran nya, karena topik yang di bawakan oleh Aldara kini menarik. menarik karena ini tentang anaknya, anak perempuannya, anak semata wayangnya.

Aldara segera mendekat ke arah rafka. dan bersiap menceritakan nya.

"Kelana bilang dia cemburu kalau Aidan merespon cewe lain."

Rafka mulai berfikir masuk ke dalam pembicaraan.

"Dan kelana itu anaknya kan misuh-misuh, ceroboh. tapi, mamah udah kasih dia wejangan."

"Apa tuh?" tanya rafka.

"Adalah. mamah bilang ga usah takut lawan kuman itu, anak mamah berani."

Rafka dan Aldara terkekeh. "Dasar para cegil." ucap rafka, yang terheran-heran istrinya cegil, anaknya pun sekarang cegil.

"Berarti anak mamah nurun banget sama mamah, pah."

"Enak aja, anak papah juga itu."

Tak sadar, kelana sudah bangun.

"Kalian ngapain?" tanya kelana, yang masih mengucek matanya.

"Eh anak gadis papah udah bangun, cantik. gih cuci muka dulu, gosok gigi."

"Abis itu makan ya, udah mamah siapin di meja makan sayang." teriak Aldara, saat kelana  pergi ke kamar mandi.

Rafka dan Aldara kembali menggelengkan kepalanya, dan tertawa.

"Rasanya cepet banget ya mah, kita baru nikah eh sekarang udah punya anak remaja."

"Iya, mana anaknya cantik, nurun banget deh sama mamah."

"Kebanyakan nurun dari mamah, mamah se cinta itu ya sama papah?"

"Loh kok baru nyadar si? papah engga cinta lagi ya sama mamah?" ucap Aldara, drama.

"Eh kok gitu, engga dong papah nih sekarang yang jadi cogil buat mamah. karena, papah gamau mamah di rebut sama tetangga di ujung sana yang kecentilan sama mamah."

"Yeuh si papah, itu mah kan cuman bercanda."

"Oh jadi mamah lebih belain tetangga ujung sana daripada papah."

"Ihhh kalian ngapain si, na mau makan mending temenin na makan. sini." ucap kelana yang pusing mendengarkan ocehan kedua orangtuanya.

Rafka dan Aldara seketika diam, dan langsung menurut kepada anak semata wayangnya.

"Nah kan, gini enak. na makanya sambil di temenin." ucap kelana, asik kesenangan.

Hal tersebut mampu merubah situasi tadi. kini, rafka dan Aldara tersenyum melihat kelana makan dengan lahap, dengan berbagai cerita kelana ucapkan.

Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang