21🎀

237 109 6
                                        

Aidan pun di persilahkan masuk. tetapi, kelana pergi ke kamarnya. tangan Aidan tidak kosong, benar saja ia membawakan sebuah buket novel dan beberapa cemilan berniat membuat mood kelana membaik, tetapi, itu tidak membuat moodnya kelana membaik, malah semakin memperburuk karena ia tau, novel tersebut membelinya dengan sahabatnya. tak masalah menurut kelana tetapi, dengan foto yang di beritahukan oleh Jessica tadi, membuat ia sakit hati.

"Na buka dulu cantik pintunya." ucap Aldara lembut, di balik pintu kamar kelana.

"Na, Aidan udah rela-rela in ke sini malem-malem sayang, sini buka dulu, kita obrolin." ucapnya lagi.

Di dalam kamar, kelana diam, dengan tatapan kosong dan pikiran yang ntah ke mana.

Saat hendak Aidan ingin berdiri untuk membujuk kelana, rafka menahannya.

Kini, rafka yang mencoba membujuk kelana.

"Cantiknya papah, sini buka dulu pintunya papah mau bicara sama kamu." ucap rafka santai tetapi, membuat kelana langsung menurut.

Kelana membuka pintu kamarnya.

Saat mata kelana melihat Aidan, dan mereka bertemu tatapannya tetapi  kelana justru membuang muka, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ayo sini duduk dulu deket papah."

Menurut.

Kini, di ruang keluarga tersebut, sudah ada Aldara, rafka, Aidan, dan tentunya kelana.

Seperti sedang di sidang, mereka seolah-olah melakukan hal-hal tidak baik. tetapi, justru di sini Aidan di salahkan.

"Pelan-pelan ya, bisa ceritakan sama kami?" tanya rafka.

Kelana menatap ke arah kedua orang tuanya bergantian. lalu, menatap tak suka ke mata Aidan.

"Naomi." belum sempat kelana melanjutkan, sudah di potong oleh Aidan.

"Pasti Jessica yang bilang?"

"Kamu diam dulu." ucap rafka.

"Naomi boncengan sama Aidan, terus deket-deket sama Aidan dan, teman-temannya tapi pas Jessica ke arah sini ngasih tau Aidan malah lanjut jalan boncengan sama Naomi, engga cegah dulu." ucapnya lalu, terisak.

"Terus Jessica juga kasih liat foto yang di sekolah, yang Naomi." kelana tak mampu melanjutkan perkataannya lagi, ia menangis.

Rafka dan Aldara yang berada di samping nya pun, langsung memeluknya.

"Dan Aidan, saya, istri saya pernah mendapatkan pesan entah dari siapa itu foto kamu dan seorang perempuan." ucap rafka yang membuat kelana kembali menjadi-jadi nangis.

"Om Tante, saya bisa jelasin itu semua. dan itu ga bener semuanya, soal foto dan aku boncengan sama Naomi itu bener. tapi, itu ada alasannya."

"Kasih tau kami alasannya apa." jawab Aldara.

Aidan menunduk. "Alasannya, ini." ucap Aidan memberikan sebuah buket novel dan beberapa cemilan tersebut.

Kelana menggeleng. "Gue gamau. mending lo kasih itu sama Naomi atau cewe-cewe lo itu." jawab kelana dengan nada bergetar.

Aidan bingung, apa yang harus ia lakukan agar kelana bisa tenang.

"Om Tante bisa saya bicara berdua sama kelana?" tanya Aidan.

Rafka dan Aldara kembali melihat ke arah kelana.

Dan, kelana pun menggeleng.

"Sebaiknya kamu pulang saja." ucap Aldara.

Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang