15🎀

263 130 2
                                        

Setelah beberapa detik bahkan satu menit, dua menit mereka hening dengan Isak tangis dari Naomi pun terdengar.

"Papah pulang aja, Naomi mau istirahat."

Rafka tidak tega untuk meninggalkan Naomi dengan keadaan seperti itu.

"Ngapain kamu bilang ke manusia luar sana dengan sebutan itu. kamu masih punya ayah." ucap sonya dengan nada kesal.

Naomi tak hiraukan lagi, ia melenggang pergi ke kamarnya.

Lalu, rafka pun, izin pamit dan sonya langsung pergi.

Saat di perjalanan pulang, rafka tidak bisa berhenti berpikir.

Ia terus menerus memikirkan Naomi, keadaan Naomi, apakah Naomi bisa bertahan tinggal di sana?

Ingin mengajak tinggal bersamanya namun, Naomi masih memiliki keluarga, tetapi, keluarga mana yang tega bersikap seperti itu kepada anak bungsunya?

🎀🎀🎀

Kini, rafka sudah sampai di rumahnya dengan muka lesu.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikummusalam." jawab Aldara dan kelana.

"Gimana pah? Naomi selamat sampai tujuan kan? engga ada yang luka? engga lecet?" pertanyaan bertubi-tubi dari kelana membuat rafka kembali sedih, ralat. semakin sedih.

Aldara dan kelana yang memperhatikan kondisi muka rafka itu pun, langsung tanda tanya.

"Pah, kenapa?" tanya Aldara lembut dengan satu tangannya ia memegang kepada tangan rafka.

Rafka menarik nafas perlahan.

"Naomi ternyata di rumahnya ga nyaman." ucap rafka.

Aldara dan kelana shock.

"HAH?"

"Maksud papah?"

"Pah? na engga ngerti, gimana?"

"Pah jangan setengah-setengah dong, penasaran."

"Waktu papah nganterin Naomi dia langsung marahin sama ibu nya, dan ibu nya juga teriak-teriak tadi juga Naomi teriak, dengan alesan membela kita dan membela dirinya karena dia juga mungkin terlalu cape. Naomi nangis, dia sedih banget." jelas rafka.

Kelana langsung diam, dan sedetik, dua detik, tiga detik air matanya pun, ikut terjun bebas.

Kelana menangis, diamnya Naomi ternyata menyimpan banyak masalah.

Diamnya Naomi ternyata ga se bahagia itu.

Diamnya Naomi ternyata ga se perfect itu, karena Naomi lah yang selalu mengasih kata-kata, wejangan terhadap kelana jika kelana sedang dalam masalah apapun.

"Mah, pah, na ga berguna banget. na Kira Naomi bahagia."

"Na Kira Naomi bener-bener anak yang introvert tapi, dia ga menyimpan luka sebanyak itu. dia ga pernah cerita sama na mah, pah." tangis kelana semakin menjadi.

"Mah, pah, na ga becus banget jadi sahabat nya Naomi. sahabat mana yang engga tau keluh kesah sahabatnya sendiri."

"Na bener-bener benci sama diri na sendiri." kini, kelana sudah kehilangan tenaga untuk berbicara lagi. ia gagal menjadi sahabat nya, ia tidak bisa menjadi pendengar, rumah bagi Naomi.

Rafka dan Aldara kini memeluk kelana yang sedang menangis.

"Sayang hei cantikk. dengerin papah kamu itu engga salah jadi sahabat, semua masalah ga bisa di cerita in semuanya termasuk kepada sahabatnya sendiri."

Milikku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang