Bel pulang sekolah pun terdengar, siswa siswi berhamburan keluar ingin segera sampai di rumah. namun, berbeda dengan Naomi, ia justru memperlambat jalannya. karena tidak mau mengotot ingin segera keluar berdesakan dengan yang lainnya. ia jalan santai.
"Woi nom, ayo pulang." ajak kelana sambil menepuk pundak naomi.
"Duluan aja, gue nanti terakhir an aja." jawab Naomi dengan senyuman manis nya.
"Mau pulang ke rumah gue?" tanya kelana.
Naomi menggeleng sebagai jawaban.
"Yaudah gue pulang duluan ya nom, see you!" ucap kelana dengan melambaikan tangannya dadah ke arah Naomi, pun, Naomi membalasnya sama.
Saat sekolah sudah mulai sepi, Naomi hanya bisa menarik nafas nya dan membuang secara kasar.
"Kapan ya keluarga gue kaya keluarganya kelana? gue juga butuh arti kebahagiaan, gue juga mau bahagia tapi- akhhh." ucap Naomi terpotong karena ia tak sengaja hampir di tabrak oleh seseorang.
"Rio?"
"Eh sorry gue tadi sedikit ga fokus nyetir nya, lo gapapa? lo aman?" tanya Rio dengan memegang tangan Naomi.
"Ah engga gapapa, gue aman." jawab Naomi dengan melepaskan tangannya yang di genggam oleh Rio.
Rio langsung melepas tangannya. "Sorry."
Naomi hanya mengangguk. "Gue lanjut jalan dulu." ucap Naomi hendak pergi namun, tangannya di cekal oleh Rio.
"Mau gue anterin?"
"Engga usah. jangan."
"Gabaik ngebiarin cewe jalan sendiri sore-sore begini."
Naomi sedikit tertegun. "Tapi gue beneran gapapa ko, Rio."
"Nurut se susah itu ya?" ucap Rio dengan sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Naomi.
Naomi yang baru pertama kali di tatap seperti itu pun, jantung nya tidak karuan.
Lalu, ia sedikit memundurkan wajahnya dari Rio, begitupun Rio, karena ia paham.
"Gue gamau pulang ke rumah, ioo." ucap Naomi dengan pandangan menatap ke bawah.
Entah sadar ga sadar, Naomi mengubah nama Rio menjadi "ioo"
"Ada apa?"
Naomi menggeleng, rasanya orang lain tidak usah tau tentang masalahnya, biarkan ia sendiri yang memendam semuanya. sampai akhirnya bisa di lewati.
"Mau beli ice cream?"
Naomi mengadahkan pandangannya, menatap Rio.
"Engga usah, gue engga mau." jawabnya.
Rio menarik nafas, "Yaudah kalau lo gamau ice cream, ayo lo naik ke atas motor gue. kali ini bukan pertanyaan, melainkan pernyataan, dan gue maksa." tuntas Rio.
Naomi pun hendak ingin menolaknya tetapi, Rio terus saja memaksanya hingga ia pun mengikuti apa perkataan Rio.
"Pegangan ya." ucap Rio saat Naomi berhasil naik ke atas motornya.
Naomi berpegangan, tetapi hanya memegang tas sekolah Rio. bukan pinggang maupun pundaknya.
Rio kini membawa Naomi ke danau, tepi danau. di sana suasana sunset sangat indah, yang di mana Naomi hanya menikmati keindahannya dan dengan pikiran yang entah ke mana.
"Naomi, Lo bisa bercerita bebas, apapun sama gue. kalau lo mau tapi kayaknya lo memilih untuk mendem semuanya sendirian."
Naomi menatap mata Rio. "Rio, makasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku
Teen Fiction"Akhh anjing lo, kalau jalan pake mata." sentak seorang cowo dengan nada kasar. "Hello??? lo denger kan yang gue bilang tadi." ucapnya lagi sembari gerakan tangan "👋" "Stres nih cewe." ucapnya lalu meninggalkan gadi tersebut yang masih melongo di...