Saat perjalanan ke kantin, kelana tidak bisa berhenti berbicara. ia terus mengeluarkan kata-kata yang ada di dalam otaknya.
Tidak sengaja saat berjalan kaki kelana kesandung kaki nya sendiri.
"Aw ...."
Letta langsung membantu kelana.
"Makanya kalau jalan liat-liat, ga usah ngedumel sambil jalan gitu. mana semuanya lo omongin."
Kelana masih belum bangun, dan letta seperti memarahi anaknya yang super duper nakal.
Saat kelana ingin bangun, matanya tak sengaja melihat ke arah kekasihnya, pacarnya. tak lain, Aidan.
Aidan sedang mengobrol dengan salah satu cewek, dan cewek tersebut hampir jatuh di situlah Aidan dengan sigap membantu, menahan punggung cewek tersebut agak tidak terjatuh.
Kelana tidak suka pemandangan tersebut. siapa yang suka liat pacarnya begitu sama cewe lain?
Kelana langsung bangun dan pergi dari sana. letta yang anaknya tidak terbiasa teriak-teriak seperti kelana pun mengedarkan pandangannya, mengikuti pandangan kelana tadi.
Ternyata, saat di lihat posisi Aidan masih seperti itu. lalu, Aidan pun melihat letta, di situ Aidan sadar dan berusaha untuk melepaskan. ia tidak se jahat itu untuk membiarkan perempuan yang tadi ia tolong terjatuh.
Aidan langsung menghampiri letta, ia bertanya. "Kelana liat?"
Letta mengangguk.
Aidan seolah frustasi. "Di mana kelana?"
Letta tidak menjawab menggunakan mulutnya. tetapi, menggunakan tubuhnya. ia mengangkat bahunya. yang berarti, 'tidak tahu'
"Aghhhh ...." Aidan langsung melenggang pergi dan mencari kelana. ia tahu, kelana sangat pencemburu, tetapi ia akan menjelaskan semuanya secara detail.
Aidan mencari ke setiap sudut sekolah namun, nihil. tak ada kelana di antara tempat tersebut.
"Na, kamu di mana."
Teringat bahwa kelana suka membaca, pasti dirinya sekarang sedang berada di perpustakaan.
Di buka pintu perpustakaan, dan mencari kelana akhirnya ketemu.
"Di sini rupanya nih bocah."
Kelana sedang tertidur, ia jika sudah menangis pasti akan tidur, di mana pun, kapan pun. karena, ia suka tidur.
Aidan diam-diam sering memotret kelana.
Aidan mendekat ke arah kelana, ia bingung harus membangunkan atau diamkan?
Akhirnya, Aidan membiarkannya dan tidak membangunkan kelana. beberapa menit kemudian kelana terbangun.
Kelana mengerjapkan matanya. melihat sekeliling sudah sepi, tetapi pas melihat ke sebelahnya ia baru sadar ada Aidan di sana yang sedang memperhatikan kelana bangun tidur.
HAH AIDAN DI SINI?
"Hai." sapa Aidan.
Kelana tidak menjawab sapaan dari Aidan. ia malah langsung bertanya kepada Aidan.
"Ngapain lo di sini?"
"Galak banget cewe aku."
"Abis nangis, hm?"
Lagi-lagi kelana tidak menggubris omongan Aidan.
"Hei sini ngadep ke aku dulu. aku mau jelasin semuanya ke kamu, biar engga ada kesalah fahaman."
Mau tak mau tubuh kelana ikut bergerak, ia menghadap ke arah Aidan. dan sekarang posisi mereka menjadi berhadapan tanpa terhalang meja atau apapun itu.
Di tatapnya mata kelana, di sana sorot mata kelana tidak berbohong bahwa ia beneran menangis. rasanya pengen Aidan acak-acak puncak kepala kelana dan mencubit pipinya. gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Milikku
Novela Juvenil"Akhh anjing lo, kalau jalan pake mata." sentak seorang cowo dengan nada kasar. "Hello??? lo denger kan yang gue bilang tadi." ucapnya lagi sembari gerakan tangan "👋" "Stres nih cewe." ucapnya lalu meninggalkan gadi tersebut yang masih melongo di...