Chapter 18 | Game?

15 2 0
                                    

Tandai ya kalau ada yang typo.

Hari ini up 1600 an words dulu ya. Semoga engga bosan dengan cerita panjang.

Kini Yara yang masih dikerubungi oleh kala,Adista, Aruna dan Dany di ruang tamu seusai kala menggendongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini Yara yang masih dikerubungi oleh kala,Adista, Aruna dan Dany di ruang tamu seusai kala menggendongnya.

"nih olesin" ucap sangkar tiba dan sembari memberikan botol kuno kepada kala.

"Apaan itu njir. Bau nya engga enak banget. Sumpah" cibir Yara yang tak tau terimakasih.

"Minyak terapi" sangkar

"Punya?" Kala

"Pak Burhan" sangkar

"Gila,gua dikasih obat nya aki aki" gumam Yara sembari menggeleng kepala dengan menatap kala. Seolah memberi kode jika dia tidak mau diobati dengan itu.

"Harus mau" perintah kala.

"Engga. Makasih" jawab Yara.

"Tadi sangkar minta Minya terapi, emang siapa yang sakit?" Tanya pak Burhan yang tiba-tiba datang di ruang tamu villa

"Tuh pak. Lagi kumat aja" celetuk Adista sambil menunjuk Yara.

"Habis jatuh ya dari pohon apel?" Tanya pak Burhan

"Kok tau pak" tanya Dany

"Tadi saya lihat terus jatuh. Jadi saya biarin aja" ucap pak Burhan santai membuat Dany dan yang lain tertawa cekikikan "makanya jangan buat ulah kamu. Ngeyel sih dibilang "

"Saya ke kamar aja pak. Permisi " ucap Yara dengan berjalan yang sedikit pincang. Ya sebenarnya males juga berada di sekitar orang orang macam tuh.

"Lohhh ini belum diobatin loh" ujar pak Burhan.

"Biar saya aja pak" ucap kala yang Kini menyusul Yara ke dalam kamar.

"INGAT. JANGAN MACAM-MACAM" Teriak pak Burhan

"paling satu macam aja pak" balas Adista. Setelah mengucapkan itu semua orang pun pergi entah kemana.

Beralih kembali dengan Yara yang di dalam kamar. "Perasaan tadi engga sesakit ini deh" gumamnya.

"Kan belum di obati " jawab kala dengan menutup pintu kamar. "Sini obatin dulu"

"No. Bau nya engga enak banget"

"Ya emang gini obatnya "

"Engga. Paling besok sembuh"

"Engga akan sembuh kalau engga diobatin"

Yara yang lelah dengan ocehan kala itupun berniat mengusir kala. Itu lebih baik daripada dia mengoceh terus. "Keluar. Gua capek pengen istirahat "

"Gua taruh sini" ucap kala yang menaruh botol minyak terapi itu di nakas dekat ranjang tidur dan pergi dari kamar.

YARA'S SECRET - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang