Chapter 29 | You Know me

6 1 0
                                    

Kalau typo Tandai ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau typo Tandai ya.
Happy reading....

"ayah" Melisa tiba di paviliun dengan sedikit terkejut.

Axelo yang melihat putri nya baru sampai pun menoleh ke arah pintu masuk dan bertanya "dari mana kau?"

"Aku menemui Rayan di kantornya" jawab Melisa tersenyum ramah.
"Ayah kenapa ada disini?apa ada yang penting?" Tanya Melisa.

"Hanya ada urusan" jawab Axelo.

"Kalau boleh tau apa itu?" Tanya nya dengan hati-hati.

"Sifat mu yang ingin tau semuanya rupanya belum hilang ya. Jangan terlalu tau urusan orang lain Melisa" ucap Axelo sinis. Walaupun dia putrinya tapi dia tidak terlalu menyayangi Melisa. Akibat tindakan masa lalu nya yang kelewat batas.

Melisa pun hanya tersenyum nanar mendengar ucapan ayahnya.
"Perlu aku menyiapkan kamar untuk ayah beristirahat?"

"Tidak perlu, aku akan langsung pulang setelah ini"

"Baiklah, aku akan ke kamar. Jika butuh sesuatu ayah bisa memanggil maid" pamit Melisa untuk menaiki lift ke lantai 4.

"Hm" axelo

"Lama sekali anak itu" gumam Axelo menunggu Albi yang sedang menjemput Yara. Memang dia pikir urusannya hanya menemui bocah itu. Tidak, walaupun Axelo pria lanjut usia tapi dia masih mampu untuk mengumpulkan pundi-pundi kekayaan nya.

"Welcome pak tua" sapa Yara saat masuk ke dalam paviliun dengan Albi yang memutar bola matanya.

"Kau ini. Benar-benar minus soal tata Krama " cibir Axelo

"Terimakasih " jawab Yara tak peduli.

"Itu bukan pujian bodoh" lirih Albi ke Yara.

"Ini bekas yang kau minta" Axelo menyerahkan amplop yang cukup tebal kepada Yara.

"Albi, ambil berkas di meja kamarku"

"Kenapa tidak maid saja. Aku malas"

"Cepat Albi" perintah Yara yang kemudian Albi menuju kamar Yara.

"Kau mirip dengan ku. Ambisimu sangat besar varta" ceplos Axelo sembari duduk menyilangkan salah satu kakinya.

"Memang. Tapi jika disamakan dengan mu, aku tak terima" balas Yara dengan mengecek isi berkas di dalam map itu. "Hanya ini?" Tanyanya.

"Itu ku ambil bagian penting nya saja"

"Kekayaan mu kan banyak, aku ingin bagian ku di lebihkan" timpal Yara yang tak tau malu.

"Cih itu hanya permintaan konyol mu, jika ku berikan semua, kau mau aku meninggalkan mu tanpa warisan"

"Kalau gitu cepatlah membagi warisan mu"

YARA'S SECRET - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang