Chapter 34 | Paviliun

5 1 0
                                    

"saya sudah memberikan resep obat penenang dan vitamin untuk kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"saya sudah memberikan resep obat penenang dan vitamin untuk kemarin. Jika habis tolong di sediakan dengan cepat ya" jelas dokter perempuan itu setelah memeriksa Yara yang tertidur akibat Albi menyuntikkan obat tidur.

Albi pun hanya mengagungkan kepada nya saja.

"Apa nona pernah melakukan self harm?" Tanya dokter itu

"I don't know. Akan ku selidiki soal itu" jawab albi

"Tapi jika nona melakukan Self harm,itu bisa membuat nya ingin mengakhiri hidup nya" lanjut dokter itu

"Lalu ? " Tanya Albi

"Saya sarankan, nona menemui psikolog untuk konsultasi. Karena sampai hal ini dia belum bisa menghilangkan kecemasan berlebihan nya itu"

"Kau boleh pergi" titah Albi yang tak sopan itu lalu meninggal dokter tanpa pamit.

Tak peduli soal dokter, kini Albi ke area yang lumayan sepi tanpa Pengawal di area tersebut.

Mengotak-atik ponselnya dan menelfon seseorang.

"Putri mu kembali mengalami kecemasan" ujar Albi

"Bagaimana keadaan nya?"

"Seperti biasa. Panik dan ketakutan,untung aku menyuntikkan obat tidur "

"Astaga" gumam Rayan

"Saran dokter, perlu ke psikolog untuk konsultasi. bagaimana Daddy? " Tanya Albi, dia akan menunggu keputusan Daddy nya itu. Dan langsung ke psikolog jika Yara sudah sadar.

Sedangkan di seberang sana rayan masih terdiam. "Tanyakan pada varta, apa dia bersedia atau tidak" jawab nya

"Kalau tidak?"

"Kita akan sedikit memaksanya "

"Kalau begitu kenapa bertanya, langsung saja paksa dia"

"Sebenarnya kita juga tidak bisa memaksa orang menjalani pengobatan, sedangkan orang itu tidak mau sembuh"

"Tapi... Apa dia tidak ingin sembuh? Kejadian seperti ini akan terus dia alami seumur hidup jika begitu Daddy "

"Maka dari itu aku lebih memilih memaksa nya. Daripada menanyakan nya" ucap Rayan gampang di seberang sana sambil membaca beberapa dokumen kerjanya.

"Cih, pertanyaan tadi hanya pemanis" ceplos Albi

"Apa Melisa tau soal ini?" Tanya pria tua itu

"Belum. Kau saja yang mengatakan nya" Albi sebenarnya kurang suka dengan Melisa. Entah karena apa, padahal juga Melisa tak pernah main fisik. Tapi lebih ke ucapan dan pengancaman, itulah menurut Albi.

" Permisi tuan muda, nona Yara sudah sadar" informasi dari salah satu pengawal paviliun.

"Segera kabari Daddy soal keadaan varta" ucap Rayan saat mendengar pengawal itu berbicara dengan Albi

YARA'S SECRET - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang